Site icon SumutPos

Mandor Bantai Keluarga Istri, lalu Gantung Diri

Foto: Gatha Ginting/PM Istri Ijen, pelaku pembunuhan terhadap kakaknya Desyria tak henti menangisi perbuatan suaminya dan kematian kakaknya, di rumahnya Jalan Karya Baru II , Helvetia Timur.
Foto: Gatha Ginting/PM
Istri Ijen, pelaku pembunuhan terhadap kakaknya Desyria tak henti menangisi perbuatan suaminya dan kematian kakaknya, di rumahnya Jalan Karya Baru II , Helvetia Timur.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pembantaian sadis berakhir tragis kembali terjadi di Medan. Seorang mandor di usaha batu alam membantai keluarga istrinya. Kakak tertua sang istri tewas, sementara dua adik dalam keadaan kritis. Selang beberapa jam, sang mandor malah ditemukan tewas tergantung di tempat kerjanya yang notebe milik suami kakak tertua istrinya tersebut.

Adalah Syahrian alias Ijan (30) warga Jalan Tempuling/ Pancing, Medan, mandor yang dimaksud. Pelaku membantai kakak iparnya, Desvia Wardani (39) dan dua adik iparnya, Riston (24) serta Lini Veronika (16). Ketiganya dibantai di rumah Desvia, Jalan Karya Dalam/ Karya Baru II No 8, Helvetia Timur, Medan Helvetia, Rabu (15/10) malam sekira pukul 22.00 WIB.

Informasi diperoleh di lapangan Kamis (16/10) siang, kejadian tragis ini berawal saat pelaku yang merupakan suami dari adik Desvia nomor tiga, Lini Marlina, berada di lokasi kejadian Rabu sore. Saat itu pelaku baru saja pulang kerja dari UD Mulia Genteng Beton, Jalan Gatot Subroto, Tomang Elok. Di rumah itu, pelaku bersama istri dan dua anaknya. Selain itu turut ada juga Desvia, Riston, dan Lini Veronika.

Sekira pukul 20.00 WIB, pelaku mengantarkan istri dan dua anaknya pulang ke rumah kontrakannya di Jalan Tempuling dengan mengendarai sepeda motor Yamaha Vixion. Tak berapa lama, Riston pun pergi keluar dengan memakai sepeda motor Honda Vario milik Desvia untuk berkunjung ke rumah pacarnya di kawasan Amplas.

Usai mengantar istri dan anaknya, pelaku kemudian kembali lagi ke rumah korban (Desvia) dengan alasan sepeda motornya rusak. Pelaku kemudian hendak meminjam sepeda motor milik korban. Namun, karena sepeda motor dipakai Riston, pelaku pun harus menunggu. Pelaku kemudian membongkar sepeda motornya yang rusak.

Karena sudah lama menunggu, sekira pukul 22.00 WIB, pelaku meminta tolong kepada korban untuk menghubungi Riston sekaligus membelikan mur dan as guna memperbaiki sepeda motornya yang rusak. Lantaran Riston tak kunjung datang, pelaku naik pitam sehingga meminta Desvia menghubungi kembali Riston.

Namun, Desvia yang saat itu sudah tertidur pulas di kamar bersama Lini Veronika, tak mendengar permintaan pelaku. Miskomunikasi pun terjadi. Pelaku emosi dan naik darah, tiba-tiba saja masuk ke dalam kamar. Dia langsung mencekik Desvia hingga tewas. Tak hanya sampai di situ, Lini Veronika yang berada di sebelahnya pun turut dicekik pelaku. Namun, Veronika berhasil melepaskan cekikan pelaku. Melihat korban kedua berusaha kabur, pelaku pun semakin emosi dan melayangkan pukulan beberapa kali ke bagian belakang kepala Veronika.

Di saat Veronika dianiaya, sekira pukul 23.00, pelaku mendengar suara ketukan pintu dan memanggil namanya dari depan rumah. Pelaku kemudian bergegas keluar kamar dan meninggalkan Veronika lalu menuju dapur. Lantaran panik, pelaku mengambil balok dari dapur sembari memantau dari kejauhan. Veronika yang ditinggal pelaku, kemudian bangkit dan berjalan ke kamar mandi. Namun, karena pusing akibat terkena pukulan, Veronika akhirnya pingsan.

Riston yang telah mengetuk pintu depan sembari memanggil-manggil kakaknya (Desvia) tak mendapat jawaban. Karena tak ada jawaban dan lampu depan pun mati, Riston langsung masuk hingga ke ruang tamu.

Pelaku yang sudah memantau pergerakan Riston, mulai mendekatinya secara perlahan sembari memegang balok kayu. Pelaku kemudian langsung menyerang Riston dari belakang dan menghajar kepalanya memakai balok beberapa kali.

Riston pun tersungkur. Tetapi dia melawan sehingga terjadi pergelutan. Namun, Riston akhirnya kalah sehingga memilih kabur ke depan rumah dan bersembunyi di samping rumah. Melihat Riston kabur, pelaku kemudian mengejarnya hingga ke depan. Tetapi, pengejaran pelaku tak berhasil dan tak menemukan adik iparnya itu. Selanjutnya pelaku pun kabur dengan mengendarai sepeda motor milik Desvia, Honda Vario, yang sebelumnya dipakai Riston.

Mengetahui kakak iparnya telah kabur, Riston kembali masuk ke dalam rumah. Dia pun terkejut mendapati kakak pertamanya tergeletak di tempat tidur dan adik bungsunya di dalam kamar mandi. Riston kemudian menghubungi abangnya yang tinggal di Binjai untuk meminta pertolongan guna menghubungi polisi.

Pelaku yang kabur, ternyata diketahui bersembunyi di tempat kerjanya. Entah bagaimana ceritanya, pelaku menghabisi nyawanya sendiri dengan cara gantung diri di areal belakang. Pelaku mengikat lehernya dengan tali tergantung di atas pohon. Sementara sepeda motor Desvia diparkir di samping toko.

Petugas kepolisian yang sebelumnya mendapat kabar, kemudian tiba di rumah korban. petugas kemudian melakukan olah TKP dan mengamankan sejumlah barang bukti berupa balok kayu yang digunakan pelaku. Petugas juga membawa korban tewas ke RSUD Dr Pirngadi Medan. Sementara dua korban yang luka parah dibawa ke RS Sufina Aziz hingga dirujuk ke RS Materna.

Foto: Well/PM
Jasad Syahrian alias Ijan, saat tergantung di pohon di sebelah panglong tempanya bekerja.

Petugas selanjutnya mengejar pelaku. Setelah dilacak dari nomor ponsel, petugas mendapati pelaku sedang berada di tempat kerjanya tersebut. Petugas pun terkejut melihat pelaku tewas tergantung di atas pohon. Polisi kemudian membawa jasad pelaku ke RSUD Dr Pirngadi Medan.

“Korban yang tewas ini adalah Desvia Wardani, anak pertama dari 7 bersaudara. Sedangkan pelaku merupakan adik iparnya yang menikah dengan adiknya yang nomor tiga bernama Lini Marlina. Dua korban lain yang luka parah adalah, Riston anak keenam dan Lini Veronika anak ketujuh. Keduanya adik dari Desvia,” sebut Kapolsek Medan Helvetia, AKP Ronni Bonic.

Menurutnya, pelaku dan korban yang tewas bekerja pada satu tempat. Mereka sudah membuka usaha batu alam selama hampir 4 tahun lamanya. Pelaku bekerja sebagai mandor, sementara korban tewas merupakan kasir.

“Kalau motif pembunuhan gara-gara kesal lantaran pelaku yang ingin meminjam sepeda motor korban tak kunjung datang, masih kita dalami. Tapi yang jelas ini bukan perampokan,” kata Ronni.

Disinggung motif masalah cinta segitiga atau ingin menguasai harta benda, Ronni belum berani memastikan karena belum ada temuan ke sana. Namun demikian, ia mengaku sebelumnya pelaku ini merupakan narapidana atas kasus narkoba. “Kita masih dalami motif dibalik ini semua, apakah persoalan harta, cinta atau yang lain. Tapi kabar terakhir pelaku merupakan narapidana kasus narkoba,” tandasnya.

Tak Terima Sering Dinasihati

Kenekatan Ijan menghabisi nyawa kakak iparnya dan menganiaya 2 adik iparnya disebut-sebut lantaran ia tak terima terus dimarahi bahkan sering dinasihati oleh kakak iparnya itu di tempat usaha tersebut.

Informasi berkembang, usaha batu-batuan tersebut merupakan milik Irwan yang tak lain suami dari Desvia. Di situ, Desvia bertindak sebagai kasir sementara Ijan bertindak sebagai mandor. Santer berhembus kabar, jika Ijan kerap mengajak anggotanya (pekerja) untuk bermain kartu pada waktu yang dianggap senggang. Hal itu pula yang dianggap pemicu sehingga Ijan kerap dimarahi oleh kakak iparnya itu.

Suami korban, Irwan saat ditemui di rumah duka tampak belum bersedia berbicara soal kematian istrinya itu lantaran ia masih dirundung duka. Irwan mengaku baru tiba dari Jakarta setelah sebelumnya menjenguk ayahnya yang sedang sakit di sana.

Dugaan jika pelaku tak terima dimarahi hingga menjadi pemicu kenekatannya pun seakan kian diperkuat oleh istrinya Lini Marlina. Di hadapan jasad kakak kandungnya Desvia yang telah terbujur kaku, Lini terdengar menjerit-jerit dan tampak menyalahkan suaminya yang kini pun turut telah tiada.

“Dia tak terima dinasihati di depanku, dia habiskan uang perusahaan makanya dinasihati, tapi kenapa malah begini. Tega kali dia itu, kenapa bisa begini. Apa salah menasihati demi yang baik,” katanya.

Namun, belum diketahui berapa uang perusahaan yang ‘dilenyapkan’ oleh pelaku hingga membuatnya nekat. Padahal, Ijan dianggap sebagai saudara sendiri hingga akhirnya dipercayakan menjadi mandor di usaha batu alam milik keluarga iparnya itu.

Arif (29) salah seorang rekan kerja Ijan mengatakan, jika tak ada hal yang berbeda dari Ijan. Seperti biasa, ia kerap bekerja dan duduk bersama rekan-rekannya. “Dia baik ajanya orangnya. Kami aja tadi terkejut waktu tahu dia gantung diri di sebelah itu,” kata pria yang sempat dimintai keterangan oleh petugas ini.

Pihak keluarga yang ditemui di rumah korban tak bersedia memberikan keterangan. Saat ditanya soal motif tewasnya Desvia akibat cinta segitiga, pelaku sering dimarahi atau menguasai harta warisan, keluarga korban tak bersedia menjawab. Pria paruh baya yang disebut warga setempat paman Desvia bungkam. Ketika diwawancarai beberapa kali dia hanya dia dan melambaikan tangan saja. (ris/rbb)

 

 

Exit mobile version