MEDAN, SUMUTPOS.CO- Dinas Perhubungan (Dishub) Sumut bersama Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Poldasu) siap mengantisipasi potensi gangguan keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas selama masa angkutan Lebaran atau mudik. Kabid Humas Poldasu Kombes Pol Helfi Assegaf menegaskan, untuk pengamanan Lebaran dan arus mudik, pihaknya menggelar Operasi Ketupat 2015 yang berlangsung selama 16 hari.
Operasi ini melibatkan 4.604 personel dalam setiap shifnya yang tersebar di 98 pos pengamanan dengan dilengkapi 14 pos pelayanan.
Selain melakukan pengamanan, kata Helfi, Poldasu juga bersiap untuk mengantisipasi hal yang tak diinginkan di beberapa daerah rawan kecelakaan, longsor, maupun rawan kejahatan.
“Jadi di setiap 200 meter sebelum lokasi yang rawan ada rambu-rambu peringatan kalan rusak atau licin. Kita juga menempatkan personel-personel di setiap pospam, mereka terbagi dalam tiga jadwal penjagaan,” papar Helfi rapat persiapan Arus Mudik Idul Fitri 2015 di Aula Dinas Kominfo Sumut, Senin (13/7).
Lebih lanjut ia mengatakan, di 14 pos pelayanan yang ada terdapat petugas dan perlengkapan medis, info jalan, layanan kehilangan, serta bantuan lain.
“Jadi diharapkan para pemudik benar-benar nyaman selama dalam perjalanan,” tandas Helfi seraya mengingatkan para pemudik harus mentaati aturan lalu lintas yang berlaku. Ditambahkan, jalan raya yang rawan laka lantas dan kemacetan yaitu di jalur Medan-Berastagi, Siantar-Parapat, Lubuk Pakam-Tebing Tinggi, Tebing Tinggi-Kisaran, Kisaran-Labuhan Batu, dan Tarutung-Sibolga. Sedangkan, jalan raya yang rawan longsor yakni, Sipirok Kabupaten Tapsel, Desa Sembahe Kabupaten Deli Serdang, Desa Listrik Berastagi Kabupaten Karo, Desa Parapat Kabupaten Simalungun, Desa Adian Koting Kabupaten Taput, Kecamatan Pahae Jae Kabupaten Taput.
Kadishub Sumut melalui Kabid Perhubungan Darat Darwin Purba mengatakan, berdasarkan hasil survei yang dilakukan pihaknya terdapat 14 lokasi rawan longsor, 51 rawan macet dan 81 rawan kecelakaan. Selain itu, adanya 54 lokasi pasar tumpah dan 39 perlintasan sebidang kereta api menjadi hal yang bisa mengganggu kenyamanan perjalanan saat mudik.
“Diperkirakan puncak arus mudik di Sumatera Utara terjadi pada H-1 dan arus balik pada H+3,” kata Darwin.
Darwin mengungkapkan pihaknya sudah mengeluarkan surat edaran terkait larangan truk beroperasi siang hari. Truk hanya dibolehlan beroperasi di atas jam delapan malam.
Sementara, demi menjaga dan menjamin keamanan warga masyarakat dalam merayakan Idul Fitri, pihak Poldasu sepertinya tidak mau tanggung-tanggung. Tak hanya pengamanan yang bersifat terbuka yang dilakukan, Poldasu juga menurunkan sniper atau penembak jitu dalam pengamanan yang sifatnya tertutup. “Sniper menjadi bagian dari personel yang diturunkan dalam pengamanan Idul Fitri. Hanya saja sifatnya tertutup. Kita pun tidak akan memberitahu para sniper itu ditempatkan,” aku Helfi yang tak menampik pengamanan objek-objek vital di inti kota menjadi salah satu skala prioritas utama.
Selain masalah arus lalu lintas di jalur mudik, polisi juga melakukan pengamanan di beberapa lokasi yang diprediksi bakal menjadi titik keramaian, seperti tempat rekreasi dan wisata, pusat perbelanjaan atau mall, spbu sampai pemukiman penduduk yang ditinggalkan penghuninya.
Disamping persiapan soal arus mudik, ketersediaan bahan pokok sekaligus harga di pasaran masih memadai dan normal. Ekspos dari Badan Ketahanan Pangan (BKP) Sumut menjelaskan bahwa dari pengawasan yang pihaknya lakukan, ketersediaan bahan baku seperti ayam, daging, minyak goreng, beras, gula, dan bahan pokok lainnya masih stabil. Untuk itu masyarakat tidak perlu khawatir apalagi berlaku konsumtif jelang Lebaran ini.(prn)