32 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Indonesia tanpa Gelar

JAKARTA-Indonesia benar-benar harus mengubur impian untuk meraih gelar dalam kejuaraan bulutangkis 2011 di London, Inggris. Itu terjadi setelah Perjalanan wakil terakhir merah putih akhirnya harus terhenti di semifinal, kemarin dini hari (14/8).

Duet Tontowi Ahmad/Lilyana Natsir yang diharapkan mampu menggebrak dan mengakhiri paceklik gelar penyelenggaraan dua tahun terakhir ternyata gagal. Mereka dipaksa bertekuk lutut kepada  pasangan beda Negara Chris Adcock(Inggris) /Imogen Bankier (Skotlandia) dengan skor 16-21, 19-21.

Kegagalan itu diakui oleh Tontowi sebagai kesalahan pribadi. Secara ksatria mereka berani menegaskan bahwa kekelahan akibat penampilan pada pertandingan itu dibawah performa biasanya.

“Harus kami akui jika kami tampil underperformance, beda dengan pertandingan-pertandingan sebelumnya. Kami kurang tahu kenapa,” kata Tontowi melalui bagian Media PBSI di London Widya Amelia.

Butet (panggilan Lilyana Natsir), juga mengutarakan hal yang sama. Mereka merasakan bahwa dalam pertandingan melawan pasangan non-unggulan mereka jutru tampil penuh tekanan. Akibatnya, tidak bisa bermain sabar dan terburu-buru memborbardir mereka dengan serangan.

“Kami sangat yakin bisa menang. Kami inginnya terus menyerang ternyata malah keadaan berbalik. Kami jadi gampang dimatikan, lawan bisa membaca arah serangan kami. Permainan tidak bisa kami kendalikan,” tuturnya.
Lilyana yang pernah mempersembahkan gelar juara dunia terakhir bersama Nova Widyanto pada 2007 lalu, ternyata tak bisa mengulang prestasi. Pengalamannya ternyata tidak bsia membantu untuk bisa melepaskan diri dari tekanan lawan.

“Permainan kami kurang in, kami tidak bisa berkembang. Malah, lawan bisa tampil lebih bagus dari kami, kami cukup kecewa,” imbuhnya.

Meski pulang dengan tangan hampa, PB PBSI tak mau menyebut anak didiknya gagal total dalam kejuaraan kali ini. Sebab, dia melihat masih ada sisi positif yang ditunjukkan oleh pemain-pemain lainnya terutama di sektor ganda putra.
Langkah ganda pelatnas M. Ahsan/Bona Septano yang bisa tampil bagus dan terus melaju ke semifinal membuat PBSI puas. Induk olahraga bulu tangkis tanah air itu menilai secara mental kedua pemain kelahiran 1987 itu sudah mengalami peningkatan.

“Langkah bagus ini untuk mereka. Permainan mengalamai peningkatan, mereka tidak lagi minder. Percaya dirinya kelihatan, bahkan pencapaian mereka lebih baik dari seniornya (Alvent Yulianto/Hendra AG),” ujar Yacob.
Bukan hanya itu, PB PBSI juga berkilah dengan menyebut bahwa kejuaraan dunia ini sebagai salah stau program jangka pendek yang ditargetkan. Kedepan, mereka ada target yang lebih besar, yakni untuk meraih sukses pada Olimpiade London 2012 mendatang.

“Target panjangnya ke Olimpiade. Kegagalan di kejuaraan dunia, belum berarti kami akan gagal di Olimpiade (London 2012). Masih ada waku untuk meraih sukses yang lebih besar di Olimpiade,” kata Sekjen PB PBSI Yacob Rusdianto, kemarin (14/8).

Sayang, PBSI belum bisa menyebut lebih jauh langkah apa yang akan dilakukan oleh pihaknya setelah kegagalan ini. Alasannya,  mereka masih menunggu tim yang di London sampai tiba ke tanah air untuk langsung melakukan evaluasi.
“Kami menunggu tim pelatih tiba. Setelah tahu laporan dari tim pelatih yang berangkat, kami baru tahu masalahanya. Nanti itu yang akan kami  beberkan,” tandasnya. (aam/jpnn)

JAKARTA-Indonesia benar-benar harus mengubur impian untuk meraih gelar dalam kejuaraan bulutangkis 2011 di London, Inggris. Itu terjadi setelah Perjalanan wakil terakhir merah putih akhirnya harus terhenti di semifinal, kemarin dini hari (14/8).

Duet Tontowi Ahmad/Lilyana Natsir yang diharapkan mampu menggebrak dan mengakhiri paceklik gelar penyelenggaraan dua tahun terakhir ternyata gagal. Mereka dipaksa bertekuk lutut kepada  pasangan beda Negara Chris Adcock(Inggris) /Imogen Bankier (Skotlandia) dengan skor 16-21, 19-21.

Kegagalan itu diakui oleh Tontowi sebagai kesalahan pribadi. Secara ksatria mereka berani menegaskan bahwa kekelahan akibat penampilan pada pertandingan itu dibawah performa biasanya.

“Harus kami akui jika kami tampil underperformance, beda dengan pertandingan-pertandingan sebelumnya. Kami kurang tahu kenapa,” kata Tontowi melalui bagian Media PBSI di London Widya Amelia.

Butet (panggilan Lilyana Natsir), juga mengutarakan hal yang sama. Mereka merasakan bahwa dalam pertandingan melawan pasangan non-unggulan mereka jutru tampil penuh tekanan. Akibatnya, tidak bisa bermain sabar dan terburu-buru memborbardir mereka dengan serangan.

“Kami sangat yakin bisa menang. Kami inginnya terus menyerang ternyata malah keadaan berbalik. Kami jadi gampang dimatikan, lawan bisa membaca arah serangan kami. Permainan tidak bisa kami kendalikan,” tuturnya.
Lilyana yang pernah mempersembahkan gelar juara dunia terakhir bersama Nova Widyanto pada 2007 lalu, ternyata tak bisa mengulang prestasi. Pengalamannya ternyata tidak bsia membantu untuk bisa melepaskan diri dari tekanan lawan.

“Permainan kami kurang in, kami tidak bisa berkembang. Malah, lawan bisa tampil lebih bagus dari kami, kami cukup kecewa,” imbuhnya.

Meski pulang dengan tangan hampa, PB PBSI tak mau menyebut anak didiknya gagal total dalam kejuaraan kali ini. Sebab, dia melihat masih ada sisi positif yang ditunjukkan oleh pemain-pemain lainnya terutama di sektor ganda putra.
Langkah ganda pelatnas M. Ahsan/Bona Septano yang bisa tampil bagus dan terus melaju ke semifinal membuat PBSI puas. Induk olahraga bulu tangkis tanah air itu menilai secara mental kedua pemain kelahiran 1987 itu sudah mengalami peningkatan.

“Langkah bagus ini untuk mereka. Permainan mengalamai peningkatan, mereka tidak lagi minder. Percaya dirinya kelihatan, bahkan pencapaian mereka lebih baik dari seniornya (Alvent Yulianto/Hendra AG),” ujar Yacob.
Bukan hanya itu, PB PBSI juga berkilah dengan menyebut bahwa kejuaraan dunia ini sebagai salah stau program jangka pendek yang ditargetkan. Kedepan, mereka ada target yang lebih besar, yakni untuk meraih sukses pada Olimpiade London 2012 mendatang.

“Target panjangnya ke Olimpiade. Kegagalan di kejuaraan dunia, belum berarti kami akan gagal di Olimpiade (London 2012). Masih ada waku untuk meraih sukses yang lebih besar di Olimpiade,” kata Sekjen PB PBSI Yacob Rusdianto, kemarin (14/8).

Sayang, PBSI belum bisa menyebut lebih jauh langkah apa yang akan dilakukan oleh pihaknya setelah kegagalan ini. Alasannya,  mereka masih menunggu tim yang di London sampai tiba ke tanah air untuk langsung melakukan evaluasi.
“Kami menunggu tim pelatih tiba. Setelah tahu laporan dari tim pelatih yang berangkat, kami baru tahu masalahanya. Nanti itu yang akan kami  beberkan,” tandasnya. (aam/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/