26 C
Medan
Friday, June 28, 2024

Judoka Putra TC ke Taiwan

JAKARTA- Berbagai cara ditempuh oleh PB PJSI untuk memenuhi target tiga emas pada SEA Games 2011, 11-22 November mendatang. Tak puas hanya melakoni pemusatan latihan di Ciloto, Jawa Barat, mereka juga mengirim delapan Judoka untuk melakoni TC ke Taiwan.

“Sudah kami berangkatkan delapan tim putri. Mereka yang berangkat ini adalah yang berpeluang besar untuk meraih medali di SEA Games nanti,” kata pelatih pelatnas judo Perry Pantouw, kemarin (15/3). Mereka adalah Toni irawan (kelas 55 Kg), Putu Sukaryono (60 Kg), Melia Kubus (66 kg), Rakianda (66 kg), Iksan Apriyadi (-73 Kg), Gery Pantouw (-73), Putu Wiradmungga Adesta (-81 kg), dan Horas Manurung (-81 kg).

Kedelapan pejudo tersebut bakal melakoni TC sampai awal Mei mendatang. Perry berharap anak didiknya mampu mendapatkan banyak pengalaman berharga karena bakal menemukan lawan latih tanding yang lebih baik selama di Taiwan.

Dipilihnya delapan pejudo tersebut karena menunjukkan peningkatan kemampuan yang signifikan sejak masuk ke pelatnas mulai Januari lalu. selain itu, enam dari delapan orang yang berangkat ke Taiwan juga mampu bersaing saat tampil di kejuaraan Judo Hongkong Open 5-6 Maret lalu. Saat itu, Toni Irawan mampu meraih emas dan lima lainnya bisa mengatasi lawan-lawan yang terhitung berat.

“Awalnya bukan delapan orang yang akan diberangkatkan Tapi, kami melihat ini kesempatan untuk terus meningkatkan kemampuan Judoka potensial itu sehingga diusahakan oleh PB PJSI,” papar judoka mantan raja judo Asia Tenggara tersebut.

Menurut Perry, potensi yang dimiliki oleh anak didiknya cukup bagus. Dia yakin, program tersebut mampu menjadi prohram kaderisasi sekaligus regenearasi judo Indonesia yang  telah lama terpuruk di Asia Tenggara.
Terakhir tim Judo Merah putih mampu mendominasi Asia Tenggara saat SEA Games 1991 dengan merebut 10 emas. Prestasi menjadi juara umum tersbeut bisa dipertahankan hingga 1997. Setelah itu, Indonesia selalu berada di bawah baying-bayang kesuksesan Thailand dan Vietnam.

“Kami memeng masih dua level dibawah mereka. Tapi, itu bukan di sisi teknik, melainkan hanya fisik dan pengalaman bertanding. Program ini bertujuan untuk mengurangi kesenjangan itu,” terang ayah Judoka Gery Pantouw tersebut.
Sementara itu, untuk judoka putri, Perry sudah membuat program latihan tersendiri. Meskipun tidak mengadakan TC ke luar negeri seperti tim putra, PB PJSI ternyata mendatangkan lawan tanding dari Korea Selatan ke Ciloto.
Keduanya, lanjut Perry, sengaja didatangkan untuk menambah pengalaman bertanding tim wanita. Dengan langkah tersebut, biaya yang dibutuhkan juga tidak sebesar jika mengirimkan tim untuk TC ke luar negeri.
“Dana memang ada jaminan cair, tapi selama ini masih ditalangi PB PJSI karena memang butuh banyak dana sekaligus,” tandasnya. (aam/jpnn)

JAKARTA- Berbagai cara ditempuh oleh PB PJSI untuk memenuhi target tiga emas pada SEA Games 2011, 11-22 November mendatang. Tak puas hanya melakoni pemusatan latihan di Ciloto, Jawa Barat, mereka juga mengirim delapan Judoka untuk melakoni TC ke Taiwan.

“Sudah kami berangkatkan delapan tim putri. Mereka yang berangkat ini adalah yang berpeluang besar untuk meraih medali di SEA Games nanti,” kata pelatih pelatnas judo Perry Pantouw, kemarin (15/3). Mereka adalah Toni irawan (kelas 55 Kg), Putu Sukaryono (60 Kg), Melia Kubus (66 kg), Rakianda (66 kg), Iksan Apriyadi (-73 Kg), Gery Pantouw (-73), Putu Wiradmungga Adesta (-81 kg), dan Horas Manurung (-81 kg).

Kedelapan pejudo tersebut bakal melakoni TC sampai awal Mei mendatang. Perry berharap anak didiknya mampu mendapatkan banyak pengalaman berharga karena bakal menemukan lawan latih tanding yang lebih baik selama di Taiwan.

Dipilihnya delapan pejudo tersebut karena menunjukkan peningkatan kemampuan yang signifikan sejak masuk ke pelatnas mulai Januari lalu. selain itu, enam dari delapan orang yang berangkat ke Taiwan juga mampu bersaing saat tampil di kejuaraan Judo Hongkong Open 5-6 Maret lalu. Saat itu, Toni Irawan mampu meraih emas dan lima lainnya bisa mengatasi lawan-lawan yang terhitung berat.

“Awalnya bukan delapan orang yang akan diberangkatkan Tapi, kami melihat ini kesempatan untuk terus meningkatkan kemampuan Judoka potensial itu sehingga diusahakan oleh PB PJSI,” papar judoka mantan raja judo Asia Tenggara tersebut.

Menurut Perry, potensi yang dimiliki oleh anak didiknya cukup bagus. Dia yakin, program tersebut mampu menjadi prohram kaderisasi sekaligus regenearasi judo Indonesia yang  telah lama terpuruk di Asia Tenggara.
Terakhir tim Judo Merah putih mampu mendominasi Asia Tenggara saat SEA Games 1991 dengan merebut 10 emas. Prestasi menjadi juara umum tersbeut bisa dipertahankan hingga 1997. Setelah itu, Indonesia selalu berada di bawah baying-bayang kesuksesan Thailand dan Vietnam.

“Kami memeng masih dua level dibawah mereka. Tapi, itu bukan di sisi teknik, melainkan hanya fisik dan pengalaman bertanding. Program ini bertujuan untuk mengurangi kesenjangan itu,” terang ayah Judoka Gery Pantouw tersebut.
Sementara itu, untuk judoka putri, Perry sudah membuat program latihan tersendiri. Meskipun tidak mengadakan TC ke luar negeri seperti tim putra, PB PJSI ternyata mendatangkan lawan tanding dari Korea Selatan ke Ciloto.
Keduanya, lanjut Perry, sengaja didatangkan untuk menambah pengalaman bertanding tim wanita. Dengan langkah tersebut, biaya yang dibutuhkan juga tidak sebesar jika mengirimkan tim untuk TC ke luar negeri.
“Dana memang ada jaminan cair, tapi selama ini masih ditalangi PB PJSI karena memang butuh banyak dana sekaligus,” tandasnya. (aam/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/