26 C
Medan
Sunday, June 30, 2024

Lumpur Drainase Ganggu Pejalan Kaki

Pengorekan drainase akhir-akhir sangat gencar di lakukan di Kota Medan. Namun sangat disayangkan, lumpur sisa dari pengorekan drainase tersebut berdampak bagi pejalan kaki.

Pasalnya lumpur yang diangkat dari dalam parit dibuang ke badan jalan sampai menutupi trotoar jalan. Akibatnya kenyamanan pejalan kaki yang melintasi di trotoar jalan menjado terganggu dan terpaksa harus ke menghindar.

“Jujur saja. Terkadang pengorekan drainase dapat menghambat jalan kaki. Pasalnya, lumpur dari pengorekan drainase itu tidak langsung diangkut,” ucap Mida salah satu pejalan kaki yang sedang melintasi Jalan Brigjen Katamso Medan, Sabtu (13/10) kemarin.

Mida, menilai alangkah baiknya pengorekan drainase dilakukan dengan cara mengangkat lumpur yang telah dikorek ke dalam mobil dinas kebersihan.
“ Walaupun pengorekan drainase mengurangi masalah banjir. Tapi, seharusnya para pejalan kaki juga diperhatikan tempat lokasi untuk berjalannya,” bilangnya.

Selain susah berjalan, warga yang membuka kios juga menjadi resah disebabkan pengorekan drainase yang dilakukan. Hal ini disebabkan tercium aroma yang tidak sedap saat pengorekan dilakukan. “Tentu aroma lumpur pengorekan drainase sangat mengganggu bagi warga yang berjualan,” bilangnya.
Untuk itu dia berharap kedepannya, pengorekan yang dilakukan petugasnya harus lebih mengedepankan kenyamanan bagi pejalan kaki. Karena trotoar jalan yang telah dibuka diharapkan dapat diutup kembali. “Jangan pula trotoar yang telah dibuka tidak ditutup lagi ini akan semakin berbahaya,”bilangnya.
Hal senada juga diungkapkan, pejalan kaki lainnya Iboy, ia mengakui pengorekan drainase yang dilakukan Pemko Medan, akhir-akhir kerap ini terus digalakan di kota Medan. Pengorekan drainase ini salah satu dapat mengurangi masalah banjir, namun demikian akibat lumpur drainse yang di angkut dari dalam parit juga dapat menjadi masalah bagi warga.

“ Kita tahu pengorekan drainase sangat bermanfaat bagi orang banyak. Namun, demikian pejalan kaki juga harus diperhatikan,” bilangnya.
Artinya, sambung Iboy, pengorekan drainase harus dilakukan secara bersamaan dengan mengangkut lumpurnya. ‘’Harus dibuang langsung. Tidak usah diletakan ditepi jalan. Karena trotoar bukan sebagai tempat lumpur, melainkan sebagai wadah bagi pejalan kaki. Sehingga, pejalan kaki yang melintas menjadi nyaman,’’ tegasnya.(omi)

Pengorekan drainase akhir-akhir sangat gencar di lakukan di Kota Medan. Namun sangat disayangkan, lumpur sisa dari pengorekan drainase tersebut berdampak bagi pejalan kaki.

Pasalnya lumpur yang diangkat dari dalam parit dibuang ke badan jalan sampai menutupi trotoar jalan. Akibatnya kenyamanan pejalan kaki yang melintasi di trotoar jalan menjado terganggu dan terpaksa harus ke menghindar.

“Jujur saja. Terkadang pengorekan drainase dapat menghambat jalan kaki. Pasalnya, lumpur dari pengorekan drainase itu tidak langsung diangkut,” ucap Mida salah satu pejalan kaki yang sedang melintasi Jalan Brigjen Katamso Medan, Sabtu (13/10) kemarin.

Mida, menilai alangkah baiknya pengorekan drainase dilakukan dengan cara mengangkat lumpur yang telah dikorek ke dalam mobil dinas kebersihan.
“ Walaupun pengorekan drainase mengurangi masalah banjir. Tapi, seharusnya para pejalan kaki juga diperhatikan tempat lokasi untuk berjalannya,” bilangnya.

Selain susah berjalan, warga yang membuka kios juga menjadi resah disebabkan pengorekan drainase yang dilakukan. Hal ini disebabkan tercium aroma yang tidak sedap saat pengorekan dilakukan. “Tentu aroma lumpur pengorekan drainase sangat mengganggu bagi warga yang berjualan,” bilangnya.
Untuk itu dia berharap kedepannya, pengorekan yang dilakukan petugasnya harus lebih mengedepankan kenyamanan bagi pejalan kaki. Karena trotoar jalan yang telah dibuka diharapkan dapat diutup kembali. “Jangan pula trotoar yang telah dibuka tidak ditutup lagi ini akan semakin berbahaya,”bilangnya.
Hal senada juga diungkapkan, pejalan kaki lainnya Iboy, ia mengakui pengorekan drainase yang dilakukan Pemko Medan, akhir-akhir kerap ini terus digalakan di kota Medan. Pengorekan drainase ini salah satu dapat mengurangi masalah banjir, namun demikian akibat lumpur drainse yang di angkut dari dalam parit juga dapat menjadi masalah bagi warga.

“ Kita tahu pengorekan drainase sangat bermanfaat bagi orang banyak. Namun, demikian pejalan kaki juga harus diperhatikan,” bilangnya.
Artinya, sambung Iboy, pengorekan drainase harus dilakukan secara bersamaan dengan mengangkut lumpurnya. ‘’Harus dibuang langsung. Tidak usah diletakan ditepi jalan. Karena trotoar bukan sebagai tempat lumpur, melainkan sebagai wadah bagi pejalan kaki. Sehingga, pejalan kaki yang melintas menjadi nyaman,’’ tegasnya.(omi)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/