25 C
Medan
Friday, June 28, 2024

Tukang Sate Sedih, Sutan Membuat Dagangannya Rugi

Kisah Orang Kecil dalam Gempita Pendaftaran Pilgubsu   

Usai pendaftaran pasangan calon Amri Tambunan dan RE Nainggolan, sejumlah fungsionaris Demokrat baik dari DPD I Sumut maupun DPP Demokrat, terlihat ada yang menemani Amri dan RE masuk ke salah satu ruangan di lantai dua Kantor Sekretariat KPU Sumut.

DALANG: Sutan Bathoegana dianggap dalang kerugian seorang tukang sate  KPUD Sumut. //andri ginting/sumut pos
DALANG: Sutan Bathoegana dianggap dalang kerugian seorang tukang sate di KPUD Sumut. //andri ginting/sumut pos

Namun, tak berapa lama Sutan Bhatoegana tampak sudah di luar Kantor KPU Sumut, dan menuju ke mobil pribadinya yang diparkir di bagian belakang Kantor KPU Sumut.

Saat melintas tepat di parkiran sepeda motor, di samping Kantor KPU Sumut, Sutan yang sempat bersapa ria dengan sejumlah warga sekitar yang tengah duduk di salah satu warung kopi (warkop) dan menyebutkan ucapan yang dikenal merupakan jargonnya, “masuk barang itu”, ternyata dikejar-kejar warga sekitar. Bukan berniat anarkis, tapi untuk maksud tertentu. Ada yang ingin hanya sekedar salaman, dan ada yang berniat meminta uang dari Sutan.

Bahkan para penjual makanan ringan, seperti penjual rokok, sate dan lainnya juga turut mengejar Sutan untuk menjajakan barang dagangannya. Pedagang sate keliling yang turut mengejar Sutan, akhirnya berhasil mendapatkan uang dari Sutan sebesar Rp300 ribu.

Namun, itu tidak diberikan Sutan dengan cuma-cuma. Melainkan untuk membeli sate dagangannya, dan dibagi-bagikan terhadap warga sekitar. Setelah memberi uang Rp300 ribu itu, Sutan langsung masuk ke mobil pribadinya dan meninggalkan lokasi itu.

Sementara itu, pedagang sate bertubuh gempal, berkulit hitam dan mengenakan topi langsung diserbu warga. Para warga sekitar yang mengerumuni penjual sate itu, langsung dengan sigap mengambil sate-sate yang dibawa pedagang sate tersebut.

“Ini kan sudah dibayar Rp300 ribu tadi sama Sutan,” kata seseorang yang mengenakan kemeja hitam dan celana hitam serta topi hitam kepada si penjual sate itu.

Terlihat warga lainnya, setelah mengambil sate langsung lari meninggalkan si penjual sate itu.

Pedagang sate yang awalnya membiarkan begitu saja satenya diambil, terlihat mulai gerah dan berteriak, jika uang Rp300 ribu dari Sutan Bhatoegana itu, tidak untuk membeli semua sate dagangannya. “Itu tidak untuk semua, Rp300 ribu tidak semuanya,” teriaknya.

Teriakan itu, tidak membuat warga lainnya berhenti. Malah tetap meminta sate yang dijual penjual sate itu. Tak tahan lagi, si penjual sate yang awalnya berteriak keras, mulai terlihat sedih. Dengan mimik wajah hendak menangis, penjual sate itu menutup dagangannya dengan daun pisang dan membawanya masuk ke area halaman Kantor KPU Sumut, meninggalkan warga yang seolah meminta paksa sate jualannya atas nama uang Rp300 ribu pemberian Sutan Bhatoegana.

“Tidak cukup uangnya untuk sate ini, masih kurang. Tolong ya, sudah,” ucap si penjual sate itu.(ari)

Kisah Orang Kecil dalam Gempita Pendaftaran Pilgubsu   

Usai pendaftaran pasangan calon Amri Tambunan dan RE Nainggolan, sejumlah fungsionaris Demokrat baik dari DPD I Sumut maupun DPP Demokrat, terlihat ada yang menemani Amri dan RE masuk ke salah satu ruangan di lantai dua Kantor Sekretariat KPU Sumut.

DALANG: Sutan Bathoegana dianggap dalang kerugian seorang tukang sate  KPUD Sumut. //andri ginting/sumut pos
DALANG: Sutan Bathoegana dianggap dalang kerugian seorang tukang sate di KPUD Sumut. //andri ginting/sumut pos

Namun, tak berapa lama Sutan Bhatoegana tampak sudah di luar Kantor KPU Sumut, dan menuju ke mobil pribadinya yang diparkir di bagian belakang Kantor KPU Sumut.

Saat melintas tepat di parkiran sepeda motor, di samping Kantor KPU Sumut, Sutan yang sempat bersapa ria dengan sejumlah warga sekitar yang tengah duduk di salah satu warung kopi (warkop) dan menyebutkan ucapan yang dikenal merupakan jargonnya, “masuk barang itu”, ternyata dikejar-kejar warga sekitar. Bukan berniat anarkis, tapi untuk maksud tertentu. Ada yang ingin hanya sekedar salaman, dan ada yang berniat meminta uang dari Sutan.

Bahkan para penjual makanan ringan, seperti penjual rokok, sate dan lainnya juga turut mengejar Sutan untuk menjajakan barang dagangannya. Pedagang sate keliling yang turut mengejar Sutan, akhirnya berhasil mendapatkan uang dari Sutan sebesar Rp300 ribu.

Namun, itu tidak diberikan Sutan dengan cuma-cuma. Melainkan untuk membeli sate dagangannya, dan dibagi-bagikan terhadap warga sekitar. Setelah memberi uang Rp300 ribu itu, Sutan langsung masuk ke mobil pribadinya dan meninggalkan lokasi itu.

Sementara itu, pedagang sate bertubuh gempal, berkulit hitam dan mengenakan topi langsung diserbu warga. Para warga sekitar yang mengerumuni penjual sate itu, langsung dengan sigap mengambil sate-sate yang dibawa pedagang sate tersebut.

“Ini kan sudah dibayar Rp300 ribu tadi sama Sutan,” kata seseorang yang mengenakan kemeja hitam dan celana hitam serta topi hitam kepada si penjual sate itu.

Terlihat warga lainnya, setelah mengambil sate langsung lari meninggalkan si penjual sate itu.

Pedagang sate yang awalnya membiarkan begitu saja satenya diambil, terlihat mulai gerah dan berteriak, jika uang Rp300 ribu dari Sutan Bhatoegana itu, tidak untuk membeli semua sate dagangannya. “Itu tidak untuk semua, Rp300 ribu tidak semuanya,” teriaknya.

Teriakan itu, tidak membuat warga lainnya berhenti. Malah tetap meminta sate yang dijual penjual sate itu. Tak tahan lagi, si penjual sate yang awalnya berteriak keras, mulai terlihat sedih. Dengan mimik wajah hendak menangis, penjual sate itu menutup dagangannya dengan daun pisang dan membawanya masuk ke area halaman Kantor KPU Sumut, meninggalkan warga yang seolah meminta paksa sate jualannya atas nama uang Rp300 ribu pemberian Sutan Bhatoegana.

“Tidak cukup uangnya untuk sate ini, masih kurang. Tolong ya, sudah,” ucap si penjual sate itu.(ari)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/