25 C
Medan
Sunday, September 29, 2024

Terlambat karena Jamaah tak Tertib

Kepulangan Kloter 03 Diwarnai Mendung dan Hujan

MEDAN- Meskipun cuaca mendung mewarnai pemulangan jamaah haji ke tanah air, namun pemulangan kloter 03 Debarkasi Medan dengan jumlah 454 jamaah haji asal Binjai dan Medan dipastikan berjalan lancar seperti pemulangan kloter sebelumnya. Sesuai jadwal, jamaah kloter 03 berangkat dari Bandara King Abdul Aziz (KAA) Jeddah Minggu (13/11) pukul 11.57 waktu setempat dan tiba di Bandara Polonia Medan pada Minggu dinihari pukul 00.15 WIB.

“Jumlah jamaah 454 berarti ada satu seat kosong. Kita doakan saja pemulangannya lancar seperti kloter sebelumnya. Meski cuaca mendung dan hujan deras menyambut pemulangan jamaah, mudah-mudahan berjalan lancar,” kata Kepala Bidang Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH), Abd Rahman melalui Humas PPIH Debarkasi Medan, Sazli Nasution.

Namun pada pemulangan kloter 02 Debarkasi Medan sebelumnya, seorang jamaah asal Medan, Kasni Mahidin Nasution Binti Mahidin (45) nomor manifest 448 dirujuk ke RS Haji Medan karena menderita terjepit tulang belakang. “Setelah diobservasi di Poliklinik Asrama Haji Medan, ternyata kondisinya tidak memungkinkan, lalu dibawa ke rumah sakit rujukan,” ujar Sazli.

Ditambahkannya, jumlah jamaah kloter 02 Debarkasi Medan sendiri sebanyak 451 orang diantaranya asal Padangsidempuan 361 orang, Medan 78, Deli Serdang 2 jamaah, asal Jakarta 3 orang dan ditambah petugas 5 orang. “Jadi ada jamaah yang mengisi seat kosong untuk kepulangan rombongan kloter 02 ini,” jelasnya.

Saat ditanyakan mengenai 3 orang jamaah haji asal Jakarta yang ikut pada pemulangan kloter 02 Debarkasi Medan ini, Sazli menjelaskan bahwa seat kosong dapat diisi oleh jamaah haji daerah mana saja asal memenuhi syarat. “Namun, risikonya, 3 jamaah ini harus menanggung ongkos sendiri untuk kepulangannya ke Jakarta. Jadi, bisa-bisa saja mereka minta pulang dengan kloter lain, tapi, ya itu tadi, biaya pesawat ke Jakarta dibayar sendiri,” ucapnya.

Selain itu seorang jamaah asal Padangsidimpuan, Cahyo Iman Binti Abu Sohob (58) nomor manifest 326 menunda kepulangannya ketanah air. “Kita juga belum peroleh informasi yang pasti kenapa jamaah ini menunda kepulangannya dan ke kloter mana dia dimutasi. Nanti akan kita cek lagi,” urai Sazli.

Mengenai keterlambatan proses pemulangan jamaah haji Indonesia, juga disebabkan karena tidak tertibnya jamaah haji. Menurutnya, jamaah haji Indonesia masih banyak ditemukan membawa barang-barang yang dilarang didalam tasnya. Saat dilakukan pemeriksaan oleh petugas keamanan Bandara Internasional KAA, dari tubuh jamaah haji masih mengeluarkan bunyi karena adanya benda logam. Maka, jamaah tersebut harus menjalani pemeriksaan ulang hingga benar-benar clean.

“Ada yang membawa air zam-zam di dalam tas, itu tidak boleh. Juga ada jamaah yang masih membawa barang-barang terlarang seperti gunting dan pisau yang disimpan di dalam kopiah jamaah. Ini kalau masuk detektor metal akan bunyi. Jadi, ini semua tidak boleh. Memang saat pemberangkatan ke tanah suci telah diperingatkan untuk tidak membawa barang-barang ini. Tapi tetap saja ada jamaah yang membawanya. Jadi pemeriksaan ulang pada tubuh jamaah ini memakan waktu,” jelasnya. (mag-11)

Kepulangan Kloter 03 Diwarnai Mendung dan Hujan

MEDAN- Meskipun cuaca mendung mewarnai pemulangan jamaah haji ke tanah air, namun pemulangan kloter 03 Debarkasi Medan dengan jumlah 454 jamaah haji asal Binjai dan Medan dipastikan berjalan lancar seperti pemulangan kloter sebelumnya. Sesuai jadwal, jamaah kloter 03 berangkat dari Bandara King Abdul Aziz (KAA) Jeddah Minggu (13/11) pukul 11.57 waktu setempat dan tiba di Bandara Polonia Medan pada Minggu dinihari pukul 00.15 WIB.

“Jumlah jamaah 454 berarti ada satu seat kosong. Kita doakan saja pemulangannya lancar seperti kloter sebelumnya. Meski cuaca mendung dan hujan deras menyambut pemulangan jamaah, mudah-mudahan berjalan lancar,” kata Kepala Bidang Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH), Abd Rahman melalui Humas PPIH Debarkasi Medan, Sazli Nasution.

Namun pada pemulangan kloter 02 Debarkasi Medan sebelumnya, seorang jamaah asal Medan, Kasni Mahidin Nasution Binti Mahidin (45) nomor manifest 448 dirujuk ke RS Haji Medan karena menderita terjepit tulang belakang. “Setelah diobservasi di Poliklinik Asrama Haji Medan, ternyata kondisinya tidak memungkinkan, lalu dibawa ke rumah sakit rujukan,” ujar Sazli.

Ditambahkannya, jumlah jamaah kloter 02 Debarkasi Medan sendiri sebanyak 451 orang diantaranya asal Padangsidempuan 361 orang, Medan 78, Deli Serdang 2 jamaah, asal Jakarta 3 orang dan ditambah petugas 5 orang. “Jadi ada jamaah yang mengisi seat kosong untuk kepulangan rombongan kloter 02 ini,” jelasnya.

Saat ditanyakan mengenai 3 orang jamaah haji asal Jakarta yang ikut pada pemulangan kloter 02 Debarkasi Medan ini, Sazli menjelaskan bahwa seat kosong dapat diisi oleh jamaah haji daerah mana saja asal memenuhi syarat. “Namun, risikonya, 3 jamaah ini harus menanggung ongkos sendiri untuk kepulangannya ke Jakarta. Jadi, bisa-bisa saja mereka minta pulang dengan kloter lain, tapi, ya itu tadi, biaya pesawat ke Jakarta dibayar sendiri,” ucapnya.

Selain itu seorang jamaah asal Padangsidimpuan, Cahyo Iman Binti Abu Sohob (58) nomor manifest 326 menunda kepulangannya ketanah air. “Kita juga belum peroleh informasi yang pasti kenapa jamaah ini menunda kepulangannya dan ke kloter mana dia dimutasi. Nanti akan kita cek lagi,” urai Sazli.

Mengenai keterlambatan proses pemulangan jamaah haji Indonesia, juga disebabkan karena tidak tertibnya jamaah haji. Menurutnya, jamaah haji Indonesia masih banyak ditemukan membawa barang-barang yang dilarang didalam tasnya. Saat dilakukan pemeriksaan oleh petugas keamanan Bandara Internasional KAA, dari tubuh jamaah haji masih mengeluarkan bunyi karena adanya benda logam. Maka, jamaah tersebut harus menjalani pemeriksaan ulang hingga benar-benar clean.

“Ada yang membawa air zam-zam di dalam tas, itu tidak boleh. Juga ada jamaah yang masih membawa barang-barang terlarang seperti gunting dan pisau yang disimpan di dalam kopiah jamaah. Ini kalau masuk detektor metal akan bunyi. Jadi, ini semua tidak boleh. Memang saat pemberangkatan ke tanah suci telah diperingatkan untuk tidak membawa barang-barang ini. Tapi tetap saja ada jamaah yang membawanya. Jadi pemeriksaan ulang pada tubuh jamaah ini memakan waktu,” jelasnya. (mag-11)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/