MEDAN, SUMUTPOS.CO – Serangan bom bunuh diri mengguncang Markas Polrestabes Medan di Jalan HM Said No. 1 Kelurahan Durian, Kecamatan Medan Timur, Kota Medan, Rabu (13/11) pagi pukul 08.35 WIB. Akibat ledakan, pelaku tewas dengan tubuh terbelah dua. Saat beraksi, pelaku mengenakan jaket ojek online (ojol). Namun status di KTP masih pelajar/mahasiswa. Enam orang luka akibat ledakan. Dugaan polisi, pelaku merupakan pelaku tunggal alias lone wolf.
PIHAK Kepolisian Republik Indonesia (Polri) menyebut, terduga pelaku yang tewas adalah Rabbial Muslim Nasution (RMN), warga Jalan Jangka Ujung Gang Tentram Lingkungan 3, Kelurahan Sei Putih Barat, Kecamatan Medan Petisah. Usianya masih 24 tahun.
“Hasil identifikasi dan olah tempat kejadian perkara (TKP), dugaan sementara RMN melakukan serangan terorisme lone wolf (pelaku tunggal). Tapi masih didalami. Dia melakukan serangan pelaku tunggal di halaman Mapolresta Medan,” ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (13/11).
Namun polisi masih mengembangkan hasil pemeriksaan sementara itu. “Pengembangan nanti tentunya sangat ditentukan oleh tim di lapangan,” kata dia. Polda Sumatera Utara juga melakukan identifikasi terhadap beberapa kendaraan yang dicurigai di sekitar Mapolrestabes Medan.
Informasi dihimpun Sumut Pos dari lokasi kejadian dan dari kepolisian menyebutkan, Rabu pagi itu pelaku masuk dengan berjalan kaki ke kantor Mapolrestabes Medan. Ia mengenakan jaket ojek online dan menyandang tas ransel.
Sebelum masuk, pelaku memarkirkan sepeda motor Honda Vario BK 6848 CH yang dikendarainya di parkiran bagian depan kantor polisi tersebut.
Ketika masuk, pelaku sempat diperiksa petugas piket yang berjaga di depan pintu gerbang. Kepada petugas, RMN mengaku hendak membuat Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK), karena mau masuk CPNS. Saat itu di lokasi, situasi sangat ramai karena banyak warga yang hendak membuat SKCK. Petugas kepolisian setempat juga baru saja menggelar apel pagi di halaman Markas Polrestabes Medan sekitar pukul 08.00 WIB. Aparat masih ramai di lokasi apel pagi.
“Setelah itu, pihak kepolisian memberitahu pelaku bahwa peraturan untuk masuk ke kantor polisi harus membuka jaket. “Eh buka jaketmu, tadi kan sudah disuruh buka,” ucap Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Tatan Dirsan Atmaja, kepada wartawan, menirukan perkataan petugas jaga kepada pelaku.
Polisi kemudian menggeledah pelaku. Saat digeledah, di dalam tas ransel pelaku terdapat buku. Selanjutnya, anggota kepolisian melakukan pengaturan untuk persiapan serah terima tugas piket pengurusan SKCK sekitar pukul 08.30 WIB. “Sekitar pukul 08.30 WIB portal dibuka untuk menerima masyarakat yang akan melakukan pengurusan untuk membuat SKCK,” katanya.
Setelah diperiksa, pelaku lalu berjalan ke halaman. Namun tak berapa lama, pelaku keluar dari kantor polisi. Kemudian, ia kembali masuk.
Tiba-tiba, terjadilah ledakan bom. Duarrr… kepulan asap membubung ke udara di lokasi parkir truk dinas di depan Kantor Bagian Operasional (Bag Ops) halaman Mapolrestabes Medan.
Mendengar ledakan tersebut, petugas kepolisian dan masyarakat yang berada di halaman lalu berhamburan keluar. Namun, sebagian ada yang menolong korban terluka.
Selanjutnya, RMN ditemukan tewas di tempat dengan tubuh terbelah dua. Peristiwa itu juga menyebabkan enam orang menjadi korban luka ringan. Empat orang merupakan personel Polri, satu orang pekerja PHL, dan seorang lainnya masyarakat biasa.
Selain mengakibatkan korban jiwa dan luka-luka, peristiwa bom itu juga mengakibatkan 4 kendaraan rusak. Antara lain, mobil dinas dan mobil pribadi Kepala Bagian Operasional, serta dua unit truk dinas yang mengalami kaca pecah dan terkena serpihan ledakan. “Ledakannya hanya satu kali, tiba-tiba aja. Tapi, ledakannya kuat kali,” ujar Wiwi, petugas kebersihan yang biasa bertugas di Mapolrestabes Medan.
Pascaledakan, Setelah ledakan itu, petugas kepolisian langsung mensterilkan lokasi dengan membawa masyarakat keluar kantor Markas Polrestabes Medan. Polisi juga menutup akses masuk ke Mapolrestabes. Tim Inafis dan Penjinak Bom (Jibom) langsung melakukan penyelidikan hingga olah tempat kejadian perkara (TKP).
Sementara para korban luka dan jasad terduga pelaku langsung dilarikan ke Rumah Sakit Bhayangkara Medan, Jalan KH Wahid Hasyim.
Wakapolda Sumut, Brigjen Pol Mardiaz Kusin Dwihananto, menyatakan hasil penyelidikan sementara ini bom bunuh diri dan pelakunya tunggal. Untuk identitas pelaku sudah diketahui. Diutarakan Mardiaz, jenis bomnya belum bisa dipastikan apakah bom paku karena masih pendalaman. Namun, dari TKP ditemukan besi-besi sebagai penampang, paku besar dan kecil.
“Jadi, pelaku awalnya masuk ke dalam kantor dengan mengenakan jaket ojol dan memakai tas ransel. Namun, apakah yang bersangkutan bekerja sebagai pengemudi ojol, hal ini masih didalami,” ungkapnya.
Disinggung tentang pelaku berstatus mahasiswa, Mardiaz mengatakan, berdasarkan data dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil), yang bersangkutan mencantumkan data sebagai mahasiswa. “Akan tetapi, mahasiswa mana belum bisa kita pastikan karena sedang dalam penyelidikan,” sebut mantan Kapolrestabes Medan ini.
Terkait pelaku apakah berafiliasi dengan jaringan ISIS atau JAD, Mardiaz belum bisa memastikan karena masih dalam penyelidikan lebih lanjut oleh tim. “Sementara ini kita melihat fakta-fakta di lokasi kejadian, bahwasanya pelaku sendirian menggunakan bahan peledak hingga kemudian meledak,” ucapnya.
Saat ini Densus 88 Antiteror dengan tim Polrestabes Medan dan Polda Sumatera Utara sedang bekerja untuk melakukan proses selanjutnya. “Apakah jaringan ini masuk dalam jaringan apa dan lain-lain, tunggu saja,” kata dia.
Dia mengatakan, pihak kepolisian telah memeriksa dan meminta keterangan di dua rumah yang diduga kediaman atau keluarga pelaku. “Ada keluarganya yang diamankan untuk diminta keterangan, status yang diamankan tersebut sebagai saksi,” paparnya.
Terkait insiden ini pihaknya memperketat penjagaan di markas-markas polisi. Untuk jumlah personel, tergantung dari markas polisi masing-masing.
“Kita mengutuk keras aksi ini, tapi kita tidak perlu takut dan harus kembali beraktivitas seperti biasanya. Untuk itu, pelayanan Polrestabes Medan tetap kami buka,” cetusnya.
Melilitkan Bom di Pinggang
Pihak Polri menyebut, pelaku bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan mampu melewati pemeriksaan petugas, dengan melilitkan bom di pinggang. “(Bom) dililit di pinggang,” ujar Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo di Jakarta.
Dari hasil olah TKP yang dilakukan Densus 88 Antiteror, sejumlah barang bukti yang ditemukan di antaranya baterai berkekuatan 9 volt, pelat besi metal, irisan kabel, tombol switch on-off. “Ada beberapa irisan-irisan kabel, itu nanti akan didalami. Lalu ada beberapa potongan-potongan kabel cukup besar juga akan didalami. “Kemudian juga ditemukan cukup banyak paku dalam berbagai ukuran yang ditemukan di TKP,” kata Dedi.
Seluruh benda yang ditemukan di TKP nantinya akan diidentifikasi untuk menentukan apakah jenis ledakan yang terjadi termasuk ke dalam low explosive atau high explosive.
Selanjutnya, polisi akan mencocokkan DNA pelaku dengan orangtuanya. “Nanti akan dicek DNA-nya. Sementara tadi ungkapan dari hasil sidik jari dikuatkan lagi dari DNA yang ditemukan pelaku dengan kedua orangtua pelaku,” kata dia.
Dedi mengungkapkan, pihaknya juga tengah mencari rekam jejak RMN melalui media sosial (medsos). Hal itu dilakukan sebagai upaya penyelidikan apakah pelaku memiliki hubungan dengan jaringan teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
“Ya nanti akan didalami dari rekam jejak dari media sosial memang cukup aktif. Tapi dari rangkaian itu semua temuan yang ditemukan akan semua dikaji, nanti faktanya akan disampaikan,” jelas Dedi.
Mertua Pelaku Diboyong
Terkait bom bunuh diri RMN, petugas gabungan dari Polda Sumatera Utara dan Polres Pelabuhan Belawan dibantu tim Gegana Brimob Polda Sumut, mengeledah rumah pelaku bom bunuh diri di Pasar I, Melati 8, Gang, Lingkungan 6, Kelurahan Tanah Enam Ratus, Kecamatan Medan Marelan, Selasa (13/11) pukul 16.00 WIB.
Penggeledahan rumah Rabbial Muslim Nasution alias Dedek dilakukan secara paksa. Pasalnya, rumah bercat orange bercorak hijau dalam keadaan kosong terkunci dari luar.
Tim Gegana Brimob menyisir seluruh bagian rumah. Sejumlah benda-benda dicurigai diperiksa. Proses penggeledahan mendapat perhatian warga sekitar. Untuk mengamankan lokasi rumah, polisi memasang garis polisi.
Setelah menggeledah selama satu jam lebih, petugas mengamankan koper hitam, dua anak panah yang diletakkan di dalam keranjang warna hijau. Selain itu, petugas juga menyita beberapa buku tamu undangan pernikahan. Petugas langsung membawanya ke mobil polisi.
Kepling setempat, Sumini, mengatakan, istri RMN, bernama Dewi sejak pagi berada di rumah itu. Namun setelah siang, pintu rumahnya sudah digembok dari luar. “Tadi kata tetangga pagi masih nampak si Dewi. Tapi siang tidak nampak lagi,” cerita Sumini.
Selama ini, Rabbial baru sebulan menyewa rumah itu bersama istrinya Dewi. Sebelumnya, Dewi telah melapor untuk izin tinggal secara lisan di rumah yang disewa tersebut. “Istrinya (Dewi) waktu melapor ke saya mau tinggal di rumah itu datang bagus. Waktu saya minta buku nikahnya, sampai sekarang belum diantar. Kalau suaminya (Rabbial) saya dengar kerjanya ojek, itu yang saya tahu,” ucap Sumini.
Selama tinggal di rumah sewa itu, beber Sumini, dari tetangganya, ada beberapa temannya datang ke rumah itu untuk kegiatan pengajian. “Kalau saya tahu, cuma mereka berdua aja tinggal di rumah itu. Kalau ada kegiatan lain saya kurang tahu, yang jelas istrinya itu baik orangnya,” cetusnya.
Selanjutnya, polisi menggeledah rumah mertua pelaku di Pasar II Barat, Kelurahan Rengas Pulau, Kecamatan Medan. Di rumah toko yang sehari-hari berjualan ayam gerpek, polisi menanyai mertua pelaku bom bunuh diri.
Mertua pelaku bernama Andi Syahputra, dibawa polisi untuk menunjukkan rumah RMN. Selanjutnya, Andi Syahputra dan istrinya bernama Rabbial, dibawa polisi.
Tetangga sebelah rumah mertua Dedek, Nining, menyebut Dedek dan Dewi istri Dedek jarang ke rumah mertuanya. “Mereka usaha lontong, kalau Dewi sesekali datang. Mereka di situ sejak Maret. Sementara kami April pindah kemari. Jadi enggak tahu. Cuma yang bantu jualan di sini adeknya Dewi, si Wulan. Kalau suami Dewi si Dedek ramah asal kemari ya nyapa, setahu saya ya ojek,” ungkapnya.
Selanjutnya, petugas berpakaian preman juga mendatangi rumah orang tua RMN di Jalan Jangka, Medan.
Seorang warga bernama Muhammad Fahrizal Lubis alias Ijey, membenarkan rumah itu ditempati orang tua pelaku. Namun setelah RMN menikah, ia tidak lagi tinggal di rumah tersebut. “Sejak menikah setahun lalu, dia pindah dari sini. Setahu saya pekerjaannya ojol,” ungkap Ijey.
Ijey mengenal sosok RMN sebagai orang baik, ramah dan sopan. “Orangnya ramah dan diam-diam gitulah,” tutur Ijey.
Namun RMN pindah karena menikah setahun lalu. “Istrinya orang Marelan, tapi gak tahu pasti di mana. Kabarnya istrinya itu sedang hamil,” kata Ijey.
Anjing Pelacak Disiagakan
Seekor anjing pelacak bernama Ajax disiagakan di Mapolrestabes Medan. Anjing pelacak ini merupakan jenis dark germain shepherd. Anjing pelacak tersebut untuk mendeteksi bahan peledak. Menurut seorang polisi yang membawa Ajax, anjing ini berusia dua tahun dan sudah terlatih untuk mendeteksi bahan peledak.
“Satu satwa punya satu fungsi khusus. Ajax ini dia khusus deteksi handak (bahan peledak),” kata seorang polisi. “Ini disiagakan dulu di mobil. Kalau masih ada yang dicurigai bom lain, baru akan diturunkan,” sambungnya. (ris/fac/gus/bbs)