32 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Selambo Memanas, Warga Berjaga-jaga

Konflik Tanah Eks HGU PTPN 2

MEDAN-Kasus konflik tanah yang terjadi di Selambo, Percutseituan kembali memanas. Warga berjaga-jaga di lahan eks HGU PTPN II dengan membawa senjata tajam jenis parang dan kelewang, karena traktor hendak masuk ke lahan yang telah dikelola warga, Jumat (16/11) siang.

MARAH: Puluhan warga marah  nyaris bentrok  polisi  lahan eks HGU PTPN 2 Jalan Selambo Desa Amplas, Kecamatan Percut Seituan, Jumat (16/11).//ANDRI GINTING/SUMUT POS
MARAH: Puluhan warga marah dan nyaris bentrok dengan polisi di lahan eks HGU PTPN 2 Jalan Selambo Desa Amplas, Kecamatan Percut Seituan, Jumat (16/11).//ANDRI GINTING/SUMUT POS

Amatan wartawan di lokasi, pihak perusahaan dibantu puluhan preman lengkap dengan membawa senjata tajam berupaya menguasai lahan dengan menggunakan traktor usai salat Jumat. Warga yang didominasi ibu-ibu berusaha menghadang traktor milik perusahaan. Ibu-ibu itu juga tak mau kalah dan membawa senjata tajam. Tak berapa lama kemudian sekitar setengah jam, petugas kepolisian pun tiba di lokasi dan melakukan pengamanan. Warga tetap berjaga-jaga hingga Jumat sore.

Pengakuan R br Sinagan

mereka berjaga-jaga karena mereka tak terima lahan yang telah mereka kelola itu diratakan dengan traktor oleh pihak perusahaan yang memakai jasa preman.

“Kami akan tetap berjaga karena kami tak terima lahan yang telah kami kelola ini diserobot dan sudah susah payah kami menanam dan merawat semua tanaman yang ada di sini,” katanya.

Ditambahkannya, lahan ini sudah mereka kelola dengan waktu yang cukup lama dan tak mungkin beralih begitu saja.
“Kami tetap akan berjaga-jaga di lahan kami masing-masing,” jelasnya.

Amatan wartawan koran ini di lokasi, puluhan warga yang didominasi ibu-ibu itu tetap berjaga-jaga. Petugas kepolisian juga berjaga-jaga disekitar lokasi menjaga hal yang tak diinginkan. Tak hanya itu, kaum pria juga berjaga-jaga di lokasi mendampingi istri mereka.

Kapolsekta Percut Seituan, AKP Erinal mengaku, masih melakukan pengamanan di lokasi dan menurunkan personel untuk berjaga-jaga.
“Personel kita siagakan di lokasi menghindari hal-hal yang tak diinginkan,” sebutnya.

Sementara itu, dua kelompok tani nyaris bentrok di Jalan Pasar II, Desa Tambak Rejo, Percut Seituan, Jumat (16/11) pagi 09.00 WIB. Seorang warga, Wakidi (42), diamankan di Mapolsekta Percut Seituan karena membawa anak panah.

Informasi yang dihimpun, awalnya posko kelompok Tani Smart yang diketuai oleh Senen (47), warga Pasar II Percut Seituan, diserang dan dibongkar oleh Kelompok Tani yang diketuai oleh Sariadi alias Pingul dengan dibantu OKP berjumlah 30 orang, saattidak melakukan aktivitas di lahan tersebut.
“Posko kami diserang dan dibakar oleh kelompok tani yang diketuai oleh Pingul, Kamis sore dan kami tetap diam,” kata Senen, Jumat (16/11) siang.
Mendapati poskonya diserang, kelompok Tani Smart melakukan pembalasan dengan menyerang kelompok yang diketuai Pingul. “Mereka yang terlebih dahulu memulai aksi penyerangan Jumat pagi tadi,” jelasnya.

Akibat adanya penyerangan tersebut, dua kelompok pun nyaris bentrok. Tak lama kemudian, petugas kepolisian yang mendapat informasi dari Polsekta percut Seituan dengan dibantu Polresta Medan turun ke lokasi untuk meredam bentrokan tersebut. Petugas mengamankan seorang dari kelompok Tani Smart bernama Wakidi (42), yang merupakan adik kandung Senen, ke Mapolresta Medan bersama barang buktinya senjata tajam dan balok serta sebanyak 6 anak panah.

“Untuk jaga-jaganya saja makanya anak panah itu disimpan di kantong,” tambah Senen.
Kasat Reskrim Polresta Medan, Kompol Moch Yoris Marzuki SIK mengaku, masih memeriksa kasusnya.
“Masih kita periksa dan mintai keterangan yang bersangkutan saat ini di Mapolresta Medan. Yang bersangkutan diamankan karena membawa anak panah,” ungkapnya.(jon)

Konflik Tanah Eks HGU PTPN 2

MEDAN-Kasus konflik tanah yang terjadi di Selambo, Percutseituan kembali memanas. Warga berjaga-jaga di lahan eks HGU PTPN II dengan membawa senjata tajam jenis parang dan kelewang, karena traktor hendak masuk ke lahan yang telah dikelola warga, Jumat (16/11) siang.

MARAH: Puluhan warga marah  nyaris bentrok  polisi  lahan eks HGU PTPN 2 Jalan Selambo Desa Amplas, Kecamatan Percut Seituan, Jumat (16/11).//ANDRI GINTING/SUMUT POS
MARAH: Puluhan warga marah dan nyaris bentrok dengan polisi di lahan eks HGU PTPN 2 Jalan Selambo Desa Amplas, Kecamatan Percut Seituan, Jumat (16/11).//ANDRI GINTING/SUMUT POS

Amatan wartawan di lokasi, pihak perusahaan dibantu puluhan preman lengkap dengan membawa senjata tajam berupaya menguasai lahan dengan menggunakan traktor usai salat Jumat. Warga yang didominasi ibu-ibu berusaha menghadang traktor milik perusahaan. Ibu-ibu itu juga tak mau kalah dan membawa senjata tajam. Tak berapa lama kemudian sekitar setengah jam, petugas kepolisian pun tiba di lokasi dan melakukan pengamanan. Warga tetap berjaga-jaga hingga Jumat sore.

Pengakuan R br Sinagan

mereka berjaga-jaga karena mereka tak terima lahan yang telah mereka kelola itu diratakan dengan traktor oleh pihak perusahaan yang memakai jasa preman.

“Kami akan tetap berjaga karena kami tak terima lahan yang telah kami kelola ini diserobot dan sudah susah payah kami menanam dan merawat semua tanaman yang ada di sini,” katanya.

Ditambahkannya, lahan ini sudah mereka kelola dengan waktu yang cukup lama dan tak mungkin beralih begitu saja.
“Kami tetap akan berjaga-jaga di lahan kami masing-masing,” jelasnya.

Amatan wartawan koran ini di lokasi, puluhan warga yang didominasi ibu-ibu itu tetap berjaga-jaga. Petugas kepolisian juga berjaga-jaga disekitar lokasi menjaga hal yang tak diinginkan. Tak hanya itu, kaum pria juga berjaga-jaga di lokasi mendampingi istri mereka.

Kapolsekta Percut Seituan, AKP Erinal mengaku, masih melakukan pengamanan di lokasi dan menurunkan personel untuk berjaga-jaga.
“Personel kita siagakan di lokasi menghindari hal-hal yang tak diinginkan,” sebutnya.

Sementara itu, dua kelompok tani nyaris bentrok di Jalan Pasar II, Desa Tambak Rejo, Percut Seituan, Jumat (16/11) pagi 09.00 WIB. Seorang warga, Wakidi (42), diamankan di Mapolsekta Percut Seituan karena membawa anak panah.

Informasi yang dihimpun, awalnya posko kelompok Tani Smart yang diketuai oleh Senen (47), warga Pasar II Percut Seituan, diserang dan dibongkar oleh Kelompok Tani yang diketuai oleh Sariadi alias Pingul dengan dibantu OKP berjumlah 30 orang, saattidak melakukan aktivitas di lahan tersebut.
“Posko kami diserang dan dibakar oleh kelompok tani yang diketuai oleh Pingul, Kamis sore dan kami tetap diam,” kata Senen, Jumat (16/11) siang.
Mendapati poskonya diserang, kelompok Tani Smart melakukan pembalasan dengan menyerang kelompok yang diketuai Pingul. “Mereka yang terlebih dahulu memulai aksi penyerangan Jumat pagi tadi,” jelasnya.

Akibat adanya penyerangan tersebut, dua kelompok pun nyaris bentrok. Tak lama kemudian, petugas kepolisian yang mendapat informasi dari Polsekta percut Seituan dengan dibantu Polresta Medan turun ke lokasi untuk meredam bentrokan tersebut. Petugas mengamankan seorang dari kelompok Tani Smart bernama Wakidi (42), yang merupakan adik kandung Senen, ke Mapolresta Medan bersama barang buktinya senjata tajam dan balok serta sebanyak 6 anak panah.

“Untuk jaga-jaganya saja makanya anak panah itu disimpan di kantong,” tambah Senen.
Kasat Reskrim Polresta Medan, Kompol Moch Yoris Marzuki SIK mengaku, masih memeriksa kasusnya.
“Masih kita periksa dan mintai keterangan yang bersangkutan saat ini di Mapolresta Medan. Yang bersangkutan diamankan karena membawa anak panah,” ungkapnya.(jon)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/