25 C
Medan
Monday, July 1, 2024

Dor… Dor! Oknum Perwira TNI Letuskan Senpi

Ribut dengan OKP

BELAWAN- Dorrr! Oknum perwira TNI Angkatan Darat berinisial Mayor Ed meletuskan senjata apinya (senpi) jenis pistol ke tanah, di halaman Rumah Sakit Pelabuhan I Medan Jalan KL Yos Sudarso Km 22 Medan Belawan, Selasa (16/10) sekira pukul 16.30 Wib. Selang 2 menit kemudian, ia kembali menembak. Dorrr! Kali ini tembakan mengarah ke langit.

Kedua letusan itu kontan membubarkan beberapa pria oknum anggota Ranting Pemuda Pancasila (PP) Kelurahan Belawan Bahagia dan Belawann
Bahari Kecamatan Medan Belawan, yang berada di lokasi.

Informasi dihimpun Sumut Pos dari sejumlah saksi mata di lokasi kejadian, keributan yang sempat membuat heboh masyarakat itu diawali oleh kedatangan sejumlah oknum anggota PP ke lokasi RS  Pelabuhan I Medan di Belawan, yang sedang dalam proses renovasi pembangunan. Niat mereka ditengarai untuk meminta pekerjaan.

Saat itu, Mayor E bersama dua anggotanya berinisial RP dan NS, sedang berada di lokasi proyek renovasi. Ketiga oknum militer ini diduga menjadi pengawas proyek atas permintaan kontraktor. Kepada ketiga oknum militer yang bertugas di kesatuan Zeni Tempur (Zipur) ini, oknum OKP meminta izin untuk diberi pekerjaan.

Namun permintaan itu berujung pada adu mulut. Buntutnya, Mayor E marah dan akhirnya meletuskan senjata api. Pertama, sang mayor meletuskan senjatanya ke tanah. Dorr! “Mundur kalian. Pergi kalian dari sini. Kutembak nanti kalian!” teriaknya. Untuk menguatkan ancamannya, ia mengarahkan pistolnya ke langit. Dorrr!

Melihat aksi perwira militer itu, para oknum anggota OKP yang meminta pekerjaan tadi langsung ngacir meninggalkan lokasi rumah sakit.
Sementara warga yang bermukim di sekitar areal RS Pelabuhan I Medan, berhamburan dari rumah masing-masing, karena terkejut mendengar suara letusan senjata itu. Meski tak berani mendekat, warga sempat melihat keributan tersebut. “Tadinya kukira suara ban pecah. Begitu keluar dari rumah, di sekitar rumah sakit sudah berkumpul banyak orang melihat keributan. Kabarnya yang nembak tentara, karena tak senang dengan anggota OKP yang datang,” ujar Jhon Sihombing, seorang warga.

Mayor E yang dikonfirmasi melalui via telepon, membantah dirinya meletuskan senjata. Hanya saja ia mengaku kecewa dengan sikap sejumlah pemuda dari OKP, yang menurutnya tidak beretika saat datang meminta pekerjaan.

“Tadinya kita sudah musyawarah dengan petinggi mereka soal kerjaan itu. Tiba-tiba mereka datang langsung mengancam. Kita tidak terima,” ungkap Wadan Zipur ini.

Kapendam I Bukit Barisan, Kolonel Halilitar SH, yang dihubungi Sumut Pos via telepon selularnya terkait aksi letusan senjata api tersebut, belum bersedia menjawab. Saat coba dikonfirmasi melalui layanan pesan singkat (SMS), juga tidak dibalas.

Ketua PAC Pemuda Pancasila (PP) Kecamatan Medan Belawan, Husor Hutapea, mengaku sangat menyayangkan peristiwa itu. Dia menyarankan agar anggotanya membuat pengaduan ke Polisi Militer (PM).

“Saya sangat menyayangkan kenapa aksi penembakan dilakukan oleh oknum anggota TNI itu bisa terjadi. Semestinya TNI tidak menakuti rakyat seperti ini. Kita juga heran kenapa saat ini TNI selalu ditempatkan hampir di semua proyek. Sedangkan Belawan bukan merupakan daerah darurat yang sedang terjadi konflik perang,” ungkapnya. (mag-17/ril/smg)

Ribut dengan OKP

BELAWAN- Dorrr! Oknum perwira TNI Angkatan Darat berinisial Mayor Ed meletuskan senjata apinya (senpi) jenis pistol ke tanah, di halaman Rumah Sakit Pelabuhan I Medan Jalan KL Yos Sudarso Km 22 Medan Belawan, Selasa (16/10) sekira pukul 16.30 Wib. Selang 2 menit kemudian, ia kembali menembak. Dorrr! Kali ini tembakan mengarah ke langit.

Kedua letusan itu kontan membubarkan beberapa pria oknum anggota Ranting Pemuda Pancasila (PP) Kelurahan Belawan Bahagia dan Belawann
Bahari Kecamatan Medan Belawan, yang berada di lokasi.

Informasi dihimpun Sumut Pos dari sejumlah saksi mata di lokasi kejadian, keributan yang sempat membuat heboh masyarakat itu diawali oleh kedatangan sejumlah oknum anggota PP ke lokasi RS  Pelabuhan I Medan di Belawan, yang sedang dalam proses renovasi pembangunan. Niat mereka ditengarai untuk meminta pekerjaan.

Saat itu, Mayor E bersama dua anggotanya berinisial RP dan NS, sedang berada di lokasi proyek renovasi. Ketiga oknum militer ini diduga menjadi pengawas proyek atas permintaan kontraktor. Kepada ketiga oknum militer yang bertugas di kesatuan Zeni Tempur (Zipur) ini, oknum OKP meminta izin untuk diberi pekerjaan.

Namun permintaan itu berujung pada adu mulut. Buntutnya, Mayor E marah dan akhirnya meletuskan senjata api. Pertama, sang mayor meletuskan senjatanya ke tanah. Dorr! “Mundur kalian. Pergi kalian dari sini. Kutembak nanti kalian!” teriaknya. Untuk menguatkan ancamannya, ia mengarahkan pistolnya ke langit. Dorrr!

Melihat aksi perwira militer itu, para oknum anggota OKP yang meminta pekerjaan tadi langsung ngacir meninggalkan lokasi rumah sakit.
Sementara warga yang bermukim di sekitar areal RS Pelabuhan I Medan, berhamburan dari rumah masing-masing, karena terkejut mendengar suara letusan senjata itu. Meski tak berani mendekat, warga sempat melihat keributan tersebut. “Tadinya kukira suara ban pecah. Begitu keluar dari rumah, di sekitar rumah sakit sudah berkumpul banyak orang melihat keributan. Kabarnya yang nembak tentara, karena tak senang dengan anggota OKP yang datang,” ujar Jhon Sihombing, seorang warga.

Mayor E yang dikonfirmasi melalui via telepon, membantah dirinya meletuskan senjata. Hanya saja ia mengaku kecewa dengan sikap sejumlah pemuda dari OKP, yang menurutnya tidak beretika saat datang meminta pekerjaan.

“Tadinya kita sudah musyawarah dengan petinggi mereka soal kerjaan itu. Tiba-tiba mereka datang langsung mengancam. Kita tidak terima,” ungkap Wadan Zipur ini.

Kapendam I Bukit Barisan, Kolonel Halilitar SH, yang dihubungi Sumut Pos via telepon selularnya terkait aksi letusan senjata api tersebut, belum bersedia menjawab. Saat coba dikonfirmasi melalui layanan pesan singkat (SMS), juga tidak dibalas.

Ketua PAC Pemuda Pancasila (PP) Kecamatan Medan Belawan, Husor Hutapea, mengaku sangat menyayangkan peristiwa itu. Dia menyarankan agar anggotanya membuat pengaduan ke Polisi Militer (PM).

“Saya sangat menyayangkan kenapa aksi penembakan dilakukan oleh oknum anggota TNI itu bisa terjadi. Semestinya TNI tidak menakuti rakyat seperti ini. Kita juga heran kenapa saat ini TNI selalu ditempatkan hampir di semua proyek. Sedangkan Belawan bukan merupakan daerah darurat yang sedang terjadi konflik perang,” ungkapnya. (mag-17/ril/smg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/