MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kalangan pengusaha kuliner khususnya restoran sebaiknya tidak menganggap pengadaan sarana penunjang protokol kesehatan Covid-19 sebagai beban melainkan investasi. Beberapa sarana yang dimaksud ialah tempat cuci tangan/westafel, masker, face shield, sarung tangan, serta seragam khusus.
Pemilik Restoran Shabu Hachi Githa Nafeeza mengatakan, biaya yang dikeluarkan untuk pengadaan sarana prasarana tersebut sebaiknya dipandang sebagai bentuk investasi baru. Pasalnya, ini menunjukkan sebarapa kuat komitmen manajemen rumah makan untuk mematuhi protokol kesehatan.
“Misalnya penyediaan westafel, jangan dipandang ini pemborosan. Justru ini menjadi modal membangun kepercayaan bagi pelanggan, mereka jadi repeat order,” ucap Githa dalam diskusi virtual oleh Katadata, Jumat (16/10/2020).
Komitmen para pengusaha restoran untuk mematuhi protkol kesehatan Covid-19 dibutuhkan guna mengoptimalkan upaya pengendalian penyebaran virus corona. Saat ini, sejumlah tempat makan dan restoran dilaporkan menjadi kelaster baru penyebaran virus corona penyebab Covid-19.
Di Indonesia, sejumlah klaster rumah makan dilaporkan di Bogor, Probolinggo, Yogyakarta, dan Semarang. Menurut studi yang dilakuakn CDC pada September 2020, setidaknya orang yang dinyatakan positif Covid-19 dilaporkan sempat menyantap makanan di beberapa restoran, kafem atau bar dalam rentang 14 hari sebelum merasakan gejala Covid-19.
Penularan Covid-19 muncul di restoran lantaran pengunjung dan pengelola tidak melakukan protokol kesehatan yang maksimal. Klaster Covid-19 berpotensi besar muncul di restoran yang memiliki ruang makan sempit. Tak hanya itu, potensi penyebaran virus corona juga sedikit banyak dipengaruhi kapasitas pengunjung.
Ketua Umum Gerakan Pakai Masker Sigit Pramono menyatakan, sekalipun pengadaan sarana pendukung protokol kesehatan Covid-19 dianggap pengusaha sebagai biaya, maka ini adalah biaya yang sangat layak untuk dikeluarkan.
“Itu adalah biaya yang layak dikeluarkan, sembari bisa juga dipandang sebagai investasi. Sebab, dalam pandemi ini, bagaimanapun kita harus terus meningkatkan kesadaran masyarakat agar Ingat Pesan Ibu,” ujar Sigit.
Satgas Penanganan Covid-19 meluncurkan kampanye Ingat Pesan Ibu (3M) sebagai senjata baru dalam meredam penularan pandemi virus corona (Covid-19). Apabila masyarakat menerapkan 3M (memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan pakai sabun) secara disiplin, risiko tertular virus corona bisa ditekan hingga 99 persen.
Guna menyebarluaskan kampanye tersebut, Satgas Covid-19 juga menggandeng grup musik Padi Reborn yang telah meluncurkan lagu pendek berjudul Ingat Pesan Ibu. Lagu berdurasi 30 detik ini mengkampanyekan #pakaimasker, #cucitanganpakaisabun, dan #jagajarakhindarikerumunan. Kampanye ini diharapkan agar masyatakat patuh terhadap protokol kesehatan sebagaimana seorang anak patuh terhadap pesan dari ibunya. (rel)