30 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Dengan Dana Swadaya, Digarap Profesional

Film Dokumenter Biografi Seniman Medan Diproduksi

Biografi  para pelaku seni Kota Medan diproduksi dengan konsep film dokumenter oleh Lembaga Peduli Kebudayaaan yang disutradarai Rizal Siregar. Sosok yang  didokumentasikan lewat film dokumenter  tersebut adalah teaterawan D Rifai Harahap.

Menurut Rizal Siregar, rencananya ada sejumlah sosok seniman yang akan didokumentasikan lewat film dokumenter. Namun saat ini, dia baru memproduksi film dokumenter D Rifai Harahap, selanjutnya akan memvisualkan film dokumenter para pelaku seniman lainnya.

Pengambilan gambar untuk film dokumentasi D Rifai Harahap dilakukan selama tiga hari mulai Senin (7/11) lalu, dengan lokasi syuting Kota Medan dan sekitarnya. Syuting melibatkan para senieas Medan seperti Yondik Tanto (Co Sutradara), Jali Kendi (Juru Kemera),  Ayub Badrin (Unit Manager), Iskandar Zulkarnaen (Pimpinan Produksi) dan anak-anak Teater Imago Medan.

Menurut Rizal, syuting film dokumenter ini bertujuan sebagai upaya mendokumentasikan para seniman Kota Medan yang pernah berkaya dalam bidang masing-masing. Sebab, tak banyak data dan dokumentasi yang bisa diperoleh, baik di arsip daerah maupun di kantong-kantong seni yang ada di Kota Medan.

“Diera multi media sekarang ini, sudah saatnya dokumentasi para seniman Medan dibuat lewat media sinema. Saya terpanggil untuk mendokumentasikan para seniman Medann  karena ketika para seniman Medan meninggal, seperti  Burhan Piliang, Buoy Hardjo, Raswin Hasibuan, NA Hadian, Z Pangaduan Lubis dan Ben M Pasaribu serta banyak seniman lainnya tidak ada datanya dalam bentuk visual,” kata Rizal Siregar yang juga pegiat film dan wartawan Harian Pos Kota Jakarta ini ketika break syuting di Titi Gantung, Medan, belum lama ini.

Teaterawan muda dari D’lick Theater Team, Yondik Tanto yang terlibat sebagai Co Sutradara sangat mendukung produksi film dokumenter para seniman Medan. “Inilah salah satu upaya mewujudkan kepedulian seniman Medan terhadap para seniman yang pernah berkarya dalam berbagai disiplin kesenian. Terutama seniman yang produktif,” kata Yondik Tanto.

D Rifai Harahap sangat mengapresiasi gagasan Rizal Siregar untuk mendokumentasikan para pelaku seniman Kota Medan. Baginya, dokumentasi itu sangat penting. Sebab, tidak banyak masyarakat yang peduli dengan nasib seniman, apa lagi mendokumentasikannya.

“Rizal Siregar dulu aktif di Teater Imago dan Teater Nasional Medan. Dia sosok seniman yang peduli akan pentingnya dokumentasi tentang para pelaku seniman Medan. Sikap peduli dari Rizal Siregar ini perlu diapresiasikan para pekerja seni lainnya, pemerintah daerah,  pemerintah pusat  serta swsata,” Kata D Rifai Harahap saat break syuting.

Menurut Rizal, secara moril Kepala Anjungan Sumatra Utara Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Tatan Daniel telah memberikkan dukungan. Sebab katanya, Anjungan Sumut di TMII adalah salah satu pintu gerbang wisatawan lokal dan manca negara, namun sangat miskin dengan data-data para pelaku seni di Sumatera Utara, khususnya Kota Medan.
“Dalam pertemuan saya dengan Kepala Anjungan Sumut di Taman Mini Indonesia Indah, dia berharap tidak hanya D Rifai Harahap yang akan didokumentasikan lewat film dokumenter, tapi juga pelaku pelaku seni lainnya. Seperti seni rupa, sastra, tari, musik dan seni pertunjukan,”  ucap Rizal Siregar menirukan pembicaraan Kepala Anungan Sumut  TMII, Tatan Daniel.

Meski anggaran dengan swadaya, namun penggarapan film dokumenter D Rifai Harahap dibikin secara profesional. Diharapkannya, setelah pasca produksi dan selesai editing film dokumenter D Rifai Harahap akan diberikan kepada Pemda Sumatera Utara, Pemko Medan, Pemda 30 kabupaten/kota di Sumut, Taman Budaya Sumatera Utara,  Sinematek Indonesia dan Anjungan Sumut TMII dan kantong-katong kesenian lainnya.

“Semoga saja pada masa mendatang, masyarakat Sumatra Utara bisa lebih peduli kepada karya-karya seniman lokal. Dengan adanya film dokumenter para pelaku seni Kota Medan  tetap keratif untuk memberikan  warna  dalam kesenian di Indonesia,” tutup Rizal.(rel/ade)

Film Dokumenter Biografi Seniman Medan Diproduksi

Biografi  para pelaku seni Kota Medan diproduksi dengan konsep film dokumenter oleh Lembaga Peduli Kebudayaaan yang disutradarai Rizal Siregar. Sosok yang  didokumentasikan lewat film dokumenter  tersebut adalah teaterawan D Rifai Harahap.

Menurut Rizal Siregar, rencananya ada sejumlah sosok seniman yang akan didokumentasikan lewat film dokumenter. Namun saat ini, dia baru memproduksi film dokumenter D Rifai Harahap, selanjutnya akan memvisualkan film dokumenter para pelaku seniman lainnya.

Pengambilan gambar untuk film dokumentasi D Rifai Harahap dilakukan selama tiga hari mulai Senin (7/11) lalu, dengan lokasi syuting Kota Medan dan sekitarnya. Syuting melibatkan para senieas Medan seperti Yondik Tanto (Co Sutradara), Jali Kendi (Juru Kemera),  Ayub Badrin (Unit Manager), Iskandar Zulkarnaen (Pimpinan Produksi) dan anak-anak Teater Imago Medan.

Menurut Rizal, syuting film dokumenter ini bertujuan sebagai upaya mendokumentasikan para seniman Kota Medan yang pernah berkaya dalam bidang masing-masing. Sebab, tak banyak data dan dokumentasi yang bisa diperoleh, baik di arsip daerah maupun di kantong-kantong seni yang ada di Kota Medan.

“Diera multi media sekarang ini, sudah saatnya dokumentasi para seniman Medan dibuat lewat media sinema. Saya terpanggil untuk mendokumentasikan para seniman Medann  karena ketika para seniman Medan meninggal, seperti  Burhan Piliang, Buoy Hardjo, Raswin Hasibuan, NA Hadian, Z Pangaduan Lubis dan Ben M Pasaribu serta banyak seniman lainnya tidak ada datanya dalam bentuk visual,” kata Rizal Siregar yang juga pegiat film dan wartawan Harian Pos Kota Jakarta ini ketika break syuting di Titi Gantung, Medan, belum lama ini.

Teaterawan muda dari D’lick Theater Team, Yondik Tanto yang terlibat sebagai Co Sutradara sangat mendukung produksi film dokumenter para seniman Medan. “Inilah salah satu upaya mewujudkan kepedulian seniman Medan terhadap para seniman yang pernah berkarya dalam berbagai disiplin kesenian. Terutama seniman yang produktif,” kata Yondik Tanto.

D Rifai Harahap sangat mengapresiasi gagasan Rizal Siregar untuk mendokumentasikan para pelaku seniman Kota Medan. Baginya, dokumentasi itu sangat penting. Sebab, tidak banyak masyarakat yang peduli dengan nasib seniman, apa lagi mendokumentasikannya.

“Rizal Siregar dulu aktif di Teater Imago dan Teater Nasional Medan. Dia sosok seniman yang peduli akan pentingnya dokumentasi tentang para pelaku seniman Medan. Sikap peduli dari Rizal Siregar ini perlu diapresiasikan para pekerja seni lainnya, pemerintah daerah,  pemerintah pusat  serta swsata,” Kata D Rifai Harahap saat break syuting.

Menurut Rizal, secara moril Kepala Anjungan Sumatra Utara Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Tatan Daniel telah memberikkan dukungan. Sebab katanya, Anjungan Sumut di TMII adalah salah satu pintu gerbang wisatawan lokal dan manca negara, namun sangat miskin dengan data-data para pelaku seni di Sumatera Utara, khususnya Kota Medan.
“Dalam pertemuan saya dengan Kepala Anjungan Sumut di Taman Mini Indonesia Indah, dia berharap tidak hanya D Rifai Harahap yang akan didokumentasikan lewat film dokumenter, tapi juga pelaku pelaku seni lainnya. Seperti seni rupa, sastra, tari, musik dan seni pertunjukan,”  ucap Rizal Siregar menirukan pembicaraan Kepala Anungan Sumut  TMII, Tatan Daniel.

Meski anggaran dengan swadaya, namun penggarapan film dokumenter D Rifai Harahap dibikin secara profesional. Diharapkannya, setelah pasca produksi dan selesai editing film dokumenter D Rifai Harahap akan diberikan kepada Pemda Sumatera Utara, Pemko Medan, Pemda 30 kabupaten/kota di Sumut, Taman Budaya Sumatera Utara,  Sinematek Indonesia dan Anjungan Sumut TMII dan kantong-katong kesenian lainnya.

“Semoga saja pada masa mendatang, masyarakat Sumatra Utara bisa lebih peduli kepada karya-karya seniman lokal. Dengan adanya film dokumenter para pelaku seni Kota Medan  tetap keratif untuk memberikan  warna  dalam kesenian di Indonesia,” tutup Rizal.(rel/ade)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/