25 C
Medan
Saturday, September 28, 2024

Operasional RS USU Rp1 M per Bulan

MEDAN- Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara (RS USU) merupakan rumah sakit pendidikan terbesar dibanding rumah sakit perguruan tinggi negeri lainnya yang dibangun Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas). Jika sudah benar-benar beroperasional, RS USU mampu menghabiskan dana hingga Rp1 miliar per bulan.

“Saat ini masih belum beroperasi, dan biayanya juga belum sampai Rp1 miliar per bulan. Tapi, jika nantinya sudah beroperasi, kita perkirakan biayanya mencapai segitu. Di Mataram saja, yang status rumah sakit pendidikannya sama dengan RS USU bisa mengeluarkan hingga Rp1 miliar,” kata Rektor USU, Syahril Pasaribu, Rabu (14/12).

Dikatakannya, saat ini segala pengeluaran RS USU bukan ditanggung konsultan lagi, karena masa kontraknya sudah habis. “Jadi mulai saat ini segala pengeluarannya ditanggung USU. Karena belum beroperasi, biaya air, listrik dan sebagainya tidak begitu besar,” jelasnya.

Seperti diketahui, Kemendiknas berencana membangun sejumlah rumah sakit pendidikan di beberapa perguruan tinggi negeri yang ada di Indonesian.

Namun yang telah direalisasikan di antaranya USU yang kini belum selesai, Universitas Hasanuddin (Unhas), Universitas Padjajaran (Unpad) dan Universitas Mataram.

Ditambahkannya, jika sudah beroperasi, perhitungan biaya operasional rumah sakit tersebut bisa terlihat dari gedung yang dibangun dalam dua wing berlantai empat dan lima. “Wing pertama untuk praktik mahasiswa Kedokteran USU sebagai rumah sakit pendidikan, sedangkan satu bangunan lagi diperuntukkan bagi pasien yang menjalani rawat inap,” ujarnya.

Selain itu, katanya, rumah sakit tersebut juga akan dilengkapi 575 tempat tidur, 16 kamar bedah, poliklinik lengkap serta ditambah dengan sejumlah dokter, baik umum maupun spesialis, kantin, apotek dan areal parkir yang mampu menampung sebanyak 400 kendaraan roda dua dan 200 roda empat. Untuk pelaksanaan operasional rumah sakit, pihaknya telah mendapatkan bantuan tenaga perawat dari Kemendiknas sebanyak 54 orang dari 80 yang diminta sebelumnya.

“Selain itu, dana yang dikeluarkan untuk pembangunan rumah sakit ini dimulai dengan konsep bertahap. Awalnya dana yang dikeluarkan Mendiknas sekitar US$37 juta yang merupakan bantuan dari Islamic Development Bank (IDB), kemudian ditambah lagi US$7 juta,” bebernya. (mag-11)

MEDAN- Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara (RS USU) merupakan rumah sakit pendidikan terbesar dibanding rumah sakit perguruan tinggi negeri lainnya yang dibangun Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas). Jika sudah benar-benar beroperasional, RS USU mampu menghabiskan dana hingga Rp1 miliar per bulan.

“Saat ini masih belum beroperasi, dan biayanya juga belum sampai Rp1 miliar per bulan. Tapi, jika nantinya sudah beroperasi, kita perkirakan biayanya mencapai segitu. Di Mataram saja, yang status rumah sakit pendidikannya sama dengan RS USU bisa mengeluarkan hingga Rp1 miliar,” kata Rektor USU, Syahril Pasaribu, Rabu (14/12).

Dikatakannya, saat ini segala pengeluaran RS USU bukan ditanggung konsultan lagi, karena masa kontraknya sudah habis. “Jadi mulai saat ini segala pengeluarannya ditanggung USU. Karena belum beroperasi, biaya air, listrik dan sebagainya tidak begitu besar,” jelasnya.

Seperti diketahui, Kemendiknas berencana membangun sejumlah rumah sakit pendidikan di beberapa perguruan tinggi negeri yang ada di Indonesian.

Namun yang telah direalisasikan di antaranya USU yang kini belum selesai, Universitas Hasanuddin (Unhas), Universitas Padjajaran (Unpad) dan Universitas Mataram.

Ditambahkannya, jika sudah beroperasi, perhitungan biaya operasional rumah sakit tersebut bisa terlihat dari gedung yang dibangun dalam dua wing berlantai empat dan lima. “Wing pertama untuk praktik mahasiswa Kedokteran USU sebagai rumah sakit pendidikan, sedangkan satu bangunan lagi diperuntukkan bagi pasien yang menjalani rawat inap,” ujarnya.

Selain itu, katanya, rumah sakit tersebut juga akan dilengkapi 575 tempat tidur, 16 kamar bedah, poliklinik lengkap serta ditambah dengan sejumlah dokter, baik umum maupun spesialis, kantin, apotek dan areal parkir yang mampu menampung sebanyak 400 kendaraan roda dua dan 200 roda empat. Untuk pelaksanaan operasional rumah sakit, pihaknya telah mendapatkan bantuan tenaga perawat dari Kemendiknas sebanyak 54 orang dari 80 yang diminta sebelumnya.

“Selain itu, dana yang dikeluarkan untuk pembangunan rumah sakit ini dimulai dengan konsep bertahap. Awalnya dana yang dikeluarkan Mendiknas sekitar US$37 juta yang merupakan bantuan dari Islamic Development Bank (IDB), kemudian ditambah lagi US$7 juta,” bebernya. (mag-11)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/