31 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Mahasiswa UINSU Kritik Jokowi

PAKAI TOPENG:
Anggota Komunitas Kuliner Binjai memakai topeng bergambar Bakal Calon Presiden Joko Widodo dan Prabowo Subianto di Jalan Sudirman Medan, Kamis (13/9). Aksi tersebut guna menyerukan kepada masyarakat terutama pengguna sosial media untuk tidak saling hujat dan menyebarkan ujaran kebencian menjelang Pilpres 2019.

MEDAN,SUMUTPOS.CO – Puluhan mahasiswa dari Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) berunjukrasa mengkritik Presiden Jokowi atas kondisi perekonomian Indonesia yang makin terpuruk. Aksi tersebut digelar di depan gedung DPRD Sumut, Kamis (13/9).

Dengan membawa isu melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar, para mahasiswa dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) itu memaksa masuk ke lingkungan gedung dewan. Namun aparat kepolisian tidak mengizinkan massa untuk menduduki dan menggelar rapat dengan anggota dewan.

Akibatnya suasana sempat ricuh Kepolisian pun hanya memperbolehkan sebagian dari massa untuk masuk sebagai perwakilan. Namun tawaran tersebut ditolak dan mahasiswa tetap bersikeras agar semua peserta aksi diizinkan masuk ke gedung wakil rakyat tersebut. Aksi dorong pun terjadi.

Dalam orasinya, para mahasiswa menilai rezim pemerintahan Jokowi-JK tidak mampu memperbaiki tatanan hidup rakyat yang lebih layak sebagaimana dijanjikan dalam kampanye 2014 lalu.”Hari ini kita dihadapkan persoalan yang mirip dengan kondisi saat reformasi terjadi, di mana nilai tukar rupiah terhadap dolar melambung tinggi sehingga terjadi krisis moneter,” kata Koordinator aksi M. Najib.

Menurut mereka, pemerintahan Jokowi-JK yang sudah memasuki tahun keempat ini, masyarakat Indonesia justru berada pada situasi terpuruk sepanjang era demokrasi berjalan. Rezim ini pun terbukti tidak mampu memimpin republik ini dengan baik.

Mereka juga mengungkapkan, pelemahan rupiah yang terus menerus merupakan bukti serta fakta yang tidak terbantahkan pada level Rp15.000 seharusnya menjadi lampu kuning bagi pemerintah untuk melakukan perbaikan serta langkah-langkah strategis untuk memperbaiki masalah perekonomian. “Tapi itu tidak dilakukan dan terkesan dipandang sebelah oleh rezim saat ini, terbukti dengan jatuhnya rupiah di level Rp15 ribu,” bilang M. Najib.

Adapun janji pemerintah menurut mereka saat ini hanya omong kosong, seperti tidak mengimpor beras, buy back Indosat dan lainnya. Belum lagi persoalan ketimpangan yang melebar, kesejahteraan, KKN, penegakan HAM dan kebebasan berpendapat yang semuanya masih jauh dari arah dan tujuan. “Realitas negara layaknya berjalan mundur. Cita-cita bangsa tidak terwujud,” katanya lagi.

Karena itu, kata mereka, HMI UIN Sumut Medan menyatakan sikap, yakni meminta kepada pemerintah untuk menstabilkan rupiah, perbaiki perekonomian rakyat Indonesia dan turunkan Jokowi-JK karena tidak mampu memperbaiki tatanan hidup masyarakat yang lebih layak. (bal/ila)

PAKAI TOPENG:
Anggota Komunitas Kuliner Binjai memakai topeng bergambar Bakal Calon Presiden Joko Widodo dan Prabowo Subianto di Jalan Sudirman Medan, Kamis (13/9). Aksi tersebut guna menyerukan kepada masyarakat terutama pengguna sosial media untuk tidak saling hujat dan menyebarkan ujaran kebencian menjelang Pilpres 2019.

MEDAN,SUMUTPOS.CO – Puluhan mahasiswa dari Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) berunjukrasa mengkritik Presiden Jokowi atas kondisi perekonomian Indonesia yang makin terpuruk. Aksi tersebut digelar di depan gedung DPRD Sumut, Kamis (13/9).

Dengan membawa isu melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar, para mahasiswa dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) itu memaksa masuk ke lingkungan gedung dewan. Namun aparat kepolisian tidak mengizinkan massa untuk menduduki dan menggelar rapat dengan anggota dewan.

Akibatnya suasana sempat ricuh Kepolisian pun hanya memperbolehkan sebagian dari massa untuk masuk sebagai perwakilan. Namun tawaran tersebut ditolak dan mahasiswa tetap bersikeras agar semua peserta aksi diizinkan masuk ke gedung wakil rakyat tersebut. Aksi dorong pun terjadi.

Dalam orasinya, para mahasiswa menilai rezim pemerintahan Jokowi-JK tidak mampu memperbaiki tatanan hidup rakyat yang lebih layak sebagaimana dijanjikan dalam kampanye 2014 lalu.”Hari ini kita dihadapkan persoalan yang mirip dengan kondisi saat reformasi terjadi, di mana nilai tukar rupiah terhadap dolar melambung tinggi sehingga terjadi krisis moneter,” kata Koordinator aksi M. Najib.

Menurut mereka, pemerintahan Jokowi-JK yang sudah memasuki tahun keempat ini, masyarakat Indonesia justru berada pada situasi terpuruk sepanjang era demokrasi berjalan. Rezim ini pun terbukti tidak mampu memimpin republik ini dengan baik.

Mereka juga mengungkapkan, pelemahan rupiah yang terus menerus merupakan bukti serta fakta yang tidak terbantahkan pada level Rp15.000 seharusnya menjadi lampu kuning bagi pemerintah untuk melakukan perbaikan serta langkah-langkah strategis untuk memperbaiki masalah perekonomian. “Tapi itu tidak dilakukan dan terkesan dipandang sebelah oleh rezim saat ini, terbukti dengan jatuhnya rupiah di level Rp15 ribu,” bilang M. Najib.

Adapun janji pemerintah menurut mereka saat ini hanya omong kosong, seperti tidak mengimpor beras, buy back Indosat dan lainnya. Belum lagi persoalan ketimpangan yang melebar, kesejahteraan, KKN, penegakan HAM dan kebebasan berpendapat yang semuanya masih jauh dari arah dan tujuan. “Realitas negara layaknya berjalan mundur. Cita-cita bangsa tidak terwujud,” katanya lagi.

Karena itu, kata mereka, HMI UIN Sumut Medan menyatakan sikap, yakni meminta kepada pemerintah untuk menstabilkan rupiah, perbaiki perekonomian rakyat Indonesia dan turunkan Jokowi-JK karena tidak mampu memperbaiki tatanan hidup masyarakat yang lebih layak. (bal/ila)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/