25.6 C
Medan
Sunday, June 2, 2024

Dukung Keputusan Pemerintah, Khairul Ghazali Tarik Pernyataan terkait WNI di Suriah

Khairul Ghazali
Khairul Ghazali

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Mantan narapida teroris, Ustadz Khairul Ghazali menarik pernyataannya terkait dengan pemulangan 600 lebih Warga Negara Indonesia (WNI) eks anggota ISIS di Suriah. Kini, pimpinan Pondok Pesan-tren Al-Hidayah mendukung keputusan Pemerintah tolak pemulangan WNI tersebut.

“Saya menegaskan mencabut balik pernyataan sikap saya pada 13 Januari 2020 yang sempat viral di media sosial, dan mendukung sepenuhnya keputusan politik pemerintah yang tidak akan memulangkan WNI eks ISIS ke Indonesia,” ungkap Ghazali kepada Sumut Pos, Jumat (14/2).

Disinggung ada teguran dari Pemerintah Pusat statmennya beberapa hari lalu, Ghazali mengungkapkan tidak ada tekanan dari pihak mana pun. Namun ia, tidak mau pernyataan tersebut menjadi opini liar. “Tidak ada penekanan cuma dialog dan rasanya bisa jadi tidak kondusif dan liar makanya saya tarik balik, begitu,” tutur Ghazali.

Ghazali menjelaskan, pernyataannya sebelumnya menjadi opini liar dan dinilai seolah-olah dirinya mendukung simpatisan ISIS tersebut. “Maka dengan ini saya mengklarifikasi dan menarik balik Statemen Pernyataan Sikap tersebut,” ujar Pimpinan Pesantren Al-Hidayah yang mendidik anak-anak eks napiter ini.

Ia menjelaskan, ISIS adalah organisasi teroris global yang tindakan-tindakannya bertentangan dengann kemanusiaan dan peradaban dan bertolak belakang dengan nilai-nilai suci ajaran Islam yang penuh toleran dan rahmatan lil ‘alamiin.

“Tidak ada tempat bagi ISIS seincipun untuk masuk, bertapak dan berkembang biak di bumi Indonesia yang terkenal dengan kulturnya yang ramah, toleran dan gotong royong. Dengan demikian ISIS adalah organisasi teroris barbar yang menumpahkan darah dan merobek-merobek harkat martabat manusia. Sehingga tidak layak hidup dan berada di bumi manapun di dunia ini,” tegas Ghazali.

Di sisi lain, Ghazali sebagai mantan napiter, ternyata mendukung sepenuhnya opsi untuk memulang anak-anak WNI eks ISIS tersebut melalui evaluasi, rehabilitas, re-edukasi dan deradikalisasi.

“Demikian statemen saya untuk mencabut dan membatalkan statemen ‘pernyataan sikap’ sebelumnya, yang sempat menimbulkan sikap kontra dari sebagian kalangan masyarakat. Statemen ini saya buat dengan penuh rasa tanggungjawab dan kesadaran sebagai warganegara untuk menjaga keamanan dan stabilitas nasional,” pungkas Ghazali.(gus/ila)

Khairul Ghazali
Khairul Ghazali

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Mantan narapida teroris, Ustadz Khairul Ghazali menarik pernyataannya terkait dengan pemulangan 600 lebih Warga Negara Indonesia (WNI) eks anggota ISIS di Suriah. Kini, pimpinan Pondok Pesan-tren Al-Hidayah mendukung keputusan Pemerintah tolak pemulangan WNI tersebut.

“Saya menegaskan mencabut balik pernyataan sikap saya pada 13 Januari 2020 yang sempat viral di media sosial, dan mendukung sepenuhnya keputusan politik pemerintah yang tidak akan memulangkan WNI eks ISIS ke Indonesia,” ungkap Ghazali kepada Sumut Pos, Jumat (14/2).

Disinggung ada teguran dari Pemerintah Pusat statmennya beberapa hari lalu, Ghazali mengungkapkan tidak ada tekanan dari pihak mana pun. Namun ia, tidak mau pernyataan tersebut menjadi opini liar. “Tidak ada penekanan cuma dialog dan rasanya bisa jadi tidak kondusif dan liar makanya saya tarik balik, begitu,” tutur Ghazali.

Ghazali menjelaskan, pernyataannya sebelumnya menjadi opini liar dan dinilai seolah-olah dirinya mendukung simpatisan ISIS tersebut. “Maka dengan ini saya mengklarifikasi dan menarik balik Statemen Pernyataan Sikap tersebut,” ujar Pimpinan Pesantren Al-Hidayah yang mendidik anak-anak eks napiter ini.

Ia menjelaskan, ISIS adalah organisasi teroris global yang tindakan-tindakannya bertentangan dengann kemanusiaan dan peradaban dan bertolak belakang dengan nilai-nilai suci ajaran Islam yang penuh toleran dan rahmatan lil ‘alamiin.

“Tidak ada tempat bagi ISIS seincipun untuk masuk, bertapak dan berkembang biak di bumi Indonesia yang terkenal dengan kulturnya yang ramah, toleran dan gotong royong. Dengan demikian ISIS adalah organisasi teroris barbar yang menumpahkan darah dan merobek-merobek harkat martabat manusia. Sehingga tidak layak hidup dan berada di bumi manapun di dunia ini,” tegas Ghazali.

Di sisi lain, Ghazali sebagai mantan napiter, ternyata mendukung sepenuhnya opsi untuk memulang anak-anak WNI eks ISIS tersebut melalui evaluasi, rehabilitas, re-edukasi dan deradikalisasi.

“Demikian statemen saya untuk mencabut dan membatalkan statemen ‘pernyataan sikap’ sebelumnya, yang sempat menimbulkan sikap kontra dari sebagian kalangan masyarakat. Statemen ini saya buat dengan penuh rasa tanggungjawab dan kesadaran sebagai warganegara untuk menjaga keamanan dan stabilitas nasional,” pungkas Ghazali.(gus/ila)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/