MEDAN, SUMUTPOS.CO – Foto amplop cokelat besar berisikan dokumen atau berkas milik Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara (USU), Prof Yusuf Leonard Henuk, beredar di grup WhatsApp jurnalis di Kota Medan. Diketahui, ternyata berkas itu berisikan pengajuan diri Prof Henuk sebagai menteri dalam Kabinet Indonesia Maju dari Presiden Joko Widodo.
Hal tersebut, diakui Prof Henuk saat dikonfirmasi Sumut Pos, Jumat (15/1) siang. Dokumen tersebut, dikirimnya ke Istana Negara di Bogor, Jawa Barat, melalui jasa TIKI, tertanggal 8 Desember 2020.
Prof Henuk mengaku tertarik mengirim berkas tersebut, karena Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Edhy Prabowo dan Menteri Sosial Juliari Batubara, ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait kasus dugaan korupsi yang menjerat kedua menteri itu.
“Ya, sebelum pengangkatan 6 menteri baru itu,” ungkap Prof Henuk.
Prof Henuk juga mengaku, percaya diri dengan keilmuan yang dimiliki serta predikat yang disandangnya sebagai Profesor dan Guru Besar di Fakultas Pertanian USU, dapat membuat Presiden Jokowi mempertimbangkannya untuk dipilih sebagai menteri dalam Kabinet Indonesia Maju.
“Kebutulan jabatan 2 menteri kosong. Saya tidak salah toh, normal-normal saja itu,” katanya.
Belakangan Prof Henuk menjadi sorotan publik terkait cuitannya di Twitter, yang menyerang dan menghina Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan menyebut ‘Bapak Mangkrak Indonesia’. Serta menghina putra SBY, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang menyebutnya bodoh sekali di media sosial tersebut.
Dia pun sempat berfikir, jika menjadi menteri, bakal tak bisa memberikan kritikan dan serangan cuitan kepada petinggi Partai Demokrat itu. Namun dari cuitan tersebut, Prof Henuk mengaku jadi terkenal di Indonesia.
“Untung saya tidak masuk di kelompok mereka (jadi menteri). Kalau masuk, saya tidak bisa bersuara lagi. Dari kasus SBY, saya punya andil lah,” katanya.
Rencana Laporkan Andi Arief ke Mabes Polri
Prof Henuk berencana melaporkan Kepala Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPP Partai Demokrat, Andi Arief, ke Mabes Polri, pekan depan. Laporan itu, karena dia merasa tersindir atas cuitan Andi Arief di Twitter, yang menyebutkan ‘Profesor Linglung’.
“Minggu depan saya ke Jakarta. Ini tadi pagi (kemarin), bentrok sama Andi Arief. Dia sebut-sebut saya Profesor Linggung kan. Kalau dia tidak klarifikasi, saya laporkan dia,” tegasnya.
Sebelumnya, Andi Arief menyinggung, ada pihak yang dapat menyerang SBY dengan isu hoax. Dia menyebutkan, pihak yang menyerang itu adalah gerombolan Prof Linglung, Denok Siregar, dan Dewo Tanjung.
“Mudah-mudahan gerombolan Prof Linglung, Denok Siregar dan Dewo Tanjung, yang mendapat tugas khusus menyerang Pak SBY oleh negoro gombal, bisa kembali ke habitatnya sebagai manusia,” tulis Andi di akun Twitternya, @Andiarief_.
Prof Henuk meminta Andi Arief secara terbuka mengklarifikasi terkait sebutan Profesor Linggung. Dia juga akan melayangkan peringatan kedua kepada politisi Partai Demokrat itu. Kalau tidak, dia mengaku akan menumpuh jalur hukum.
“Di Jakarta saya buat peringatan kedua, tidak diklarifikasi (Andi Arief) juga. Saya laporkan itu. Saya mau melapor ke Polda Sumut. Tapi, prosesnya lama. Tampilan bagus di nasional ke Mabes Polri. Saya pernah lapor ke Polda Sumut, dilimpahkan ke Bareskrim,” tuturnya.
Dia berjanji, akan memberikan informasi lanjutan terkait pelaporan Andi Arief ke Mabes Polri.
“Kalau saya di Mabes Polri, saya informasikan,” pungkas Prof Henuk.
Diketahui, cuitan Andi Arief untuk menepis informasi hoax yang beredar di media sosial, yakni dengan memampang foto SBY mengenakan baju kemeja biru, sedang terbaring di tempat tidur rumah sakit. Foto itu bertuliskan, ‘LUPA SEMUANYA SBY MAKIN PARAH’.
Sedangkan, cuitan Prof Henuk yang menyerang dan menghina SBY, dengan sebutan ‘Bapak Mangkrak Indonesia’ serta menyerang AHY dengan sebutan ‘bodoh sekali’ di Twirter, yang dilakukan Prof Henuk, dilaporkan Polda Sumut oleh Pengurus Partai Demokrat ke Polda Sumut, pada 13 Januari 2021 lalu. (gus/saz)