MEDAN, SUMUTPOS.CO – Forum Komunikasi Antar Lembaga Adat (Forkala) Medan akan menyusun buku ensiklopedi etnis di Kota Medan. Hal ini merujuk dari temuan Forkala bahwa sekitar 80 persen pelajar di Kota Medan kurang mengetahui adat istiadat dan suku yang mereka miliki.
Ketua Tim Penyusun Buku Ensiklopedi Etnis Kota Medan, Admar Djas mengatakan, buku ensiklopedi etnis ini nantinya akan mengulas beragam informasi tentang etnis-etnis asli Sumut, entis nusantara dan etnis mancanegara. Katanya, ada banyak etnis yang sejak jauh-jauh hari hidup rukun di Kota Medan, baik itu etnis asli Indonesia maupun nusantara.
Admar menjelaskan, banyak etnis yang ada di Kota Medan harusnya menjadi identitas kekayaan budaya bagi masyarakat Kota Medan, dan tentu harus diketahui lebih mendalam soal kehidupan budaya adat istiadat beragam etnis tersebut. “Jangan justru semakin banyak, sampai kita lupa sendiri apa dan bagaimana tradisi adat istiadat kita,” ujarnya kepada wartawan di Medan, Minggu (14/4).
Admar menjelaskan, nantinya buku ensiklopedi tersebut juga akan mensajikan tentang etnis asli Sumut, seperti Melayu, Karo, Batak Toba Simalungun, Nias, Dairi, Pakpak Bharat, pesisir Tapanuli Tengah, Angkola, Padang Lawas dan Mandailing. Lalu etnis nusantara seperti Aceh, Minangkabau, Sunda, Jawa, Bali, Bugis, Minahasa, Ambon dan Banjar. Lalu etnis dari mancanegara seperti Arab, Tionghoa, India dan Tamil.
“Kesemua etnis yang disebut diatas adalah etnis yang sudah lama hidup rukun di Kota Medan. Oleh sebab itu perlu diulas dalam sebuah buku ensiklopedi agar menjadi informasi bagi masyarakat,” ujarnya.
Sekretaris Forkala Kota Medan, Arwin Harahap menambahkan, saat ini banyak para pelajar di Kota Medan yang tidak mengetahui adat istiadat yang ia miliki. Diceritakan dia, pernah suatu hari FORKALA melakukan sosialisasi ke sekolah- sekolah. Saat ditanya seorang siswa tentang sukunya apa, mereka tahu menyebutkan nama sukunya, tapi tidak tahu bahasa sukunya, adat istiadatnya dan cerita sejarah sukunya.”Ini sangat menyedihkan, mereka tidak tahu tentang kesukuannya, sementara dia tinggal di kampung halamannya sendiri. Ini kan sangat menyedihkan,” katanya.
Diharapkan pihaknya buku ini nantinya dapat bermanfaat bagi masyarakat, pengujung yang datang ke Medan dan para pelajar di Medan. Katanya, buku ini akan diluncurkan tepat saat Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Medan ke depan, sebagai tanda tonggak baru semangat mengenal adat istiadat masyarakat Kota Medan. (prn/ila)