32 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

Perbankan Diimbau Turunkan Suku Bunga

Walaupun BI Rate sudah dua kali turun selama setahun ini, tapi pihak perbankan tetap tidak menurunkan suku bunga. Padahal, bila suku bunga kredit perbankan turun, dapat menarik masyarakat untuk menarik tabungan dan deposito serta menjadikan dana tersebut untuk modal.

Selain itu, dengan turunnya suku bunga dasar perbankan, juga dapat menarik para investor untuk mengajukan kredit, dan mengetahui resikonya untuk berinvestasi.

Demikian disampaikan Kepala Bidang Moneter Bank Indonesia kantor wilayah Sumut-Aceh, Mikael Budisatryo kepada wartawan Sumut Pos Juli Ramadhani Rambe, kemarin. Berikut petikan wawancaranya.

Penurunan BI Rate ternyata tidak diikuti pihak perbankan, bagaimana menurut Anda?
Suku bunga tiap bank kan ditentukan oleh kantor pusat di Jakarta. Jadi bila perbankan di Medan belum menurunkan, berarti belum ada intruksi dari pusat. Nah, kalau kita hanya dapat mengawasi bank yang pusatnya ada di Medan, seperrti BPD (Bank Pembangunan Daerah), Bank Sumut dan Bank Mestika. Sedangkan kalau bank lain seperti BII, BN, Mandiri dan lainnya, di sini kan hanya kantor cabang, jadi yang dapat mengawasi secara langsung juga BI Pusat.

Menurut Anda, apa alasan pihak perbankan belum menurunkan suku bunga dasarnya?
Banyak, salah satunya kredit. Mungkin hitung-hitungannya resiko yang akan diterima bank bila kredit yang sedang jalan, akan menurun. Padahal, bila saja pihak perbankan dapat menurunkan suku bunga dasarnya, bisa mempermudah investor untuk mengajukan kredit.

Jadi apa yang dapat kita lakukan pada pihak perbankan?
Untuk saat ini, kita hanya dapat mengimbau pihak perbankan untuk dapat menurunkan suku bunga dasarnya. Dan kita juga akan melakukan montoring bank, kenapa mereka belum menurunkan suku bunga dasarnya. Kita akan lihat margin dan overheadnya, bila itu yang menjadi alasan pihak perbankan belum dapat menurunkan bunga. Resiko kan selalu menjadi penilaian khusus dari pihak perbankan untuk mengambil keputusan. Jadi DPK (Dana Pihak Ketiga) ditambah overhead ditambah dan risiko dan akan menghasilkan margin.

Apa yang menjadi perbandingan margin dan overhead tersebut?
Misalnya Bank Sumut, bila margin atau overheadnya terlalu tinggi kita akan tanyakan. Perbandingannya dengan BPD di Aceh, Riau atau Padang karena itu satu klusterkan, atau ke Bank Mestika bila margin dan overheadnya berbeda mencolok. Nah, disini mekanisme pasar akan berjalan. Investor akan mencari bank dengan bunga kecil, bukan bank dengan bunga besar. Bila overheadnya tinggi, kita juga akan tanyakan kenapa membuka kantor cabang baru, bila overheadnya tinggi.

Apakah banyak investor yang menginginkan Sumut untuk menjadi lahan bisnisnya?
Banyak, pertumbuhan ekonomi kita kan paling tinggi digerakkan oleh jasa perdagangan dan perhotelan, dan pengeluaran kita juga termasuk tinggi, seperti belanja pangan, konsumsi, investasi dan lainnya. Nah, kalau bank bersedia untuk menurunkankan bunga nya, pasti investor untuk berinvestasi lebih mudah. Mengingat Sumut akan memulai pembangunan MP3EI. Selain itu, tentu saja pertumumbuhan ekonomi sumut yang berada di atas rata-rata nasional, jadi bisa dikatakan ini merupakan kesempatan lah untuk investor masuk.(*)

Walaupun BI Rate sudah dua kali turun selama setahun ini, tapi pihak perbankan tetap tidak menurunkan suku bunga. Padahal, bila suku bunga kredit perbankan turun, dapat menarik masyarakat untuk menarik tabungan dan deposito serta menjadikan dana tersebut untuk modal.

Selain itu, dengan turunnya suku bunga dasar perbankan, juga dapat menarik para investor untuk mengajukan kredit, dan mengetahui resikonya untuk berinvestasi.

Demikian disampaikan Kepala Bidang Moneter Bank Indonesia kantor wilayah Sumut-Aceh, Mikael Budisatryo kepada wartawan Sumut Pos Juli Ramadhani Rambe, kemarin. Berikut petikan wawancaranya.

Penurunan BI Rate ternyata tidak diikuti pihak perbankan, bagaimana menurut Anda?
Suku bunga tiap bank kan ditentukan oleh kantor pusat di Jakarta. Jadi bila perbankan di Medan belum menurunkan, berarti belum ada intruksi dari pusat. Nah, kalau kita hanya dapat mengawasi bank yang pusatnya ada di Medan, seperrti BPD (Bank Pembangunan Daerah), Bank Sumut dan Bank Mestika. Sedangkan kalau bank lain seperti BII, BN, Mandiri dan lainnya, di sini kan hanya kantor cabang, jadi yang dapat mengawasi secara langsung juga BI Pusat.

Menurut Anda, apa alasan pihak perbankan belum menurunkan suku bunga dasarnya?
Banyak, salah satunya kredit. Mungkin hitung-hitungannya resiko yang akan diterima bank bila kredit yang sedang jalan, akan menurun. Padahal, bila saja pihak perbankan dapat menurunkan suku bunga dasarnya, bisa mempermudah investor untuk mengajukan kredit.

Jadi apa yang dapat kita lakukan pada pihak perbankan?
Untuk saat ini, kita hanya dapat mengimbau pihak perbankan untuk dapat menurunkan suku bunga dasarnya. Dan kita juga akan melakukan montoring bank, kenapa mereka belum menurunkan suku bunga dasarnya. Kita akan lihat margin dan overheadnya, bila itu yang menjadi alasan pihak perbankan belum dapat menurunkan bunga. Resiko kan selalu menjadi penilaian khusus dari pihak perbankan untuk mengambil keputusan. Jadi DPK (Dana Pihak Ketiga) ditambah overhead ditambah dan risiko dan akan menghasilkan margin.

Apa yang menjadi perbandingan margin dan overhead tersebut?
Misalnya Bank Sumut, bila margin atau overheadnya terlalu tinggi kita akan tanyakan. Perbandingannya dengan BPD di Aceh, Riau atau Padang karena itu satu klusterkan, atau ke Bank Mestika bila margin dan overheadnya berbeda mencolok. Nah, disini mekanisme pasar akan berjalan. Investor akan mencari bank dengan bunga kecil, bukan bank dengan bunga besar. Bila overheadnya tinggi, kita juga akan tanyakan kenapa membuka kantor cabang baru, bila overheadnya tinggi.

Apakah banyak investor yang menginginkan Sumut untuk menjadi lahan bisnisnya?
Banyak, pertumbuhan ekonomi kita kan paling tinggi digerakkan oleh jasa perdagangan dan perhotelan, dan pengeluaran kita juga termasuk tinggi, seperti belanja pangan, konsumsi, investasi dan lainnya. Nah, kalau bank bersedia untuk menurunkankan bunga nya, pasti investor untuk berinvestasi lebih mudah. Mengingat Sumut akan memulai pembangunan MP3EI. Selain itu, tentu saja pertumumbuhan ekonomi sumut yang berada di atas rata-rata nasional, jadi bisa dikatakan ini merupakan kesempatan lah untuk investor masuk.(*)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/