25 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Ongkos Berharap dari Uang Scanning

Hari Ini, Bayi Hydrocephalus Dibawa Pulang

MEDAN- Kedua orangtua Destia, bayi penderita hydrocephalus, Sohiruddin (34) dan Siti Aminah (27) sangat berharap Rumah Sakit Umum dr Pirngadi Medan secepatnya mengembalikan uang scanning yang dijanjikan. Pasalnya, mereka sudah tak punya biaya lagi untuk membawa pulang anaknya ke Tanjung Ale, Kecamatan Huta Raja Tinggi, Kabupaten Padang Lawas.

“Untuk ongkos pulang, kami berharap dari uang scanningn yang dijanjikan pihak RSU Pirngadi Medan. Kami berharap, uang tersebut dikembalikan utuh, karena kami tak punya uang lagi,” ungkap Siti Aminah yang ditemani suaminya kepada wartawan Sumut Pos, saat ditemui di Lantai IV Ruang Bedah Anak RSU Pirngadi Medan, Selasa (17/5).

Dijelaskannya, biaya transpotasi kerumahnya menelan biaya Rp120 ribu per orang. Berarti dua orang sudah kena biaya Rp240 ribu. Sementara untuk biaya makan selama menjaga dan merawat Destia, mereka sudah tak punya uang lagi. “Selama menjaga dan merawat Destia di rumah sakit ini, kami hanya makan sekali hingga dua kali dalam sehari. Kami sudah tak punya uang lagi, makanya besok (hari ini, Red) kami akan pulang. Apalagi saya sudah beberapa hari tidak masuk kerja. Lebih cepat pulang lebih baik,” ungkap ayah Destia, Sohiruddin.

Lalu, bagaimana dengan perawatan Destia? “Nanti bawa berobat jalan sajalah. Kalau dibawa ke rumah sakit juga percuma dan mengecewakan saja. Kami hanya orang miskin, saya sangat berharap anak saya sembuh. Tapi setelah mendengar keterangan pihak rumah sakit, saya pasrah saja,” ujar Sohiruddin dengan nada sedih.

Sementara, Destia tidur lelap dengan posisi kepala yang sudah tidak seimbang dengan badan. Tangan dan kaki bayi ini sudah mulai mengecil akibat cairan yang ada di kepala bayi tersebut. Dengan penyakit yang dialaminya saat ini membuat Destia susah tidur malam, sehingga pada siang harinya baru bisa tertidur.

Sang ibu, Siti Aminah menceritakan, hydrochepalus dialami anaknya saat usia satu bulan. Bayi yang dilahirkan secara normal itu sempat mengalami kecelakaan di saat masih dalam kandungan delapan bulan. “Saat usia kandungan saya delapan bulan memang saya pernah jatuh dari jembatan dengan ketinggian empat meter dengan posisi terduduk. Tapi setelah itu saya langsung periksakan janin saya ke bidan, katanya nggak ada masalah sama kandungan saya,” terangnya.

Destia yang terlahir saat usia kandungan ibunya sepuluh bulan itu, tidak menampakkan keanehan, hanya saja bagian kaki kirinya yang mengalami cacat akibat kecelakaan yang pernah dialami Aminah.

Namun seiring berjalannya waktu, memasuki usia satu bulan kedua orangtua Destia melihat keanehan yang dilami anak bungsu dari dua bersadudara itu. “Kepalanya semakin lama semakin membesar, bahkn dia sering merengek saat malam hari,” ungkap Aminah.

Karena khawatir dengan kondisi putrinya, Aminah lantas membawa anaknya berobat ke RSU Siburuan yang tak jauh dari kediaman mereka. Namun karena keterbatasan alat selanjutnya Destia harus di rujuk ke RSUD dr Pirngadi Medan untuk menjalani operasi bedah pengangkatan cairan yang ada di kepala sang bocah.(mag-7)

Hari Ini, Bayi Hydrocephalus Dibawa Pulang

MEDAN- Kedua orangtua Destia, bayi penderita hydrocephalus, Sohiruddin (34) dan Siti Aminah (27) sangat berharap Rumah Sakit Umum dr Pirngadi Medan secepatnya mengembalikan uang scanning yang dijanjikan. Pasalnya, mereka sudah tak punya biaya lagi untuk membawa pulang anaknya ke Tanjung Ale, Kecamatan Huta Raja Tinggi, Kabupaten Padang Lawas.

“Untuk ongkos pulang, kami berharap dari uang scanningn yang dijanjikan pihak RSU Pirngadi Medan. Kami berharap, uang tersebut dikembalikan utuh, karena kami tak punya uang lagi,” ungkap Siti Aminah yang ditemani suaminya kepada wartawan Sumut Pos, saat ditemui di Lantai IV Ruang Bedah Anak RSU Pirngadi Medan, Selasa (17/5).

Dijelaskannya, biaya transpotasi kerumahnya menelan biaya Rp120 ribu per orang. Berarti dua orang sudah kena biaya Rp240 ribu. Sementara untuk biaya makan selama menjaga dan merawat Destia, mereka sudah tak punya uang lagi. “Selama menjaga dan merawat Destia di rumah sakit ini, kami hanya makan sekali hingga dua kali dalam sehari. Kami sudah tak punya uang lagi, makanya besok (hari ini, Red) kami akan pulang. Apalagi saya sudah beberapa hari tidak masuk kerja. Lebih cepat pulang lebih baik,” ungkap ayah Destia, Sohiruddin.

Lalu, bagaimana dengan perawatan Destia? “Nanti bawa berobat jalan sajalah. Kalau dibawa ke rumah sakit juga percuma dan mengecewakan saja. Kami hanya orang miskin, saya sangat berharap anak saya sembuh. Tapi setelah mendengar keterangan pihak rumah sakit, saya pasrah saja,” ujar Sohiruddin dengan nada sedih.

Sementara, Destia tidur lelap dengan posisi kepala yang sudah tidak seimbang dengan badan. Tangan dan kaki bayi ini sudah mulai mengecil akibat cairan yang ada di kepala bayi tersebut. Dengan penyakit yang dialaminya saat ini membuat Destia susah tidur malam, sehingga pada siang harinya baru bisa tertidur.

Sang ibu, Siti Aminah menceritakan, hydrochepalus dialami anaknya saat usia satu bulan. Bayi yang dilahirkan secara normal itu sempat mengalami kecelakaan di saat masih dalam kandungan delapan bulan. “Saat usia kandungan saya delapan bulan memang saya pernah jatuh dari jembatan dengan ketinggian empat meter dengan posisi terduduk. Tapi setelah itu saya langsung periksakan janin saya ke bidan, katanya nggak ada masalah sama kandungan saya,” terangnya.

Destia yang terlahir saat usia kandungan ibunya sepuluh bulan itu, tidak menampakkan keanehan, hanya saja bagian kaki kirinya yang mengalami cacat akibat kecelakaan yang pernah dialami Aminah.

Namun seiring berjalannya waktu, memasuki usia satu bulan kedua orangtua Destia melihat keanehan yang dilami anak bungsu dari dua bersadudara itu. “Kepalanya semakin lama semakin membesar, bahkn dia sering merengek saat malam hari,” ungkap Aminah.

Karena khawatir dengan kondisi putrinya, Aminah lantas membawa anaknya berobat ke RSU Siburuan yang tak jauh dari kediaman mereka. Namun karena keterbatasan alat selanjutnya Destia harus di rujuk ke RSUD dr Pirngadi Medan untuk menjalani operasi bedah pengangkatan cairan yang ada di kepala sang bocah.(mag-7)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/