26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Cuaca Buruk, Pasokan Ikan Nelayan Berkurang

AMINOER RASYID/SUMUT POS IKAN: Para nelayan memindahkan ikan hasil tangkapan mereka dari dalam dek kapal trawl di Dermaga Gabion Belawan Medan. , Selasa (10/9). Musim ombak berimbas kepada kenaikan harga ikan di Pasar, hal tersebut dikarenakan sedikitnya tangkapan ikan para nelayan akibat cuaca buruk yang melanda perairan Belawan beberapa hari ini, sehingga banyak nelayan memberhentikan aktifitasnya melaut.
AMINOER RASYID/SUMUT POS
IKAN: Para nelayan memindahkan ikan hasil tangkapan mereka dari dalam dek kapal trawl di Dermaga Gabion Belawan Medan.

BELAWAN, SUMUTPOS.CO- Cuaca buruk yang terjadi belakangan ini menyebabkan pasokan ikan laut berkurang di pasar tradisional di Utara Medan. Ini disebabkan gelombang tinggi mencapai dua meter lebih melanda perairan Sumatera Utara mengakibatkan sejumlah nelayan di Belawan masih enggan berangkat melaut.

Dari amatan Sumut Pos, Kamis (15/1) kemarin, di beberapa pasar tradisional seperti di Pasar Kapuas Kecamatan Medan Belawan dan Pasar Tradisional Kecamatan Medan Marelan, penurunan pasokan ikan laut memang tidak terjadi secara signifikan mempengaruhi masyarakat, namun dampak dari kurangnya pasokan ikan diperkirakan mencapai 15 hingga 20 persen, membuat harga jual ikan laut naik.

Untuk harga ikan gembung kuring kasar misalnya saat ini harganya mencapai Rp35.000 per kg dari sebelumnya Rp29.000 per kg, ikan tongkol sekitar Rp32.000 per kg atau naik dari sebelumnya Rp26.000 per kg dan ikan kakap Rp52.000 per kg dari sebelumnya Rp45.000 per kg.

“Kalau sudah sebagian nelayan di Belawan tidak melaut karena kondisi cuaca buruk, sudah pasti pasokan ikan yang masuk ke pedagang juga minim. Biasanya ikan yang masuk ke pedagang 100 kg, paling sekarang ini cuma 80 kg itupun terkadang ada beberapa jenis ikan yang tidak ada,” ujar Fajaruddin, seorang pedagang ikan di Pasar Kapuas Belawan.

Beberapa nelayan di Sungai Nonang, Belawan saat ditemui mengaku, kondisi cuaca di laut yang belum stabil dan masih bergelombang membuat mereka enggan turun ke laut untuk melakukan aktivitas penangkapan ikan.

“Dalam kondisi berombak seperti ini bukan cuma membahayakan kapal ikan nelayan. Tapi, ikan hasil tangkapan juga tak banyak, dan lebih besar biaya operasionalnya dari pada ikan yang didapat,” tutur, Kasman (43) seorang nelayan jaring gembung.

Wakil Ketua DPC Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kota Medan, Abdul Rahman mengatakan, kondisi cuaca buruk hingga menyulitkan kalangan nelayan sebenarnya sudah terjadi sejak beberapa bulan lalu. Begitupun, demi untuk kebutuhan hidup sejumlah nelayan tetap melaut meski hal itu mengancam keselamatan mereka.”Ada juga nelayan yang memberanikan diri untuk tetap berangkat melaut, namun jarak tempuh kapal-kapal penangkap ikan nelayan kecil ini hanya sekitar 2 sampai 3 mill laut,” katanya.

Dia mengimbau para nelayan untuk tetap berhati-hati terhadap kemunculan gelombang laut yang sewaktu-waktu muncul. Rahman, juga meminta pihak terkait dalam hal ini polisi perairan, Dinas Perikanan dan Syahbandar untuk melakukan pengawasan di laut.“Bila perlu di buat posko darurat dengan melibatkan instansi terkait, untuk memantau aktivitas nelayan, dan HNSI juga siap dilibatkan,” imbau  Rahman.(rul/ila)

Jadi jika keselamatan jiwa terancam atau ada kapal nelayan yang tenggelam, upaya penyelamatan bisa dengan cepat dilakukan,” pungkas Rahman.(rul/ila)

AMINOER RASYID/SUMUT POS IKAN: Para nelayan memindahkan ikan hasil tangkapan mereka dari dalam dek kapal trawl di Dermaga Gabion Belawan Medan. , Selasa (10/9). Musim ombak berimbas kepada kenaikan harga ikan di Pasar, hal tersebut dikarenakan sedikitnya tangkapan ikan para nelayan akibat cuaca buruk yang melanda perairan Belawan beberapa hari ini, sehingga banyak nelayan memberhentikan aktifitasnya melaut.
AMINOER RASYID/SUMUT POS
IKAN: Para nelayan memindahkan ikan hasil tangkapan mereka dari dalam dek kapal trawl di Dermaga Gabion Belawan Medan.

BELAWAN, SUMUTPOS.CO- Cuaca buruk yang terjadi belakangan ini menyebabkan pasokan ikan laut berkurang di pasar tradisional di Utara Medan. Ini disebabkan gelombang tinggi mencapai dua meter lebih melanda perairan Sumatera Utara mengakibatkan sejumlah nelayan di Belawan masih enggan berangkat melaut.

Dari amatan Sumut Pos, Kamis (15/1) kemarin, di beberapa pasar tradisional seperti di Pasar Kapuas Kecamatan Medan Belawan dan Pasar Tradisional Kecamatan Medan Marelan, penurunan pasokan ikan laut memang tidak terjadi secara signifikan mempengaruhi masyarakat, namun dampak dari kurangnya pasokan ikan diperkirakan mencapai 15 hingga 20 persen, membuat harga jual ikan laut naik.

Untuk harga ikan gembung kuring kasar misalnya saat ini harganya mencapai Rp35.000 per kg dari sebelumnya Rp29.000 per kg, ikan tongkol sekitar Rp32.000 per kg atau naik dari sebelumnya Rp26.000 per kg dan ikan kakap Rp52.000 per kg dari sebelumnya Rp45.000 per kg.

“Kalau sudah sebagian nelayan di Belawan tidak melaut karena kondisi cuaca buruk, sudah pasti pasokan ikan yang masuk ke pedagang juga minim. Biasanya ikan yang masuk ke pedagang 100 kg, paling sekarang ini cuma 80 kg itupun terkadang ada beberapa jenis ikan yang tidak ada,” ujar Fajaruddin, seorang pedagang ikan di Pasar Kapuas Belawan.

Beberapa nelayan di Sungai Nonang, Belawan saat ditemui mengaku, kondisi cuaca di laut yang belum stabil dan masih bergelombang membuat mereka enggan turun ke laut untuk melakukan aktivitas penangkapan ikan.

“Dalam kondisi berombak seperti ini bukan cuma membahayakan kapal ikan nelayan. Tapi, ikan hasil tangkapan juga tak banyak, dan lebih besar biaya operasionalnya dari pada ikan yang didapat,” tutur, Kasman (43) seorang nelayan jaring gembung.

Wakil Ketua DPC Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kota Medan, Abdul Rahman mengatakan, kondisi cuaca buruk hingga menyulitkan kalangan nelayan sebenarnya sudah terjadi sejak beberapa bulan lalu. Begitupun, demi untuk kebutuhan hidup sejumlah nelayan tetap melaut meski hal itu mengancam keselamatan mereka.”Ada juga nelayan yang memberanikan diri untuk tetap berangkat melaut, namun jarak tempuh kapal-kapal penangkap ikan nelayan kecil ini hanya sekitar 2 sampai 3 mill laut,” katanya.

Dia mengimbau para nelayan untuk tetap berhati-hati terhadap kemunculan gelombang laut yang sewaktu-waktu muncul. Rahman, juga meminta pihak terkait dalam hal ini polisi perairan, Dinas Perikanan dan Syahbandar untuk melakukan pengawasan di laut.“Bila perlu di buat posko darurat dengan melibatkan instansi terkait, untuk memantau aktivitas nelayan, dan HNSI juga siap dilibatkan,” imbau  Rahman.(rul/ila)

Jadi jika keselamatan jiwa terancam atau ada kapal nelayan yang tenggelam, upaya penyelamatan bisa dengan cepat dilakukan,” pungkas Rahman.(rul/ila)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/