24.6 C
Medan
Sunday, January 19, 2025

Galang Dukungan Untuk Maju di Pilkada Medan 2020, Bobby Dekati Petinggi Parpol

MAKAN MALAM: Bobby Nasution makan malam bersama sejumlah petinggi parpol di salah satu restoran di Jalan T Amir Hamzah Medan, Senin (16/9) malam.
M IDRIS/SUMUT POS

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Menantu Presiden Joko Widodo (Jokowi), Bobby Nasution, tengah melakukan lobi-lobi politik ke sejumlah pengurus partai politik (parpol) di Sumut dan Medan. Lobi dilakukan untuk menggalang dukungan terhadap dirinya, yang disebut-sebut akan maju sebagai bakal calon Wali Kota Medan pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Medan 2020.

SEBELUMNYA, Bobby telah bertemu dengan pengurus DPW Partai NasDem Sumut dan DPC PDIP Kota Medan. Terakhir, suami dari Kahiyang Ayu ini bertemu pengurus DPD Partai Golkar Sumut. Setelah itu, Bobby juga melakukan pertemuan tertutup dan makan malam bersama dengan sejumlah pengurus parpol di salah satu restoran di Jalan T Amir Hamzah Medan, Senin (16/9) malam.

Dalam pertemuan tersebut, Bobby didampingi pamannya, Doli Sinomba Siregar yang juga Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar. Sedangkan pengurus parpol yang hadir diantaranya Sekretaris PDIP Sumut Soetarto, Ketua DPW Partai NasDem Sumut Iskandar, Ketua DPC Partai Gerindra Kota Medan Bobby Zulkarnain, dan pengurus Partai Hanura Sumut.

Saat diwawancarai, Bobby mengaku pertemuan dengan pengurus parpol tersebut dalam rangka menjalin silaturahmi. Disinggung kemantapannya untuk maju sebagai calon wali kota, Bobby mengaku masih dalam tahap mencari masukan terlebih dulu dari pengurus partai, apa saja kriteria calon pemimpin yang dibutuhkan Kota Medan. “Kita masih lihat-lihat dulu, tapi kalau memang bisa dan mampu menyelesaikan persoalan di Medan, insya Allah saya yakin dan mantap maju,” ujarnya.

Menurut Bobby, tujuannya maju sebagai Wali Kota Medan sudah pasti tentunya ingin membawa perubahan dan membangun kota ini menjadi lebih baik lagi. “Sebagai salah satu masyarakat Kota Medan tentunya merasakan ada yang harus dan perlu dibenahi ke arah lebih baik. Semua merasakan apa yang terjadi saat ini, kalau memang bisa dan mampu merubahnya mengapa tidak,” sebutnya.

Ditanya dirinya akan maju karena aji mumpung lantaran sebagai menantu Presiden Jokowi, Bobby menegaskan, hal itu jelas tidak. “Saya tidak mungkin lepas dari kedekatan dengan Presiden Jokowi karena saya menantunya. Tapi, yang jelas saya tidak aji mumpung dan mendompleng,” katanya.

Disinggung sosok pasangan calon yang akan mendampinginya nanti dalam Pilkada Kota Medan, Bobby mengaku ingin mencari pasangan yang mengetahui juga permasalahan kota ini. Kemudian, bagaimana solusi yang diberikan. “Kita ingin dulu tahu masukan dari senior-senior (pengurus parpol), apa sih kira-kira yang dibutuhkan untuk memimpin Kota Medan dengan permasalahan yang ada sekarang ini. Jadi, sekarang belum, baru bisa kita lihat nanti siapa pasangannya. Kalau sekarang ini lebih ke kriteria bukan personal. Untuk usianya, bisa muda, dan senior juga bisa. Namun, yang terpenting sudah tahu juga permasalahan di kota Medan sehingga dapat memberikan solusinya,” ungkap Bobby.

Dari pertemuan tersebut, apakah sudah ada kata sepakat dari parpol untuk mengusungnya? Bobby mempersilakan wartawan menanyakan langsung kepada parpolnya. “Kata sepakat yang bisa disampaikan dari hasil pertemuan ini lebih kepada visinya, yaitu untuk membuat lebih baik lagi kota Medan sehingga tak ada keraguan dengan itu,” cetusnya.

Terkait batalnya memulangkan formulir pendaftaran dalam penjaringan yang dibuka oleh DPC PDIP Medan, Bobby menyatakan hal itu merupakan keputusan dan hasil diskusi dengan keluarga. Kata dia, seluruh partai yang ada adalah keluarga juga. “Partai yang berkumpul ini berdasarkan emosional kekeluargaan untuk mengetahui langkah-langkah ke depannya, maka kita lakukan diskusi,” tandasnya.

Sekretaris DPD PDIP Sumut Soetarto mengatakan, meski Bobby tidak memulangkan formulir dalam penjaringan di DPC, bukan berarti peluangnya kandas untuk maju. Melainkan, masih berpeluang diusung oleh PDIP. “Masih berpeluang, meski penjaringan di DPC telah ditutup karena menyangkut waktu,” ucapnya.

Dijelaskan Soetarto, sesuai arahan DPP, maka bagi yang belum ter-cover dalam DPC bisa melalui pintu DPD dan DPP. “Proses penjaringan khususnya dalam Pilkada Kota Medan ini pintu masuknya dari DPC, DPD dan DPP. Artinya, secara administratif semua pintu masuk tersebut memiliki peluang yang sama karena ada tahapan atau mekanisme partai berikutnya. Bagi seluruh tokoh masyarakat yang sudah mengambil formulir pendaftaran, maka tentunya mengikuti mekanisme partai,” jabarnya.

Dia menambahkan, Bobby Nasution masih bagian dari keluarga besar PDIP, maka pihaknya terbuka atau welcome. Begitu juga tokoh masyarakat yang lain, silahkan mendaftarkan diri. “PDI Perjuangan sangat terbuka bagi siapapun yang ingin mendaftar,” imbuhnya.

Terpisah, Ketua DPW Partai Nasdem Sumut Iskandar mengatakan, pihaknya memang belum membuka pendaftaran penjaringan untuk bakal calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Medan. Namun demikian, telah mengerucutkan pada nama Bobby Nasution untuk diusung dalam Pilkada Kota Medan 2020. Hal itu berdasarkan hasil rapat dari DPC dan DPW.

“Saat ini kami memang masih menunggu keputusan dari DPP. Di sisi lain, kita telah bertemu langsung dan sudah komunikasi dengan Bobby. Dari komunikasi yang sudah dilakukan, semakin meyakinkan kita bahwa sosok Bobby lah yang bisa membawa percepatan pembangunan di Kota Medan,” kata Iskandar.

Iskandar mengaku, beberapa kriteria yang dilihat dari sosok Bobby moralitasnya yang termasuk orang baik. Selain itu, kapasitasnya yang juga sebagai pebisnis juga diperhitungkan dan memiliki jaringan yang baik di Medan. “Sosok Wali Kota Medan harus memiliki jaringan yang baik ke pusat. Sebab, kota ini tidak bisa dibangun hanya dengan dana APBD saja. Apabila bisa membangun kota Medan, maka akan menarik investor dan kita yakini Bobby mampu untuk itu,” jelasnya.

Ia berharap, pada pilkada nantinya tidak ada politik identitas di Medan. “Kita harapkan politik identitas tidak terjadi lagi di Medan. Bahkan, kalau bisa kita rangkul Partai Gerindra untuk bisa mengusung Bobby, kenapa gak itu suatu hal yang bagus juga tentunya untuk demokrasi di negeri ini kedepannya,” tukas dia.

Sementara Ketua DPC Partai Gerindra Medan, Bobby Zulkarnain mengaku pertemuan dengan menantu Presiden Jokowi itu dan pengurus parpol lain untuk mempererat hubungan komunikasi politik yang selama ini terjalin dengan baik. Terkait kemungkinan partainya mengusung Bobby Nasution, dia belum bisa memastikan. “Menunggu persetujuan DPP. Tapi, yang jelas Gerindra membuka peluang kepada siapa saja untuk maju, termasuk Bobby Nasution,” akunya.

Golkar Komit Usung Kader Tulen

Terpisah, Partai Golkar Sumut berkomitmen penuh mengusung kader tulen ketimbang figur instan di Pilkada serentak 2020. Golkar tampaknya lebih mengapresiasi pengorbanan dan perjuangan para kadernya yang dinilai sudah berdarah-darah membesarkan partai, daripada kemunculan sosok baru seperti Bobby Nasution.

“Saya kebetulan tidak hadir dalam pertemuan bersama Bobby di kantor DPD kemarin (Senin). Tapi siapa saja berhak (untuk diusung), siapa saja bisa. Yang jelas Golkar mengutamakan kadernya,” kata Sekretaris Golkar Sumut, Riza Fahrumi Taher menjawab Sumut Pos, Selasa (17/9).

Kemudian, kata Riza, Golkar sebagai partai berpengalaman tentu akan mendukung calon yang dinilai kuat dan bisa memenangkan kontestasi. Hal lainnya, Golkar harus mendukung orang yang mengerti persoalan-persoalan pembangunan. “Jadi memang yang sudah punya track record, jam terbang yang tinggi kemudian tidak instan,” katanya.

Apakah Bobby Nasution tidak masuk kriteria jika benar Golkar nantinya urung mengusung calon atau figur yang instan? Riza menjawab diplomatis. “Silahkan orang menilainya. Golkar ini partai besar. Golkar adalah partai berpengalaman. Jadi Golkar ini akan cerdas menilai berdasarkan kriteria-kriteria rasional dan realistis siapa yang akan didukung. Silahkan Bobby mau berkomunikasi ke Golkar, atau partai-partai politik lain. Tapi yang menentukan nanti semua itukan DPP Golkar,” katanya.

Sejauh ini, sambung Riza, DPP belum ada memberikan jadwal sekaitan penjaringan bakal calon yang akan diusung pada Pilkada serentak 2020. Namun sudah ada beberapa nama yang notabene kader tulen, dan siap untuk diusung karena memiliki kualitas serta kompetensi dalam berkompetisi nantinya.

“Seperti Iswanda Ramli dan Syamsul Komar yang kita anggap punya potensi diusung. Tapi dari DPP belum ada jadwal untuk itu. Kita pun masih menunggu petunjuk lebih lanjut dari pusat,” katanya.

Senada, Ketua DPD Partai Golkar Medan, Syaf Lubis juga menegaskan, hingga saat ini partainya belum menentukan sikap, apakah akan mendukung Bobby Nasution atau tidak pada Pilkada Medan 2020. “Oh kalau itu belum tahu, kita lihat saja nanti,” ucap Syaf kepada Sumut Pos, Selasa (17/9).

Terkait dengan komitmen Partai Golkar yang ingin mengusung kader tulen, Syaf tidak menampiknya. Namun kata Syaf, semua hal bisa terjadi dalam dunia politik. “Ya semua partai tentu akan berkeinginan untuk mengusung kadernya sendiri, kalau memungkinkan dan ada kesempatan ya kenapa tidak. Tapi kan semua juga harus dilihat lagi, apakah ada kesempatan itu atau tidak, dalam dunia politik apapun bisa terjadi,” tutupnya.

Kemunculan Bobby Afif Nasution pada kontestasi Pilkada Medan 2020, dinilai sebagai aji mumpung. Bobby Nasution dianggap hanya memanfaatkan nama besar ayah mertuanya, Joko Widodo (Jokowi), yang masih berkuasa sebagai presiden Indonesia. “Jadi (kemunculan Bobby Nasution) ini lebih kepada aji mumpung. Lantaran mertuanya seorang presiden, dia manfaatnya kesempatan ini untuk ikut maju berkompetisi,” kata pengamat politik Agus Suriadi menjawab Sumut Pos, Jumat (13/9).

Menurutnya mengukur kualitas seseorang itu banyak faktor yang bisa dinilai. Salah satunya rekam jejak orang tersebut dalam banyak kegiatan. “Kalau dalam konteks pemerintahan daerah bisa kita lihat misal dari pengalaman baik eksekutif maupun di legislatif daerah,” ujarnya.

Hemat dia, suami Kahiyang Ayu tersebut dari aspek yang disebutnya itu saja, belum punya kapasitas dan pengalaman tersebut. “Khusus Bobby misalnya, tentu saja kita bisa menilai bagaimana kompetensi dan kualitas dari sisi tersebut. Pilkada memang sering memunculkan para kandidat bukan karena dari sisi kompetensi atau kualitas calon, tapi lebih banyak kemunculan kandidat karena aji mumpung,” urai dosen pengasuh FISIP USU tersebut.

Bahkan sambung dia, jika mau apple to apple antara Bobby, Ihwan Ritonga dan Dahnil Anzar Simanjuntak, dari sisi empiris pengalaman tentang Kota Medan, Ihwan Ritonga jauh lebih baik dari dua nama tersebut. “Ihwan lebih baik tentang pemahaman wilayah atau locus, karena dia saat ini masih anggota DPRD Medan. Artinya, secara konstelasi pemerintah dan persoalan pembangunan Medan pun, Ihwan lebih memahami,” ujarnya. (ris/prn/map)

MAKAN MALAM: Bobby Nasution makan malam bersama sejumlah petinggi parpol di salah satu restoran di Jalan T Amir Hamzah Medan, Senin (16/9) malam.
M IDRIS/SUMUT POS

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Menantu Presiden Joko Widodo (Jokowi), Bobby Nasution, tengah melakukan lobi-lobi politik ke sejumlah pengurus partai politik (parpol) di Sumut dan Medan. Lobi dilakukan untuk menggalang dukungan terhadap dirinya, yang disebut-sebut akan maju sebagai bakal calon Wali Kota Medan pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Medan 2020.

SEBELUMNYA, Bobby telah bertemu dengan pengurus DPW Partai NasDem Sumut dan DPC PDIP Kota Medan. Terakhir, suami dari Kahiyang Ayu ini bertemu pengurus DPD Partai Golkar Sumut. Setelah itu, Bobby juga melakukan pertemuan tertutup dan makan malam bersama dengan sejumlah pengurus parpol di salah satu restoran di Jalan T Amir Hamzah Medan, Senin (16/9) malam.

Dalam pertemuan tersebut, Bobby didampingi pamannya, Doli Sinomba Siregar yang juga Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar. Sedangkan pengurus parpol yang hadir diantaranya Sekretaris PDIP Sumut Soetarto, Ketua DPW Partai NasDem Sumut Iskandar, Ketua DPC Partai Gerindra Kota Medan Bobby Zulkarnain, dan pengurus Partai Hanura Sumut.

Saat diwawancarai, Bobby mengaku pertemuan dengan pengurus parpol tersebut dalam rangka menjalin silaturahmi. Disinggung kemantapannya untuk maju sebagai calon wali kota, Bobby mengaku masih dalam tahap mencari masukan terlebih dulu dari pengurus partai, apa saja kriteria calon pemimpin yang dibutuhkan Kota Medan. “Kita masih lihat-lihat dulu, tapi kalau memang bisa dan mampu menyelesaikan persoalan di Medan, insya Allah saya yakin dan mantap maju,” ujarnya.

Menurut Bobby, tujuannya maju sebagai Wali Kota Medan sudah pasti tentunya ingin membawa perubahan dan membangun kota ini menjadi lebih baik lagi. “Sebagai salah satu masyarakat Kota Medan tentunya merasakan ada yang harus dan perlu dibenahi ke arah lebih baik. Semua merasakan apa yang terjadi saat ini, kalau memang bisa dan mampu merubahnya mengapa tidak,” sebutnya.

Ditanya dirinya akan maju karena aji mumpung lantaran sebagai menantu Presiden Jokowi, Bobby menegaskan, hal itu jelas tidak. “Saya tidak mungkin lepas dari kedekatan dengan Presiden Jokowi karena saya menantunya. Tapi, yang jelas saya tidak aji mumpung dan mendompleng,” katanya.

Disinggung sosok pasangan calon yang akan mendampinginya nanti dalam Pilkada Kota Medan, Bobby mengaku ingin mencari pasangan yang mengetahui juga permasalahan kota ini. Kemudian, bagaimana solusi yang diberikan. “Kita ingin dulu tahu masukan dari senior-senior (pengurus parpol), apa sih kira-kira yang dibutuhkan untuk memimpin Kota Medan dengan permasalahan yang ada sekarang ini. Jadi, sekarang belum, baru bisa kita lihat nanti siapa pasangannya. Kalau sekarang ini lebih ke kriteria bukan personal. Untuk usianya, bisa muda, dan senior juga bisa. Namun, yang terpenting sudah tahu juga permasalahan di kota Medan sehingga dapat memberikan solusinya,” ungkap Bobby.

Dari pertemuan tersebut, apakah sudah ada kata sepakat dari parpol untuk mengusungnya? Bobby mempersilakan wartawan menanyakan langsung kepada parpolnya. “Kata sepakat yang bisa disampaikan dari hasil pertemuan ini lebih kepada visinya, yaitu untuk membuat lebih baik lagi kota Medan sehingga tak ada keraguan dengan itu,” cetusnya.

Terkait batalnya memulangkan formulir pendaftaran dalam penjaringan yang dibuka oleh DPC PDIP Medan, Bobby menyatakan hal itu merupakan keputusan dan hasil diskusi dengan keluarga. Kata dia, seluruh partai yang ada adalah keluarga juga. “Partai yang berkumpul ini berdasarkan emosional kekeluargaan untuk mengetahui langkah-langkah ke depannya, maka kita lakukan diskusi,” tandasnya.

Sekretaris DPD PDIP Sumut Soetarto mengatakan, meski Bobby tidak memulangkan formulir dalam penjaringan di DPC, bukan berarti peluangnya kandas untuk maju. Melainkan, masih berpeluang diusung oleh PDIP. “Masih berpeluang, meski penjaringan di DPC telah ditutup karena menyangkut waktu,” ucapnya.

Dijelaskan Soetarto, sesuai arahan DPP, maka bagi yang belum ter-cover dalam DPC bisa melalui pintu DPD dan DPP. “Proses penjaringan khususnya dalam Pilkada Kota Medan ini pintu masuknya dari DPC, DPD dan DPP. Artinya, secara administratif semua pintu masuk tersebut memiliki peluang yang sama karena ada tahapan atau mekanisme partai berikutnya. Bagi seluruh tokoh masyarakat yang sudah mengambil formulir pendaftaran, maka tentunya mengikuti mekanisme partai,” jabarnya.

Dia menambahkan, Bobby Nasution masih bagian dari keluarga besar PDIP, maka pihaknya terbuka atau welcome. Begitu juga tokoh masyarakat yang lain, silahkan mendaftarkan diri. “PDI Perjuangan sangat terbuka bagi siapapun yang ingin mendaftar,” imbuhnya.

Terpisah, Ketua DPW Partai Nasdem Sumut Iskandar mengatakan, pihaknya memang belum membuka pendaftaran penjaringan untuk bakal calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Medan. Namun demikian, telah mengerucutkan pada nama Bobby Nasution untuk diusung dalam Pilkada Kota Medan 2020. Hal itu berdasarkan hasil rapat dari DPC dan DPW.

“Saat ini kami memang masih menunggu keputusan dari DPP. Di sisi lain, kita telah bertemu langsung dan sudah komunikasi dengan Bobby. Dari komunikasi yang sudah dilakukan, semakin meyakinkan kita bahwa sosok Bobby lah yang bisa membawa percepatan pembangunan di Kota Medan,” kata Iskandar.

Iskandar mengaku, beberapa kriteria yang dilihat dari sosok Bobby moralitasnya yang termasuk orang baik. Selain itu, kapasitasnya yang juga sebagai pebisnis juga diperhitungkan dan memiliki jaringan yang baik di Medan. “Sosok Wali Kota Medan harus memiliki jaringan yang baik ke pusat. Sebab, kota ini tidak bisa dibangun hanya dengan dana APBD saja. Apabila bisa membangun kota Medan, maka akan menarik investor dan kita yakini Bobby mampu untuk itu,” jelasnya.

Ia berharap, pada pilkada nantinya tidak ada politik identitas di Medan. “Kita harapkan politik identitas tidak terjadi lagi di Medan. Bahkan, kalau bisa kita rangkul Partai Gerindra untuk bisa mengusung Bobby, kenapa gak itu suatu hal yang bagus juga tentunya untuk demokrasi di negeri ini kedepannya,” tukas dia.

Sementara Ketua DPC Partai Gerindra Medan, Bobby Zulkarnain mengaku pertemuan dengan menantu Presiden Jokowi itu dan pengurus parpol lain untuk mempererat hubungan komunikasi politik yang selama ini terjalin dengan baik. Terkait kemungkinan partainya mengusung Bobby Nasution, dia belum bisa memastikan. “Menunggu persetujuan DPP. Tapi, yang jelas Gerindra membuka peluang kepada siapa saja untuk maju, termasuk Bobby Nasution,” akunya.

Golkar Komit Usung Kader Tulen

Terpisah, Partai Golkar Sumut berkomitmen penuh mengusung kader tulen ketimbang figur instan di Pilkada serentak 2020. Golkar tampaknya lebih mengapresiasi pengorbanan dan perjuangan para kadernya yang dinilai sudah berdarah-darah membesarkan partai, daripada kemunculan sosok baru seperti Bobby Nasution.

“Saya kebetulan tidak hadir dalam pertemuan bersama Bobby di kantor DPD kemarin (Senin). Tapi siapa saja berhak (untuk diusung), siapa saja bisa. Yang jelas Golkar mengutamakan kadernya,” kata Sekretaris Golkar Sumut, Riza Fahrumi Taher menjawab Sumut Pos, Selasa (17/9).

Kemudian, kata Riza, Golkar sebagai partai berpengalaman tentu akan mendukung calon yang dinilai kuat dan bisa memenangkan kontestasi. Hal lainnya, Golkar harus mendukung orang yang mengerti persoalan-persoalan pembangunan. “Jadi memang yang sudah punya track record, jam terbang yang tinggi kemudian tidak instan,” katanya.

Apakah Bobby Nasution tidak masuk kriteria jika benar Golkar nantinya urung mengusung calon atau figur yang instan? Riza menjawab diplomatis. “Silahkan orang menilainya. Golkar ini partai besar. Golkar adalah partai berpengalaman. Jadi Golkar ini akan cerdas menilai berdasarkan kriteria-kriteria rasional dan realistis siapa yang akan didukung. Silahkan Bobby mau berkomunikasi ke Golkar, atau partai-partai politik lain. Tapi yang menentukan nanti semua itukan DPP Golkar,” katanya.

Sejauh ini, sambung Riza, DPP belum ada memberikan jadwal sekaitan penjaringan bakal calon yang akan diusung pada Pilkada serentak 2020. Namun sudah ada beberapa nama yang notabene kader tulen, dan siap untuk diusung karena memiliki kualitas serta kompetensi dalam berkompetisi nantinya.

“Seperti Iswanda Ramli dan Syamsul Komar yang kita anggap punya potensi diusung. Tapi dari DPP belum ada jadwal untuk itu. Kita pun masih menunggu petunjuk lebih lanjut dari pusat,” katanya.

Senada, Ketua DPD Partai Golkar Medan, Syaf Lubis juga menegaskan, hingga saat ini partainya belum menentukan sikap, apakah akan mendukung Bobby Nasution atau tidak pada Pilkada Medan 2020. “Oh kalau itu belum tahu, kita lihat saja nanti,” ucap Syaf kepada Sumut Pos, Selasa (17/9).

Terkait dengan komitmen Partai Golkar yang ingin mengusung kader tulen, Syaf tidak menampiknya. Namun kata Syaf, semua hal bisa terjadi dalam dunia politik. “Ya semua partai tentu akan berkeinginan untuk mengusung kadernya sendiri, kalau memungkinkan dan ada kesempatan ya kenapa tidak. Tapi kan semua juga harus dilihat lagi, apakah ada kesempatan itu atau tidak, dalam dunia politik apapun bisa terjadi,” tutupnya.

Kemunculan Bobby Afif Nasution pada kontestasi Pilkada Medan 2020, dinilai sebagai aji mumpung. Bobby Nasution dianggap hanya memanfaatkan nama besar ayah mertuanya, Joko Widodo (Jokowi), yang masih berkuasa sebagai presiden Indonesia. “Jadi (kemunculan Bobby Nasution) ini lebih kepada aji mumpung. Lantaran mertuanya seorang presiden, dia manfaatnya kesempatan ini untuk ikut maju berkompetisi,” kata pengamat politik Agus Suriadi menjawab Sumut Pos, Jumat (13/9).

Menurutnya mengukur kualitas seseorang itu banyak faktor yang bisa dinilai. Salah satunya rekam jejak orang tersebut dalam banyak kegiatan. “Kalau dalam konteks pemerintahan daerah bisa kita lihat misal dari pengalaman baik eksekutif maupun di legislatif daerah,” ujarnya.

Hemat dia, suami Kahiyang Ayu tersebut dari aspek yang disebutnya itu saja, belum punya kapasitas dan pengalaman tersebut. “Khusus Bobby misalnya, tentu saja kita bisa menilai bagaimana kompetensi dan kualitas dari sisi tersebut. Pilkada memang sering memunculkan para kandidat bukan karena dari sisi kompetensi atau kualitas calon, tapi lebih banyak kemunculan kandidat karena aji mumpung,” urai dosen pengasuh FISIP USU tersebut.

Bahkan sambung dia, jika mau apple to apple antara Bobby, Ihwan Ritonga dan Dahnil Anzar Simanjuntak, dari sisi empiris pengalaman tentang Kota Medan, Ihwan Ritonga jauh lebih baik dari dua nama tersebut. “Ihwan lebih baik tentang pemahaman wilayah atau locus, karena dia saat ini masih anggota DPRD Medan. Artinya, secara konstelasi pemerintah dan persoalan pembangunan Medan pun, Ihwan lebih memahami,” ujarnya. (ris/prn/map)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/