30 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

18 Aktivis Perebutkan Kursi DPRD Sumut

MEDAN-Dari 1.335 bakal calon anggota DPRD Sumatera Utara yang tercatat dalam daftar calon sementara (DCS), sedikitnya 10 orang pada zamanya dikenal sebagai sosok berintegritas. Berada di barisan terdepan, gigih memperjuangkan demokrasi, penegakan Hak Azasi Manusia (HAM) serta pemberantasan korupsi.

Mereka adalah aktivis-aktivis yang kerap berada di kerumunan rakyat tertindas yang hak-haknya dikebiri atau dirampok. Sebagian dari para aktivis ini, pada era perjuangan reformasi 1998, berstatus mahasiswa. Namun, ada pula aktivis Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).

Beberapa di antaranya adalah mantan aktivis Partai Rakyat Demokratik Aswan Jaya dan Kamaluddin Pane.

Lalu Mulana Samosir yang dikenal sebagai dedengkot Kelompok Studi Mahasiswa Merdeka, Janri Damanik (GMNI), Leonardo Marbun (pembela nelayan), Parlin Manihuruk (pejuang buruh), Safaruddin Siregar (pembela petani), Irham Buana Siregar (mantan Direktur LBH Medan), Harun Nuh (pejuang reforma agraria), Harris Nixcon Tambunan (penentang berdirinya pabrik bubur kertas PT Toba Pulp Lestari) dan sebagainya.

Kini, nama-nama aktivis pejuang rakyat tersebut telah sah berada di dalam DCS. Tak lagi berteriak di pinggir jalan sebagai parlemen jalanan, agaknya mereka ingin memindahkan arena perjuangannya selama ini di gedung DPRD Sumut sebagai anggota legislatif.

“Walau sedikit terlambat, terjunnya para mantan aktivis ini menjadi bakal anggota dewan merupakan berita baik bagi perkembangan demokrasi di tingkat Sumut,” tutur Direktur Eksekutif Suluh Muda Indonesia (SMI), Kristian Redison Simarmata, beberapa waktu lalu.

SMI merupakan lembaga swadaya masyarakat yang bergiat mendorong terciptanya praktik demokrasi dalam arti sesungguhnya, bukan prosedural, di Sumut.

Menurut mantan aktivis dari Forsolima dan Front Perjuangan Pemuda Indonesia ( FPPI) ini, seharusnya Mulana, Aswan, Kamaluddin, Janri dan yang lainnya sudah sejak 20 Tahun lalu bertarung merebut kursi parlemen.

Yakni, saat terjadinya kekosongan akan sosok-sosok yang peduli pada penguatan demokrasi, pemberantasan korupsi, penegakan keadilan dan sebagainya.

“Tapi nggak apa walau terlambat,” ujar Kristian, yang juga anggota Dewan Kerja Jaringan Advokasi Buruh Sumatera Utara.

Berikut nama-nama mantan aktivis yang bertarung memperebutkan kursi anggota DPRD Sumatera Utara pada Pemilu Legislatif 2019. Mereka masing-masing, Tunggul CE Butar-butar, mantan aktivis PRD, Dapil Sumut 10 PKB; Leonardo Marbun, pejuang nelayan, Dapil Sumut 1 PDIP; Surya Adinata, pegiat LBH Medan, Dapil Sumut 1 PDIP; Aswan Jaya, mantan aktivis PRD, Dapil Sumut 2, PDIP dan Sarma Hutajulu, anggota DPRD Sumut incumbent, Dapil Sumut 9 PDIP.

Kemudian, Mulana Samosir, mantan pendiri KSMM, Dapil Sumut 9 PDIP; Jantoguh Damanik, anggota DPRD Sumut incumbent, Dapil Sumut 10 PDIP; Janri Parkinson Damanik, aktivis GMNI, Dapil Sumut 10 PDIP; Irham Buana Nasution, mantan Direktur LBH Medan, Dapil Sumut 1 Golkar dan Harris Nixcon Tambunan, penentang PT TPL, Dapil Sumut 6 Golkar.

Selanjutnya, Natanail Ketaren, aktivis GMNI, Dapil Sumut 2 Nasdem; Harun Nuh, pejuang landreform, Dapil Sumut 3 Nasdem; Arnold Lumban Gaol, aktivis GMKI, Dapil Sumut 2 PSI; Gindo Nadapdap, pejuang hak-hak buruh, Dapil Sumut 3 PSI dan Parlin Manihuruk, pejuang buruh dan petani, Dapil Sumut 1 Demokrat.

Selain itu, Safaruddin Siregar, pejuang petani, Dapil Sumut 7 Demokrat; Kamaluddin Pane, mantan aktivis PRD, Dapil Sumut 12 Demokrat dan terakhir Marasamin Ritonga, pembela hak-hak anak, Dapil Sumut 7 PBB. (bbs/ala)

MEDAN-Dari 1.335 bakal calon anggota DPRD Sumatera Utara yang tercatat dalam daftar calon sementara (DCS), sedikitnya 10 orang pada zamanya dikenal sebagai sosok berintegritas. Berada di barisan terdepan, gigih memperjuangkan demokrasi, penegakan Hak Azasi Manusia (HAM) serta pemberantasan korupsi.

Mereka adalah aktivis-aktivis yang kerap berada di kerumunan rakyat tertindas yang hak-haknya dikebiri atau dirampok. Sebagian dari para aktivis ini, pada era perjuangan reformasi 1998, berstatus mahasiswa. Namun, ada pula aktivis Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).

Beberapa di antaranya adalah mantan aktivis Partai Rakyat Demokratik Aswan Jaya dan Kamaluddin Pane.

Lalu Mulana Samosir yang dikenal sebagai dedengkot Kelompok Studi Mahasiswa Merdeka, Janri Damanik (GMNI), Leonardo Marbun (pembela nelayan), Parlin Manihuruk (pejuang buruh), Safaruddin Siregar (pembela petani), Irham Buana Siregar (mantan Direktur LBH Medan), Harun Nuh (pejuang reforma agraria), Harris Nixcon Tambunan (penentang berdirinya pabrik bubur kertas PT Toba Pulp Lestari) dan sebagainya.

Kini, nama-nama aktivis pejuang rakyat tersebut telah sah berada di dalam DCS. Tak lagi berteriak di pinggir jalan sebagai parlemen jalanan, agaknya mereka ingin memindahkan arena perjuangannya selama ini di gedung DPRD Sumut sebagai anggota legislatif.

“Walau sedikit terlambat, terjunnya para mantan aktivis ini menjadi bakal anggota dewan merupakan berita baik bagi perkembangan demokrasi di tingkat Sumut,” tutur Direktur Eksekutif Suluh Muda Indonesia (SMI), Kristian Redison Simarmata, beberapa waktu lalu.

SMI merupakan lembaga swadaya masyarakat yang bergiat mendorong terciptanya praktik demokrasi dalam arti sesungguhnya, bukan prosedural, di Sumut.

Menurut mantan aktivis dari Forsolima dan Front Perjuangan Pemuda Indonesia ( FPPI) ini, seharusnya Mulana, Aswan, Kamaluddin, Janri dan yang lainnya sudah sejak 20 Tahun lalu bertarung merebut kursi parlemen.

Yakni, saat terjadinya kekosongan akan sosok-sosok yang peduli pada penguatan demokrasi, pemberantasan korupsi, penegakan keadilan dan sebagainya.

“Tapi nggak apa walau terlambat,” ujar Kristian, yang juga anggota Dewan Kerja Jaringan Advokasi Buruh Sumatera Utara.

Berikut nama-nama mantan aktivis yang bertarung memperebutkan kursi anggota DPRD Sumatera Utara pada Pemilu Legislatif 2019. Mereka masing-masing, Tunggul CE Butar-butar, mantan aktivis PRD, Dapil Sumut 10 PKB; Leonardo Marbun, pejuang nelayan, Dapil Sumut 1 PDIP; Surya Adinata, pegiat LBH Medan, Dapil Sumut 1 PDIP; Aswan Jaya, mantan aktivis PRD, Dapil Sumut 2, PDIP dan Sarma Hutajulu, anggota DPRD Sumut incumbent, Dapil Sumut 9 PDIP.

Kemudian, Mulana Samosir, mantan pendiri KSMM, Dapil Sumut 9 PDIP; Jantoguh Damanik, anggota DPRD Sumut incumbent, Dapil Sumut 10 PDIP; Janri Parkinson Damanik, aktivis GMNI, Dapil Sumut 10 PDIP; Irham Buana Nasution, mantan Direktur LBH Medan, Dapil Sumut 1 Golkar dan Harris Nixcon Tambunan, penentang PT TPL, Dapil Sumut 6 Golkar.

Selanjutnya, Natanail Ketaren, aktivis GMNI, Dapil Sumut 2 Nasdem; Harun Nuh, pejuang landreform, Dapil Sumut 3 Nasdem; Arnold Lumban Gaol, aktivis GMKI, Dapil Sumut 2 PSI; Gindo Nadapdap, pejuang hak-hak buruh, Dapil Sumut 3 PSI dan Parlin Manihuruk, pejuang buruh dan petani, Dapil Sumut 1 Demokrat.

Selain itu, Safaruddin Siregar, pejuang petani, Dapil Sumut 7 Demokrat; Kamaluddin Pane, mantan aktivis PRD, Dapil Sumut 12 Demokrat dan terakhir Marasamin Ritonga, pembela hak-hak anak, Dapil Sumut 7 PBB. (bbs/ala)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/