30 C
Medan
Friday, June 21, 2024

Dua Bulan tak Sadarkan Diri, Hanya Dibantu Oksigen

Mariana, Penderita Radang Selaput Otak

Maria Alicia Br Simanjuntak (13), warga Jalan Jermal 15 Gg Buntu Medan Denai, sudah dua bulan terbaring lemah di Ruang III Anak RSUD dr Pirngadi Medan tak sadarkan diri. Maria didiagnosa tim medis menderita meningitis serosa atau radang selaput otak.

Kusuma Ramadhan, Medan

Tak ada seuntai kalimatpun yang bisa keluar dari bibir mungil Maria. Hanya air matanya sesekali yang terlihat menetes di pipinyan
Kondisi ini jauh berbeda ketika dirinya masih dalam kondisi sehat.

Gadis yang masih duduk di bangku kelas I SMP 23 Medan, adalah murid yang selalu diandalkan sekolah untuk mengikuti lomba paduan suara.
Terbukti Maria dan teman-temannya berhasil meraih juara II paduan suara tingkat SMP se-Kota Medan beberapa waktu lalu.
Abang kandung Maria, Samuel (16) juga tak mampu berbuat banyak dengan kondisi adiknya yang sangat ia sayangi.

“Dia (Maria) pintar di kelasnya, bahkan dia juga pintar nyanyi sehingga sering diajak gurunya lomba paduan suara,”ujar Samuel, saat ditemui di ruang perawatan Maria, Rabu siang (13/6).

Samuel hanya bisa bisa mengenang saat -saat Maria aktif sebelum sakit. Samuel tak yakin apakah adiknya bisa aktif lagi nantinya seperti sebelum-sebelumnya.

Sebab, akibat penyakit yang diderita adiknya itu, jangankan untuk menyanyi, bersuara pun Maria tak berdaya lagi.
Layaknya seperti seorang penderita stroke, Maria hanya mampu terbaring dengan bantuan oksigen yang sesekali diberikan perawat untuk membantu pernafasannya.

“Dia bisa merespon kalau orang di sekelilingnya berbicara. Hanya saja dia tak bisa ngomong,” ujar Samuel.
Kini buah hati pasangan Mendiang Desi (35) dan Runggu Simanjuntak (50) ini juga harus merelakan kehilangan kesempatan untuk mengikuti ujian akhir semester di sekolahnya.

Dari penuturan Samuel, adiknya menderita penyakit meningitis, berawal dari demam dan batuk yang dialaminya pada akhir Maret 2012 lalu. Sehingga Maria harus dibawa berobat ke klinik yang tak jauh dari kediamannya.

Sayangnya, penyakit yang diderita anak keempat dari enam bersaudara itu tak kunjung sembuh, hingga harus dirujuk ke RSUD dr Pirngadi Medan pada 3 Februari lalu dengan berbekal kartu JPKMS.

“Saat masuk pertama di RSUD dr Pirngadi dia sempat didagnosa mengalami penyakit typus, namun karena kondisinya semakin parah hingga tak sadarkan diri, keluarga membawa dia ke RS Elizabeth,”tutur Samuel.

Berdasarkan hasil scanning di RS Elizabeth, Maria ternyata menderita infeksi paru-paru dan infeksi radang otak.
“Namun ketiadaan biaya karena ayah kami hanya supir angkot, Maria dibawa kembali ke Pirngadi dan mengurus kartu JPKMS-nya,”ucap Samuel.
Kini harapan besar keluarga adalah kesembuhan Maria.

Pasalnya sang bibi pernah menjanjikan Maria untuk sekolah di keperawatan.

Karena dari penuturan Samuel, harapan besar dan cita-cita Maria selama ini adalah menjadi seorang dokter yang bisa mengabdi bagi orang lain. Kiranya, harapan mulia itu bisa direalisasikan lewat doa, keajaiban serta harapan besar keluarga untuk bisa meraih mimpi sang Maria.
“Kami berharap Maria bisa sembuh meskipun harus menunggu lama. Karena kata dokter radang otaknya hanya bisa disembuhkan dengan konsumsi obat sampai 10 bulan. Doakan ya bang adik saya bisa lekas sembuh agar bisa melajutkan sekolahnya,” imbuh Samuel seraya berterimakasih bila ada dermawan yang mau meringankan beban keluarga mereka.

Sementara Kasubag Hukum dan Humas RSUPM, Edison Perangin-perangin SH MKes menerangkan, kalau pihak medis akan tetap merawat pasien Maria yang  menggunakan kartu JPKMS.

“Dia mengalami meningitis (radang otak) dan TB. Saat ini pengobatannya hanya dengan mengkonsumsi obat sampai radang otak dan TB-nya bisa benar-benar sembuh,” kata Edison. (*)

Mariana, Penderita Radang Selaput Otak

Maria Alicia Br Simanjuntak (13), warga Jalan Jermal 15 Gg Buntu Medan Denai, sudah dua bulan terbaring lemah di Ruang III Anak RSUD dr Pirngadi Medan tak sadarkan diri. Maria didiagnosa tim medis menderita meningitis serosa atau radang selaput otak.

Kusuma Ramadhan, Medan

Tak ada seuntai kalimatpun yang bisa keluar dari bibir mungil Maria. Hanya air matanya sesekali yang terlihat menetes di pipinyan
Kondisi ini jauh berbeda ketika dirinya masih dalam kondisi sehat.

Gadis yang masih duduk di bangku kelas I SMP 23 Medan, adalah murid yang selalu diandalkan sekolah untuk mengikuti lomba paduan suara.
Terbukti Maria dan teman-temannya berhasil meraih juara II paduan suara tingkat SMP se-Kota Medan beberapa waktu lalu.
Abang kandung Maria, Samuel (16) juga tak mampu berbuat banyak dengan kondisi adiknya yang sangat ia sayangi.

“Dia (Maria) pintar di kelasnya, bahkan dia juga pintar nyanyi sehingga sering diajak gurunya lomba paduan suara,”ujar Samuel, saat ditemui di ruang perawatan Maria, Rabu siang (13/6).

Samuel hanya bisa bisa mengenang saat -saat Maria aktif sebelum sakit. Samuel tak yakin apakah adiknya bisa aktif lagi nantinya seperti sebelum-sebelumnya.

Sebab, akibat penyakit yang diderita adiknya itu, jangankan untuk menyanyi, bersuara pun Maria tak berdaya lagi.
Layaknya seperti seorang penderita stroke, Maria hanya mampu terbaring dengan bantuan oksigen yang sesekali diberikan perawat untuk membantu pernafasannya.

“Dia bisa merespon kalau orang di sekelilingnya berbicara. Hanya saja dia tak bisa ngomong,” ujar Samuel.
Kini buah hati pasangan Mendiang Desi (35) dan Runggu Simanjuntak (50) ini juga harus merelakan kehilangan kesempatan untuk mengikuti ujian akhir semester di sekolahnya.

Dari penuturan Samuel, adiknya menderita penyakit meningitis, berawal dari demam dan batuk yang dialaminya pada akhir Maret 2012 lalu. Sehingga Maria harus dibawa berobat ke klinik yang tak jauh dari kediamannya.

Sayangnya, penyakit yang diderita anak keempat dari enam bersaudara itu tak kunjung sembuh, hingga harus dirujuk ke RSUD dr Pirngadi Medan pada 3 Februari lalu dengan berbekal kartu JPKMS.

“Saat masuk pertama di RSUD dr Pirngadi dia sempat didagnosa mengalami penyakit typus, namun karena kondisinya semakin parah hingga tak sadarkan diri, keluarga membawa dia ke RS Elizabeth,”tutur Samuel.

Berdasarkan hasil scanning di RS Elizabeth, Maria ternyata menderita infeksi paru-paru dan infeksi radang otak.
“Namun ketiadaan biaya karena ayah kami hanya supir angkot, Maria dibawa kembali ke Pirngadi dan mengurus kartu JPKMS-nya,”ucap Samuel.
Kini harapan besar keluarga adalah kesembuhan Maria.

Pasalnya sang bibi pernah menjanjikan Maria untuk sekolah di keperawatan.

Karena dari penuturan Samuel, harapan besar dan cita-cita Maria selama ini adalah menjadi seorang dokter yang bisa mengabdi bagi orang lain. Kiranya, harapan mulia itu bisa direalisasikan lewat doa, keajaiban serta harapan besar keluarga untuk bisa meraih mimpi sang Maria.
“Kami berharap Maria bisa sembuh meskipun harus menunggu lama. Karena kata dokter radang otaknya hanya bisa disembuhkan dengan konsumsi obat sampai 10 bulan. Doakan ya bang adik saya bisa lekas sembuh agar bisa melajutkan sekolahnya,” imbuh Samuel seraya berterimakasih bila ada dermawan yang mau meringankan beban keluarga mereka.

Sementara Kasubag Hukum dan Humas RSUPM, Edison Perangin-perangin SH MKes menerangkan, kalau pihak medis akan tetap merawat pasien Maria yang  menggunakan kartu JPKMS.

“Dia mengalami meningitis (radang otak) dan TB. Saat ini pengobatannya hanya dengan mengkonsumsi obat sampai radang otak dan TB-nya bisa benar-benar sembuh,” kata Edison. (*)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/