30 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

Hujan Deras hingga Mei

MEDAN-Cuaca buruk dan hujan seperti beberapa hari ini disebabkan oleh pengaruh pola panas yang menyebabkan penguapan tinggi. Meski dianggap masih aman, hujan diprediksi berlangsung hingga Mei 2012 mendatang. Medan, Deliserdang (DS), Tebingtinggi, Binjai, dan Langkat pun berpotensi banjir.

“Cuaca hujan seperti ini sejak Februari 2012 hingga awal Mei 2012 ke depan. Ini terjadi karena saat musim kemarau sebelumnya penguapan terlalu tinggi dan hujan pun turun,” kata Kepala Data & Informasi Badan Meteorologi Klimatologi
dan Geofisika (BMKG) Wilayah I Stasiun Bandara Polonia Medan, Hartanto, diruang kerjanya, Rabu (14/3) pagi.
Disebutkannya, durasi hujan yang turun kategorinya sedang sampai besar. “Pola hujan atau durasinya 10-20 milimeter per jam,” bebernya.

Lanjutnya, dengan keadaan seperti ini, Medan masih ada potensi untuk banjir terutama daerah yang rawan banjir seperti daerah pinggiran sungai. Setidaknya, ada empat kabupaten/kota yang rawan banjir. “Untuk Medan yang masih rawan banjir itu daerah Kampung Aur dan daerah-daerah pinggiran sungai. Selain Medan, daerah yang rawan banjir Deliserdang, Tebingtinggi, Langkat dan Binjai,” ujarnya.

Menurutnya, sifat hujan seperti ini kategorinya tak menerus melainkan hanya sementara saja. “Dikategorikan sementara karena hujannya turun sekali dalam sehari dan begitu turun langsung ditumpahkan semuanya,” ungkapnya.
Disambungnya, untuk hujan seperti yang turun kemarin akan terjadi hingga akhir Maret. “Keadaan seperti diprediksi dan berdasarkan data yang akan sampai akhir Maret,” ucapnya.

Tak hanya hujan, Hartanto mengatakan ancaman puting beliung juga patut diwaspadai. “Tak hanya Medan, Deliserdang, Binjai, Langkat dan Labuhan Batu juga berpotensi angin kencang (angin puting beliung) tapi skala sedang,” akunya.
Hartanto mengimbau kepada warga Medan sekitarnya agar tetap waspada akan banjir termasuk banjir kiriman. “Kalau banjir kiriman itu bisa terjadi jika curah hujan deras di daerah pegunungan. Sejauh ini daerah yang rawan banjir kiriman masih Kampung Aur saja,” ujarnya.

Hartanto menyebutkan, untuk jarak pandang para pilot pesawat terbang, berdasarkan data yang ada masih aman. “Jarak pandang masih aman karena jarak pandang itu 1 km ke atas. Kalau 1 km ke bawah seperti 500 M, itu baru tak aman. Kalau sekarang ini jarak pandang masih aman-aman saja,” ujarnya.

Keterangan ini didukung Humas Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, Firdaus. “Hingga saat ini belum ada pesawat yang berhenti terbang. Jika cuacanya sudah tak mendukung baru maskapai penerbangan kita imbau untuk tak melakukan penerbangan,” katanya.

Banjir Kiriman di Kampung Aur Setinggi Paha Orang Dewasa
Kemarin, banjir kiriman kembali melanda warga Jalan Kampung Aur, Kelurahan Aur, Kecamatan Medan Maimun. Banjir kiriman itu disebabkan meluapnya aliran Sungai Deli.
Anto (30), seorang warga mengatakan, air mulai naik sekitar pagi 07.00 WIB, pagi. “Airnya naik jam 07.00 WIB tadi  dan naiknya air itu tiba-tiba saja,” katanya.

Menurutnya, saat air naik ketinggian mencapai sepaha orang dewasa, warga langsung mengevakuasi barang-barangnya semua dan air mulai surut pukul 12.00 WIB. Akibat banjir kiriman ini beberapa aktivitas warga menjadi terganggu. “Korban jiwa dalam kejadian ini tak ada, namun kerugian diperkirakan mencapai jutaan rupiah karena beberapa perabotan warga seperti lemari es dan kursi rusak karena luapan air,” sebutnya.

Tak hanya itu, amatan Sumut Pos, sebagian warga yang rumahnya terendam terpaksa harus mengungsi ke tempat yang lebih tinggi. Sebagian warga memilih bertahan di lantai 2 rumah milik mereka masing-masing. Banjir kiriman ini kerap melanda kawasan Kampung Aur setiap hujan dengan curah hujan yg tinggi. Banjir juga diperparah karena banyaknya rumah warga yang berada di bantaran Sungai Deli.

Banjir kiriman ini melanda 3 gang di kawasan Jalan Brigjend Katamso. Ketiga gang yang menerima banjir kiriman  itu di antaranya Gang Merdeka, Gang Bidan, dan Gang Keluarga. Ketinggian air jelas terlihat di Gang Merdeka, air mencapai sepinggang orang dewasa. Nani (31), salah seorang warga mengaku, air mulai naik di Gang Bidan, sekitar pukul 08.00 WIB pagi. “Tadi malam hujannya deras dan air saat itu belum naik. Air naiknya jam 08.00 WIB tadi pagi,” terangnya. (jon)

MEDAN-Cuaca buruk dan hujan seperti beberapa hari ini disebabkan oleh pengaruh pola panas yang menyebabkan penguapan tinggi. Meski dianggap masih aman, hujan diprediksi berlangsung hingga Mei 2012 mendatang. Medan, Deliserdang (DS), Tebingtinggi, Binjai, dan Langkat pun berpotensi banjir.

“Cuaca hujan seperti ini sejak Februari 2012 hingga awal Mei 2012 ke depan. Ini terjadi karena saat musim kemarau sebelumnya penguapan terlalu tinggi dan hujan pun turun,” kata Kepala Data & Informasi Badan Meteorologi Klimatologi
dan Geofisika (BMKG) Wilayah I Stasiun Bandara Polonia Medan, Hartanto, diruang kerjanya, Rabu (14/3) pagi.
Disebutkannya, durasi hujan yang turun kategorinya sedang sampai besar. “Pola hujan atau durasinya 10-20 milimeter per jam,” bebernya.

Lanjutnya, dengan keadaan seperti ini, Medan masih ada potensi untuk banjir terutama daerah yang rawan banjir seperti daerah pinggiran sungai. Setidaknya, ada empat kabupaten/kota yang rawan banjir. “Untuk Medan yang masih rawan banjir itu daerah Kampung Aur dan daerah-daerah pinggiran sungai. Selain Medan, daerah yang rawan banjir Deliserdang, Tebingtinggi, Langkat dan Binjai,” ujarnya.

Menurutnya, sifat hujan seperti ini kategorinya tak menerus melainkan hanya sementara saja. “Dikategorikan sementara karena hujannya turun sekali dalam sehari dan begitu turun langsung ditumpahkan semuanya,” ungkapnya.
Disambungnya, untuk hujan seperti yang turun kemarin akan terjadi hingga akhir Maret. “Keadaan seperti diprediksi dan berdasarkan data yang akan sampai akhir Maret,” ucapnya.

Tak hanya hujan, Hartanto mengatakan ancaman puting beliung juga patut diwaspadai. “Tak hanya Medan, Deliserdang, Binjai, Langkat dan Labuhan Batu juga berpotensi angin kencang (angin puting beliung) tapi skala sedang,” akunya.
Hartanto mengimbau kepada warga Medan sekitarnya agar tetap waspada akan banjir termasuk banjir kiriman. “Kalau banjir kiriman itu bisa terjadi jika curah hujan deras di daerah pegunungan. Sejauh ini daerah yang rawan banjir kiriman masih Kampung Aur saja,” ujarnya.

Hartanto menyebutkan, untuk jarak pandang para pilot pesawat terbang, berdasarkan data yang ada masih aman. “Jarak pandang masih aman karena jarak pandang itu 1 km ke atas. Kalau 1 km ke bawah seperti 500 M, itu baru tak aman. Kalau sekarang ini jarak pandang masih aman-aman saja,” ujarnya.

Keterangan ini didukung Humas Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, Firdaus. “Hingga saat ini belum ada pesawat yang berhenti terbang. Jika cuacanya sudah tak mendukung baru maskapai penerbangan kita imbau untuk tak melakukan penerbangan,” katanya.

Banjir Kiriman di Kampung Aur Setinggi Paha Orang Dewasa
Kemarin, banjir kiriman kembali melanda warga Jalan Kampung Aur, Kelurahan Aur, Kecamatan Medan Maimun. Banjir kiriman itu disebabkan meluapnya aliran Sungai Deli.
Anto (30), seorang warga mengatakan, air mulai naik sekitar pagi 07.00 WIB, pagi. “Airnya naik jam 07.00 WIB tadi  dan naiknya air itu tiba-tiba saja,” katanya.

Menurutnya, saat air naik ketinggian mencapai sepaha orang dewasa, warga langsung mengevakuasi barang-barangnya semua dan air mulai surut pukul 12.00 WIB. Akibat banjir kiriman ini beberapa aktivitas warga menjadi terganggu. “Korban jiwa dalam kejadian ini tak ada, namun kerugian diperkirakan mencapai jutaan rupiah karena beberapa perabotan warga seperti lemari es dan kursi rusak karena luapan air,” sebutnya.

Tak hanya itu, amatan Sumut Pos, sebagian warga yang rumahnya terendam terpaksa harus mengungsi ke tempat yang lebih tinggi. Sebagian warga memilih bertahan di lantai 2 rumah milik mereka masing-masing. Banjir kiriman ini kerap melanda kawasan Kampung Aur setiap hujan dengan curah hujan yg tinggi. Banjir juga diperparah karena banyaknya rumah warga yang berada di bantaran Sungai Deli.

Banjir kiriman ini melanda 3 gang di kawasan Jalan Brigjend Katamso. Ketiga gang yang menerima banjir kiriman  itu di antaranya Gang Merdeka, Gang Bidan, dan Gang Keluarga. Ketinggian air jelas terlihat di Gang Merdeka, air mencapai sepinggang orang dewasa. Nani (31), salah seorang warga mengaku, air mulai naik di Gang Bidan, sekitar pukul 08.00 WIB pagi. “Tadi malam hujannya deras dan air saat itu belum naik. Air naiknya jam 08.00 WIB tadi pagi,” terangnya. (jon)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/