Perjuangan Fajeri Siregar (30) dan istrinya, Wenny Feblisya (30) untuk kesembuhan anaknya Nyfara Salsabila (8 bulan) telah berakhir. Tepat pada hari Sabtu (13/4) pukul 08.43 WIB, si bayi mungil tersebut menghembuskan nafasnya yang terakhir di Rumah Sakit Columbia Asia Medan.
Baru beberapa hari Nyfara berada di Medan, setelah sebelumnya ia dilarikan ke RS National University Hospital di Singapura dan dinyatakan telah membaik. Nyfara dibawa kesana untuk melakukan perawatan kesehatan karena kondisinya yang drop juga sembari menunggu dana terkumpul untuk melakukan Transplantasi hati yang membutuhkan dana sebesar 1,5 Miliar.
Namun, setelah beberapa hari berada di rumahnya di Jalan Utomo, Kelurahan Perintis, Kecamatan Medan Timur, Nyfara panas dan batuk hingga akhirnya kembali dilarikan ke RS Columbia Asia Medan. Pihak RS awalnya sudah mengatakan bahwa penanganan untuk Nyfara sudah sangat sulit, namun sebagai RS tidak boleh menolak pasien. Fajeri langsung menghubungi pihak RS NUH Hospital Singapore untuk menyiapkan ruang ICU untuk Nyfara. Persiapan pun malam itu dilakukan.
“Tepat hari Jumat jam 12 malam Nyfara kami larikan ke RS Columbia. Di sana ia langsung dibawa ke ICU dan melihat kondisinya yang semakin drop, kita langsung hubungi ke Singapore dan di situ juga diurus semua tiket mau ke sana. Namun Allah punya rencana lain dan Allah le-bih sayang sama dia,” katanya.
Kondisi terakhir Nyfara, setelah ba’da Isya sangat memprihatinkan. Setelah ia salat Isya, Nyfara yang masih tetap memakai kompeng di saat kritisnya seperti terlihat mengeluarkan darah dari mulutnya. Namun ketika dilap beberapa kali darahnya tidak ada. Setelah itu sang ibupun melepas kompeng dari mulutnya dan tiba-tiba darah keluar dari mulut Nyfara. Spontan sang ibupun langsung menangis.
“Disitu istri histeris, udah dilap tapi darahnya keluar lagi, keluar lagi. Detak jantung Nyfara naik-turun di EKG. Kami terus bilang ‘nak, mama sama papa ikhlas dan akhirnya berlahan jantungnya menurun-menurun dan menurun dan akhirnya Nyfara pergi. Awalnya sempat juga dipompa tapi yah…,” katanya.
Mirisnya, setelah itu, lanjut Fajeri, pihak NUH Singapore menghubungi dan mengatakan kalau ruang ICU sudah disiapkan. “Saat dihubu-ngi untuk memeberitahukan bahwa ruang ICU sudah disiapkan, saya bilang, anak saya sudah pergi. Merekapun terkejut dan menyampaikan turut berduka. Tiketpun dibatalkan,” katanya sembari menahan air mata.
Sementara itu, pantauan Sumut Pos, suasana proses pemakaman Nyfara berjalan lancar. Nyfara di salatkan di Masjid Juang 45 di Jalan HM Yamin ba’da Dzuhur dan langsung dikebumikan di Tampat Pemakaman Umum (TPA) dibelakang mesjid Juang tersebut.
Sang ibu, Wenny, terlihat lemas saat melihat buah hatinya dimasukkan ke dalam liang lahat, bahkan Wenny sempat pingsan. Namun Fajeri dan keluarga selalu menenangkan hatinya. “Kasian Nyfara ma, udah jangan nangis,” ujar Fajeri kepada sang istri.
Yah, upaya Fajeri untuk mencari dana bahkan sampai bernegosiasi dengan Tim Transplantasi untuk mendahulukan operasi dengan dana yang tidak berhasil serta perjuangan para sahabat-sahabat yang melakukan penggalangan dana sudah berakhir. Nyfara sang bidadari surga telah dipanggil. “Dia itu bidadari, dia udah tenang di surga Nya,” kata Fajeri.
Sementara itu, sahabat Fajeri, Muhammad Riza menyampaikan saat ini dana yang terkumpul untuk Nyfara sampai dengan Kamis (11/4) mencapai Rp780 juta. (*)