Wali Kota Medan Rahudman Harahap memberikan waktu 3 bulang kepada Kadis Pendidikan Kota Medan, M Rajab Lubis untuk membenahi pendidikan. Seperti apa? Berikut wawancara wartawan Sumut Pos, Adlansyah Nasution dengan M Rajab Lubis
Program apa yang disiapkan untuk meningkatkan pendidikan di Kota Medan?
Pak wali memang memberikan waktu bagi saya selama 90 hari. Di hari ke-91 kinerja saya akan dievaluasi apakah saya akan ditetapkan menjadi kadis pendidikan atau tidak. Dalam sebulan ini, saya terus berupaya melakukan evaluasi total, mulai dari evaluasi guru, sarana dan prasarana sekolah hingga siswa. Selama tiga bulan ini saya melakukan scanning potensi pendidikan, sehingga kita bisa mengangkat potensi pendidikan. Untuk itu, setiap hari saya melakukan road show ke sekolah-sekolah tanpa ada jadwal yang tetap.
Apa saja yang dilakukan ke sekolah?
Hal pertama yang saya lakukan adalah mengevaluasi kinerja dari kepsek juga guru. Untuk mengevaluasi ini saya sudah mempersiapkan instrumen dan angket. Kedua, saya mengevaluasi sarana dan prasarana sekolah mulai dari TK hingga SMA dan SMK. Ketiga evaluasi proses pembelajaran, ini penting karena saya akan merekam bagaimana guru melakukan proses pengajaran di kelas yang dikenal dengan penelitian tindakan kelas. Kemudian melakukan evaluasi sistem penilaian, ini juga bagian yang penting karena guru tidak bisa mengeneralisasi nilai sesukanya terakhir mengevaluasi manajemen sekolah sebab sekolah harus menerapkan manajemen berbasis sekolah (MBS). Dalam sebulan ini saya juga sedang menyelesaikan dokumen-dokumen akhir tahun 2011. Saya berupaya bekerja dari pagi hingga dini hari. Bagi saya, jangan sempat ada kerjaan seperti surat yang menginap satu malam. Makanya, sekarang ini saya memang harus bekerja keras.
Apa lagi selain road show?
Petama memang saya melakukan roadshow ke sekolah-sekolah seorang diri, paling ditemani dengan sopir saya. Namun, setelah itu ada tim saya yang akan mengikuti untuk melakukan evaluasi secara konkret. Road show yang saya lakukan ini juga bisa menimbulkan semangat kerja bagi guru dan kepala sekolah. Apalagi cukup besar gerbong yang saya bawa, untuk jumlah sekolah di Medan totalnya mencapai 1.865, jumlah siswa 536.783 orang dan jumlah guru sebanyak 35.004 orang. Menurut saya jumlah guru di Medan itu tidak berlebih, cuma bagaimana kita melakukan penempatan guru yang sesuai dengan kebutuhan. Itu yang terpenting.
Apa lagi selain itu?
Saya akan menuntaskan sertifikasi guru. Mengangkat harkat dan martabat guru. Lalu melakukan penyaluran dan penggunaan dana BOS dengan sistem yang benar. Selain itu, mengelola anggaran pendidikan sebesar Rp1,07 triliun termasuk gaji guru di tahun ini, agar sesuai dan tepat sasaran.
Bagaimana evaluasi yang Anda lakukan?
Evaluasi ini berguna untuk mengukur kualitas pendidikan dan pengajaran di Medan. Apalagi evaluasi ini saya lakukan untuk semua jenjang pendidikan mulai dari formal dan informal. Selain itu, dengan adanya evaluasi ini, kita bisa membuat profil sekolah di Medan dengan kategori sekolah berkualitas, sekolah sedang dan sekolah berkualitas rendah. Selain itu, evaluasi ini juga bisa memperlihatkan kualitas dari guru dan kepsek mana saja yang rendah, sehingga dari pemetaan guru inilah kita bisa memberikan pelatihan kepada guru-guru untuk menambah pengetahuannya.
Dengan begitu kita bisa langsung melihat guru A membutuhkan pelatihan di bidang ini, sedangkan guru B membutuhkan pelatihan di bidang lainnya. Kalau kita tidak melakukan evaluasi, kita tidak bisa mengetahui kualitas guru, untuk memberikan tambahan pelatihan tentunya tidak sama bagi setiap guru. Dengan memberikan pelatihan yang tepat kepada guru yang membutuhkan, maka ini bisa mengefesiensi dana dan waktu. Begitu juga dengan evaluasi sarana dan prasarana sekolah, maka kita mendapatkan pemetaan sekolah mana saja yang harus dibangun, kalau ada penyandang dana yang mau memberikan bantuan kita bisa langsung menyalurkannya ke sekolah yang tepat. (adl)