Site icon SumutPos

Siti Aisyah Dikenal Sombong dan Centil

Foto: Imam Husein/Jawa Pos
Ibu dari Siti Aisyah, Benah (kiri) menunjukkan foto Siti Aisyah di rumahnya, Kp. Ranca Sumur, Pabuaran, Serang (Jumat (17/2/2017).

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Nama Siti Aisyah mendadak jadi buah bibir. Perempuan 25 tahun itu diamankan Kepolisian Diraja Malaysia karena diduga terlibat pembunuhan terhadap Kim Jong-Nam, kakak tiri pemimpin tertinggi Korea Utara Kim Jong-Un.

Seorang tenaga kerja Indonesia (TKI) di Malaysia mengaku pernah bertemu langsung dengan Aisyah. Saat Jawa Pos (grup Sumut Pos) memperlihatkan foto paspor Aisyah yang sudah tersebar, TKI itu merasa wajah dalam paspor tersebut tidak asing. ”Ini sih saya pernah bertemu. Baru tahu namanya Siti Aisyah setelah lihat paspornya,” tuturnya kepada Jawa Pos saat ditemui di Restoran Sido Mampir di kawasan Chow Kit, Kuala Lumpur, Jumat (17/2).

Sambil mengingat-ngingat wajah tersebut, dia mulai bercerita. Bukan hanya sekali, perempuan asal Blitar yang enggan menyebutkan namanya itu dua kali bertemu janda satu anak itu. Yang pertama, di sebuah kedai makanan di KL Sentral, dan yang kedua di Central Market kawasan Pasar Seni. Kedua pertemuan yang konon kurang menyenangkan itu terjadi pada 2015.

Menurut TKI itu, Aisyah adalah sosok yang sombong dan seperti tidak mau bergaul dengan TKI lainnya. ”Saat bertemu di KL Sentral, saya sudah mau sapa karena saya tahu dia orang Indonesia. Dia juga melihat saya dan sepertinya tahu saya juga dari Indonesia. Bukannya menyapa, dia malah mengalihkan pandangan,” tuturnya.

Bagi perempuan yang bekerja di Malaysia sejak 2006 itu, kejadian seperti itu sangat jarang terjadi. Menurutnya, rata-rata TKI, jika bertemu dengan orang Indonesia lainnya akan menyapa. Kehangatannya masih sangat terasa. Namun, untuk kasus Aisyah ini jauh berbeda. ”Dia seperti memandang remeh TKI-TKI seperti kami,” tambahnya.

Sambil terus berbincang, TKI itupun mencoba mengontak beberapa temannya. Siapa tahu ada yang pernah kenal dengan Aisyah. Dia pun mengirim foto paspor tersebut ke beberapa temannya. Teman-temannya itu mengaku sering bertemu dengan perempuan pemilik paspor tersebut. Sayangnya, tidak satu pun mengenal sosok Aisyah. ”Mereka bilang sering bertemu dengan Aisyah. Tapi, itu dia, tidak pernah kenal karena sombong,” terangnya.

TKI yang ditemui Jawa Pos itu juga mengatakan, penampilan Aisyah tidak seperti kebanyakan TKI. Aisyah selalu tampil cantik dengan polesan make-up di atas kulit mulus hasil perawatan. Rambut rebonding-nya pun selalu terurai rapi. Cara berpakaian Aisyah terbilang seksi. Paduan jins, kaus ketat, dan high heels menjadi gaya andalan Aisyah. ”Body-nya memang bagus sih,” ucapnya.

Selain sombong, sumber Jawa Pos pun mengatakan, Aisyah adalah perempuan yang centil dan suka gonta-ganti pasangan. Dari dua kali pertemuan yang pernah terjadi, Aisyah didampingi oleh dua pria berbeda. Saat bertemu di KL Sentral, Aisyah terlihat sedang menikmati hidangan berdua dengan seorang pria berwajah blasteran melayu dan bule.

Sementara saat bertemu di Central Market, Aisyah terlihat sedang menggandeng pria lain. ”Antara orang Nepal atau Pakistan. Yang jelas bukan orang Indonesia. Hidungnya mancung. Dia juga berkumis,” terangnya.

BUKAN TKI RESMI

Sementara, status Siti Aisyah sebagai salah satu Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ternyata ilegal. Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI (BNP2TKI) memastikan bahwa tersangka dugaan pembunuhan Kim Jong Nam, kakak tiri pemimpin Korea Utara Kim Jong Un itu tidak masuk dalam daftar TKI yang resmi bekerja di Malaysia.

Kepastian itu disampaikan langsung oleh Kepala BNP2TKI Nusron Wahid di Jakarta, kemarin (17/2). Saat ditemui di kantor DPP Partai Golkar, Nusron memastikan bahwa tidak ada nama Siti Aisyah terdaftar dalam data BNP2TKI dan Kementerian Luar Negeri. Situasi itu bisa saja menambah sulit posisi Siti jika memang benar-benar terbukti membunuh Kim Jong Nam. ”Kalau dia TKI ilegal memang selama ini sulit dideteksi dan lemah perlindungannya,” ujar Nusron.

Menurut Nusron, karena statusnya yang ilegal, BNP2TKI kesulitan mendapatkan data resmi terkait Siti. BNP2TKI belum bisa memastikan alamat tinggal Siti, termasuk pekerjaan yang dilakoni perempuan asal Serang itu. Hal ini merupakan potret khas rentetan masalah yang acapkali dilakoni TKI ilegal. ”Hampir 100 persen kasus (pidana) dialami TKI ilegal,” ujarnya.

Meski begitu, Nusron memastikan bahwa BNP2TKI tetap berupaya melakukan pendampingan hukum kepada Siti. Selama status Siti adalah warga negara Indonesia (WNI), BNP2TKI tidak boleh melepaskan Siti tanpa perlindungan.

”Standing poin kami adalah dia WNI. Kalau sampai dia membunuh pasti ada sesuatu yang dibuat dia terpaksa atau faktum baru yang harus kita buktikan bahwa dia dalam rangka pertahanan diri bukan niat membunuh,” ujarnya.

Nusron melanjutkan, sampai saat ini KBRI Kuala Lumpur belum diberikan akses kekonsuleran untuk bertemu Siti oleh Otoritas Negeri Jiran. Sesuai ketentuan Malaysia, akses kekonsuleran biasanya diberikan setelah satu minggu karena dalam masa siasatan (pemeriksaan) tersangka belum boleh ditemui oleh Perwakilan RI maupun pengacara.

”Saat ini kami masih menunggu tuduhan yang dikenakan kepada Siti Aisyah karena masih dalam proses siasatan,” tandasnya. (And/Bay/Jpg/Adz)

Exit mobile version