Site icon SumutPos

Tunggu Ya… Pasar Titi Kuning Dibangun Mulai Maret

Eldin di Pasar Tikung.
Eldin di Pasar Tikung.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pasar Titi Kuning (Tikung) akan dibangun mulai Maret 2016 mendatang. Pasar yang berada di Kecamatan Medan Johor ini akan menjadi pasar wisata pertama di Kota Medan.

“Setelah beberapa kali koordinasi dengan Pemko Medan, pasar ini akan menjadi Pasar Wisata. Rencananya, akan dibangun mulai Maret ini dan selesai tahun 2018,” kata Direktur Projek Revitalisasi Pasar Tikung, Hendy Ong di Medan, akhir pekan kemarin.

Dijelaskan, pembangunan pasar wisata ini merupakan perkembangan dari revitalisasi Pasar Titi Kuning yang awalnya diusulkan menjadi pasar seni. Akan tetapi, setelah berkoordinasi dengan Pemko Medan, pihaknya merasa lebih tepat maka membangun pasar wisata.

Apalagi rencana pembangunan kawasan Danau Toba yang tengah gencar dilakukan pemerintah merupakan peluang bagi Kota Medan. Pemerintah menargetkan 1 juta wisatawan datang ke Sumut dan mendatangi Danau Toba.

Medan sebagai gerbang Indonesia bagian Barat, sangat strategis dibangun pasar wisata. “Terutama wisatawan yang akan atau kembali dari Danau Toba melalui Medan. Maka, sangat dibutuhkan fasilitas yang bisa memenuhi kebutuhan oleh-oleh yang cukup diperoleh di satu tempat. Ya, itu akan ada di pasar wisata Titi Kuning,” jelasnya.

Ong menyebutkan, selama ini wisatawan yang datang ke Medan harus mengunjungi banyak tempat. Bila ingin membeli Bika Ambon, maka harus mengunjungi Jalan Mojo Pahit. Kalau ingin membeli kain harus menuju Pasar Ikan. “Nantinya di pasar wisata Titi Kuning kita akan penuhi semuanya,” kata Ong optimis.

Ditegaskan, revitalisasi pasar ini tidak akan mengusik pedagang lama. Sebab, pengembang sudah membuat konsep bahwa lantai I tetap ditempati oleh 388 pedagang lama.

Pengembang akan membangun kios permanen, dinding beton berplaster, berlantai keramik, plafon gibsum dan meja yang ukurannya ditambah. “Bentuknya akan seragam dan lebih baik,” tegasnya.

Dengan tetap mempertahankan konsep pasar tradisional, lanjut Ong, pengembang akan membuat zonasi dagangan. “Ada zonasi kain, ikan, daging dan lainnya. Tapi baik pasar basah maupun pasar kering, kita akan tetap membuat pasar tetap kering dan bersih,” katanya.

Rencana revitalisasi ini juga sudah disosialisasikan kepada pedagang, baik secara formal juga informal. Ong mengatakan, dari pengalamannya sosialisasi informal dengan cara mendatangi pedagang dari rumah ke rumah atau mengumpulkan pedagang dalam jumlah kecil akan lebih efektif.

Ong mengungkapkan reveltalisasi tersebut akan menggunakan dana sebesar Rp 40 miliar. “Saya semangat dengan rencana pemerintah yang akan menjadikan Danau Toba sebagai Monaco of Asia. Ini seperti sambutan baik bagi pembangunan pasar wisata Titi Kuning,” harap Direktur PT Rizky Tunggal Pratama ini.

Menyulap Pasar Tikung menjadi pasar tradisional modern dengan konsep wah, merupakan usaha yang nekat. Pasalnya, harga kios dan stand yang diperuntukkan untuk pedagang lama pasar Tikung hanya seharga Rp3juta untuk stand dan Rp6juta untuk kios.

Sementara hanya ada 338 kios dan stand di lantai 1. Dihitung-hitung pendapatan Ong hanya sekitar Rp2 miliar dari penjualan kios dan stand tersebut. Padahal, nilai investasi yang dikeluarkannya sekitar Rp40 miliar.

Namun Ong memiliki hitung-hitungan sendiri. Pihaknya malah menganggap penghasilan dari kios dan stand tersebut tidak ada. Sebab, penghasilan tersebut akan digunakannya juga untuk pembangunan basement.

“Orang bilang saya gila. Ya saya gila. Tapi hitung-hitungan saya beda. Lantai 1 itu saya tidak dapat untung sepeser pun. Saya harus bangun basement juga. Jadi lantai satu dan basement saya tidak mendapat apa-apa,” jelasnya.

Ong mengungkapkan, pihaknya hanya akan meraih keuntungan lewat total 400 unit kios dan stand yang ada di lantai 2 dan 3. Harga kios dan stand di sana akan dijualnya dengan harga mulai Rp80 juta. Tentunya angka ini terus meningkat melihat tipe bangunannya.

“Lantai 1 itu yang kelola PD Pasar Kota Medan. Nah saya akan mengelola lantai dua dan tiga. Saya diberikan jatah kelola hak sewa selama 20 tahun. Ya dari sinilah saya ambil pelan-pelan keuntungannya,” pungkasnya. (prn/dek)

Exit mobile version