25.6 C
Medan
Sunday, June 16, 2024

Pelebaran Pelabuhan Belawan Selesai 2015

Dukung Konektivitas Nasional

KONTAINER: Aktivitas truk  mengangkut kontainer  Pelabuhan Belawan beberapa waktu lalu. Pelebaran Pelabuhan Belawan direncanakan selesai  2015 mendatang.//redyanto/sumut pos
KONTAINER: Aktivitas truk yang mengangkut kontainer di Pelabuhan Belawan beberapa waktu lalu. Pelebaran Pelabuhan Belawan direncanakan selesai pada 2015 mendatang.//redyanto/sumut pos
MEDAN-Demi mendukung suksesnya program pemerintah guna terciptanya konektivitas nasional pelebaran Pelabuhan Belawan akan dikebut. Ditargetkan proyek itu selesai pada 2015. Hal ini juga untuk mendukung terwujudnya program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) khususnya di Koridor I Sumatera.

Menurut pihak PT Pelabuhan Indonesia I (Pelindo I), Pelabuhan Belawan yang menjadi pelabuhan utama dan Pelabuhan Kualatanjung ditetapkan untuk menjadi Hub Port Indonesia.

Upaya yang dilakukan dengan mengoptimalkan operasional di Belawan International Container Terminal (BICT) dibagi dalam 2 Skema Program yaitu urgent program Pelabuhan Belawan dan optimalisasi pengembangan Pelabuhan Belawan. Pada Program ini, Pelindo I akan menambah dermaga di BICT sepanjang 700 meter ke arah laut, yang terbagi atas 2 tahapan, yaitu pada urgent program yang akan dimulai prosesnya pada tahun ini sepanjang 350 M dan 350 M selanjutnya pada tahapan optimalisasi pengembangan.

“Pembangunan ini ditargetkan untuk mendorong peningkatan handling peti kemas dari 1,3 juta Twenty Equivalent Units (TEUs) menjadi 2 juta TEUs per tahun,”  jelas Humas Pelindo I, M. Eriansyah, Senin (16/7).

Eriansyah menambahkan, untuk menyukseskan target itu, pihaknya telah menggandeng dua pihak yang berkompeten. “Proyek pembangunan perpanjangan dermaga ini telah ditandatangani kesepakatannya dengan PT Hutama karya (Persero) dan PT Wijaya Karya (Persero) dan diharapkan selesai pada tahun 2015. Proyek pembangunan ini akan memperpanjang dermaga BICT dari 950 meter saat ini menjadi 1.650 meter, sehingga dapat menangani lebih banyak kapal secara bersamaan yang lebih banyak dari yang selama ini,” urainya.

Eriansyah menerangkan bahwa tren pertumbuhan volume kontainer sangat kuat saat ini. Serta letak strategis geografis BICT di Selat Malaka, yang merupakan Selat tersibuk di dunia, menjadi suatu hal yang urgent untuk melakukan pengembangan BICT.

“Saat ini BICT memiliki 11 unit Container Crane (CC), 26 unit Rubber Gantry Crane (RTG), 2 unit Harbour Mobile Crane (HMC), 10 unit Reach Stacker, 3 unit Side loader, 55 unit Head truck serta 56 unit Chasis. Dan secara kontinyu, kami akan terus melakukan upaya peningkatan produktivitas pelayanan bongkar muat di Belawan,” kata Eriansyah.

Lalu bagaimana dengan percepatan pengembangan Pelabuhan Kualatanjung? Eriansyah menjelaskan master plan pembangunan Pelabuhan Kualatanjung sedang dalam proses pengesahan Menteri Perhubungan, AMDAL dalam proses penyusunan, dan selanjutnya akan menunggu proses perizinan konsesi, yang kemudian dilanjutkan dengan pembangunan dan pengoperasian.

“Dalam master plan pembangunan Pelabuhan Kualatanjung, Pelindo I akan mengembangkan Terminal Curah Cair dan Terminal Peti Kemas.  Kesepakatan pengembangan Pelabuhan Kuala Tanjung telah ditandatangani antara PT Pelindo I dengan PTPN III dan PT Kereta Api (PT. KAI) dalam sinergi operasional,” jawabnya.

Selain curah cair, jelas Eriansyah, Pelabuhan Kualatanjung juga diproyeksikan untuk menjadi pelabuhan kontainer, yang diharapkan dapat menampung arus petikemas yang melintasi Selat Malaka yang potensi lalu lintas petikemasnya mencapai 45 Juta TEUs per tahun.

“Kami sangat mendukung segera terwujudnya MP3EI dalam mewujudkan sistem logistik nasional dan terciptanya konektivitas nasional sehingga akan mendukung peningkatan ekonomi daerah. Kami berharap proyek pembangunan BICT dan Pelabuhan Kualatanjung dapat segera dilaksanakan dalam waktu dekat,” pungkasnya. (sih)

Dukung Konektivitas Nasional

KONTAINER: Aktivitas truk  mengangkut kontainer  Pelabuhan Belawan beberapa waktu lalu. Pelebaran Pelabuhan Belawan direncanakan selesai  2015 mendatang.//redyanto/sumut pos
KONTAINER: Aktivitas truk yang mengangkut kontainer di Pelabuhan Belawan beberapa waktu lalu. Pelebaran Pelabuhan Belawan direncanakan selesai pada 2015 mendatang.//redyanto/sumut pos
MEDAN-Demi mendukung suksesnya program pemerintah guna terciptanya konektivitas nasional pelebaran Pelabuhan Belawan akan dikebut. Ditargetkan proyek itu selesai pada 2015. Hal ini juga untuk mendukung terwujudnya program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) khususnya di Koridor I Sumatera.

Menurut pihak PT Pelabuhan Indonesia I (Pelindo I), Pelabuhan Belawan yang menjadi pelabuhan utama dan Pelabuhan Kualatanjung ditetapkan untuk menjadi Hub Port Indonesia.

Upaya yang dilakukan dengan mengoptimalkan operasional di Belawan International Container Terminal (BICT) dibagi dalam 2 Skema Program yaitu urgent program Pelabuhan Belawan dan optimalisasi pengembangan Pelabuhan Belawan. Pada Program ini, Pelindo I akan menambah dermaga di BICT sepanjang 700 meter ke arah laut, yang terbagi atas 2 tahapan, yaitu pada urgent program yang akan dimulai prosesnya pada tahun ini sepanjang 350 M dan 350 M selanjutnya pada tahapan optimalisasi pengembangan.

“Pembangunan ini ditargetkan untuk mendorong peningkatan handling peti kemas dari 1,3 juta Twenty Equivalent Units (TEUs) menjadi 2 juta TEUs per tahun,”  jelas Humas Pelindo I, M. Eriansyah, Senin (16/7).

Eriansyah menambahkan, untuk menyukseskan target itu, pihaknya telah menggandeng dua pihak yang berkompeten. “Proyek pembangunan perpanjangan dermaga ini telah ditandatangani kesepakatannya dengan PT Hutama karya (Persero) dan PT Wijaya Karya (Persero) dan diharapkan selesai pada tahun 2015. Proyek pembangunan ini akan memperpanjang dermaga BICT dari 950 meter saat ini menjadi 1.650 meter, sehingga dapat menangani lebih banyak kapal secara bersamaan yang lebih banyak dari yang selama ini,” urainya.

Eriansyah menerangkan bahwa tren pertumbuhan volume kontainer sangat kuat saat ini. Serta letak strategis geografis BICT di Selat Malaka, yang merupakan Selat tersibuk di dunia, menjadi suatu hal yang urgent untuk melakukan pengembangan BICT.

“Saat ini BICT memiliki 11 unit Container Crane (CC), 26 unit Rubber Gantry Crane (RTG), 2 unit Harbour Mobile Crane (HMC), 10 unit Reach Stacker, 3 unit Side loader, 55 unit Head truck serta 56 unit Chasis. Dan secara kontinyu, kami akan terus melakukan upaya peningkatan produktivitas pelayanan bongkar muat di Belawan,” kata Eriansyah.

Lalu bagaimana dengan percepatan pengembangan Pelabuhan Kualatanjung? Eriansyah menjelaskan master plan pembangunan Pelabuhan Kualatanjung sedang dalam proses pengesahan Menteri Perhubungan, AMDAL dalam proses penyusunan, dan selanjutnya akan menunggu proses perizinan konsesi, yang kemudian dilanjutkan dengan pembangunan dan pengoperasian.

“Dalam master plan pembangunan Pelabuhan Kualatanjung, Pelindo I akan mengembangkan Terminal Curah Cair dan Terminal Peti Kemas.  Kesepakatan pengembangan Pelabuhan Kuala Tanjung telah ditandatangani antara PT Pelindo I dengan PTPN III dan PT Kereta Api (PT. KAI) dalam sinergi operasional,” jawabnya.

Selain curah cair, jelas Eriansyah, Pelabuhan Kualatanjung juga diproyeksikan untuk menjadi pelabuhan kontainer, yang diharapkan dapat menampung arus petikemas yang melintasi Selat Malaka yang potensi lalu lintas petikemasnya mencapai 45 Juta TEUs per tahun.

“Kami sangat mendukung segera terwujudnya MP3EI dalam mewujudkan sistem logistik nasional dan terciptanya konektivitas nasional sehingga akan mendukung peningkatan ekonomi daerah. Kami berharap proyek pembangunan BICT dan Pelabuhan Kualatanjung dapat segera dilaksanakan dalam waktu dekat,” pungkasnya. (sih)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/