29 C
Medan
Wednesday, May 22, 2024

Motivasi Hidup Sehat dalam Kehidupan Sehari-hari

MEDAN-Hari Kesehatan Nasional ke-48 diperingati di halaman depan Kantor Wali Kota Medan, Senin (12/11). Acara dihadiri Wakil Wali Kota Medan, Drs HT Dzulmi Eldin S MSi, Kadis Kesehatan Kota Medan, dr Edwin Effendi Msc dan  para PNS jajaran Dinas Kesehatan Kota Medan, serta pimpinan SKPD Pemko Medan.

Acara juga ditandai dengan pemberian penghargaan kepada pemenang lomba dokter teladan, kader posyandu, dan perawat terbaik, untuk pemenang lomba dokter teladan, dr Retno Sari Dewi (Ka Puskesmas Gelugur Darat, dan dr Helena Rugun Nainggolan (Ka Puskesmas Rantang), kader Posyandu, Sumarni Koto Posyandu Sempurna (Medan Belawan), Mardiah Posyandu Anggrek (Medan Belawan) dan Fitriyanti Posyandu Pelangi VII (Medan Petisah), tenaga perawat, Nurhalizah Daysi Pane (Pusekesmas Helvetria), dan Helmina Br Depari (Puskesmas Darussalam), tenaga gizi, Suharni Siregar ( Puskesmas Terjun) dan Lasma Minar Rutha (Puskesmas Gelugur Darat).

Wakil Wali Kota Medan, Drs HT Dzulmi Eldin S MSi saat membaca pidato Menteri Kesehatan RI dr Nafsiah Mboi Sp A MPH mengaku, pembangunan kesehatan tidak mungkin berhasil tanpa dukungan, peran serta dan komitmen seluruh pemangku kepentingan dan seluruh lapisan masyarakat.

Dikatakannya, tema hari kesehatan nasional adalah Indonesia Cinta Sehat dan Ibu sehat Anak Selamat adalah refleksi dari sikap dan perilaku setiap insan Indonesia menjadikan kesehatan sebagai dasar tindakan dan motivasi dalam kehidupan sehari-hari, sedangkan Ibu Sehat Anak Selamat merupakan sasaran prioritas pembangunan kesehatan, sasaran ini merupakan sasaran Millenium Development Goals (MDGs) dan sasaran rencana pembangunan jangka menengah nasional 2010-2014.

Ditambahkannya, tahun ini Pemko Medan berada di tengah periode pembangunan lima tahun, untuk itu perlu dilakukan evalusai pencapaian sasaran pembangunan kesehatan, dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak, cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan telah meningkat secara bermakna dari 61,4 persen pada tahun 2007 menjadi 87,4 persen pada 2011, cakupan imunisasi campak meningkat dari 67 persen menjadi 93 persen, status gizi masyarakat menunjukkan perbaikan, prevalensi gizi kurang pada balita 2010 sebesar 17,9 persen diharapkan turun menjadi 15 persen pada 2015.

“ Berdasarkan  laporan menunjukkan bahwa 71 persen balita mengunjungi Posyandu setiap bulannya, ini berarti sekitar 14 juta balita di Indonesia memanfaatkan Posyandu, ini salah satu bukti bahwa revitalisasi Posyandu berhasil, “ ungkap Dzulmi Eldin.

Seiring dicapainya berbagai kemajuan, katanya, dalam pengembangan kesehatan, saat ini Pemko menghadapi tantangan baru yakni meningkatnya masalah penyakit tidak menular, menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 menunjukkan 59 persen kematian di Indoensia disebabkan penyakit tidak menular seperti stroke, kanker, diabetes, gagal ginjal dan penyakit jantung, pengobatan ini semua membutuhkan biaya yang sangat besar, namun hal ini dapat dicegah dengan gaya hidup sehat dengan pola makan gizi imbang, melaklukan olahraga, mengendalikan stres dan tidak merokok.

“Pemerintah berupaya meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang bermutu, menitik beratkan upaya promotif preventif, memperhatikan upaya-upaya kuratif-rehabilitatif, untuk meningkatkan akse dan kualitas pelayanan maka jangkaauan program jaminan kesehatan masyarakat diperluas, pelayanan kesehatan ibu dan anak diperkuat dengan program jampersal sejak 2011,” jelasnya.

Untuk itulah, lenjutnya, sejak tahun 2011, pemerintah menyediakan dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) berkisar antara Rp75 juta sampai Rp250 juta per puskesmas setiap tahunnya, dana BOK ini dimaksudkan untuk mendukung operasional puskesmas teramasuk pembinaan Posyandu, percepatan penurunan angka kematian ibu dan anak, pemulihan gizi kurang dan gizi buruk di masyarakat.

Menurutnya, pada saat ini pemerintah sedang mempersiapkan pelaksana Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) di bidang kesehatan untuk mewujudkan jaminan kesehatan semesta atau universal health coverage, pelaksanaan SJSN ini dimulai 2014 secara bertahap ditingkat cakupan kepersertaan hingga mencapai jaminan kesehatan semesta pada 2019, langkah ini mencukup penyiapan regulasi dan pemenuhan kebutuhan, sarana dan prasarana, sumber daya dan sosialisasi. (dya/gus)

MEDAN-Hari Kesehatan Nasional ke-48 diperingati di halaman depan Kantor Wali Kota Medan, Senin (12/11). Acara dihadiri Wakil Wali Kota Medan, Drs HT Dzulmi Eldin S MSi, Kadis Kesehatan Kota Medan, dr Edwin Effendi Msc dan  para PNS jajaran Dinas Kesehatan Kota Medan, serta pimpinan SKPD Pemko Medan.

Acara juga ditandai dengan pemberian penghargaan kepada pemenang lomba dokter teladan, kader posyandu, dan perawat terbaik, untuk pemenang lomba dokter teladan, dr Retno Sari Dewi (Ka Puskesmas Gelugur Darat, dan dr Helena Rugun Nainggolan (Ka Puskesmas Rantang), kader Posyandu, Sumarni Koto Posyandu Sempurna (Medan Belawan), Mardiah Posyandu Anggrek (Medan Belawan) dan Fitriyanti Posyandu Pelangi VII (Medan Petisah), tenaga perawat, Nurhalizah Daysi Pane (Pusekesmas Helvetria), dan Helmina Br Depari (Puskesmas Darussalam), tenaga gizi, Suharni Siregar ( Puskesmas Terjun) dan Lasma Minar Rutha (Puskesmas Gelugur Darat).

Wakil Wali Kota Medan, Drs HT Dzulmi Eldin S MSi saat membaca pidato Menteri Kesehatan RI dr Nafsiah Mboi Sp A MPH mengaku, pembangunan kesehatan tidak mungkin berhasil tanpa dukungan, peran serta dan komitmen seluruh pemangku kepentingan dan seluruh lapisan masyarakat.

Dikatakannya, tema hari kesehatan nasional adalah Indonesia Cinta Sehat dan Ibu sehat Anak Selamat adalah refleksi dari sikap dan perilaku setiap insan Indonesia menjadikan kesehatan sebagai dasar tindakan dan motivasi dalam kehidupan sehari-hari, sedangkan Ibu Sehat Anak Selamat merupakan sasaran prioritas pembangunan kesehatan, sasaran ini merupakan sasaran Millenium Development Goals (MDGs) dan sasaran rencana pembangunan jangka menengah nasional 2010-2014.

Ditambahkannya, tahun ini Pemko Medan berada di tengah periode pembangunan lima tahun, untuk itu perlu dilakukan evalusai pencapaian sasaran pembangunan kesehatan, dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak, cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan telah meningkat secara bermakna dari 61,4 persen pada tahun 2007 menjadi 87,4 persen pada 2011, cakupan imunisasi campak meningkat dari 67 persen menjadi 93 persen, status gizi masyarakat menunjukkan perbaikan, prevalensi gizi kurang pada balita 2010 sebesar 17,9 persen diharapkan turun menjadi 15 persen pada 2015.

“ Berdasarkan  laporan menunjukkan bahwa 71 persen balita mengunjungi Posyandu setiap bulannya, ini berarti sekitar 14 juta balita di Indonesia memanfaatkan Posyandu, ini salah satu bukti bahwa revitalisasi Posyandu berhasil, “ ungkap Dzulmi Eldin.

Seiring dicapainya berbagai kemajuan, katanya, dalam pengembangan kesehatan, saat ini Pemko menghadapi tantangan baru yakni meningkatnya masalah penyakit tidak menular, menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 menunjukkan 59 persen kematian di Indoensia disebabkan penyakit tidak menular seperti stroke, kanker, diabetes, gagal ginjal dan penyakit jantung, pengobatan ini semua membutuhkan biaya yang sangat besar, namun hal ini dapat dicegah dengan gaya hidup sehat dengan pola makan gizi imbang, melaklukan olahraga, mengendalikan stres dan tidak merokok.

“Pemerintah berupaya meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang bermutu, menitik beratkan upaya promotif preventif, memperhatikan upaya-upaya kuratif-rehabilitatif, untuk meningkatkan akse dan kualitas pelayanan maka jangkaauan program jaminan kesehatan masyarakat diperluas, pelayanan kesehatan ibu dan anak diperkuat dengan program jampersal sejak 2011,” jelasnya.

Untuk itulah, lenjutnya, sejak tahun 2011, pemerintah menyediakan dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) berkisar antara Rp75 juta sampai Rp250 juta per puskesmas setiap tahunnya, dana BOK ini dimaksudkan untuk mendukung operasional puskesmas teramasuk pembinaan Posyandu, percepatan penurunan angka kematian ibu dan anak, pemulihan gizi kurang dan gizi buruk di masyarakat.

Menurutnya, pada saat ini pemerintah sedang mempersiapkan pelaksana Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) di bidang kesehatan untuk mewujudkan jaminan kesehatan semesta atau universal health coverage, pelaksanaan SJSN ini dimulai 2014 secara bertahap ditingkat cakupan kepersertaan hingga mencapai jaminan kesehatan semesta pada 2019, langkah ini mencukup penyiapan regulasi dan pemenuhan kebutuhan, sarana dan prasarana, sumber daya dan sosialisasi. (dya/gus)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/