25 C
Medan
Friday, June 28, 2024

Dipakaikan Baju yang Dipesan untuk Tahun Baru

Rose Maria Pasaribu, Korban yang Tewas Terbakar di Kamar

Tak ada kata terucap dari mulut Nurhayati Manurung. Namun, dari matanya yang merah mengalir air tanpa henti ketika tiba di Komplek BTN Tangkahan Blok AC No 12 Keluruhan Besar Kecamatan Medan Labuhan, Senin (17/10). Di tempat inilah anak bungsunya yang menjadi korban kebakaran disemayamkan.

Bagus Syahputra, Medan

Begitulah, setelah mendengar kematian Rose Maria Pasaribu (sebelumnya tertulis Tarihoran), kemarin pagi dengan menumpang pesawat dia bertolak ke Medan. Pukul sembilan pagi dia tiba dan langsung menuju rumah duka, rumah milik Topas Pasaribu (52), adik suaminya.

Tiba di rumah, Nurhayati langsung menangis di hadapan anaknya yang telah terbujur kaku. Rose tewas bersama pamannya Rudi Sinaga (39) dan Riska Sinaga (5) sepupunya di kamar rumah, Minggu (16/10) Siang sekitar pukul 13.30 WIB. Saat kejadian Rose sedang tidur siang, sementara pintu kamar terkunci dari luar.

Menurut keluarga, Rose adalah anak cantik, lucu dan pintar, saat ini Rose duduk bangku Sekolah Dasar (SD) kelas III SD Negeri di Jalan Pancing, Kelurahan Besar, Kecamatan Medan Labuhan. Rose merupakan bungsu dari enam bersaudara dari pasangan Nurhayati Manurung (48) dan Maibar Pasaribu (53).

Selama ini Rose diasuh keluarga adik Nurhayati, Julianna alias Anna Manurung. Pasalnya, Nurhayati bekerja di Malaysia di sebuah restoran sejak sekitar 2 tahun belakangan ini.

Sedangkan ayah Rose, Maibar Pasaribu, sudah meninggal sekitar 6 tahun yang lalu saat Rose berusia 2 tahun. Dikarenakan Maibar sebagai tulang penggung sudah meninggal akibat penyakit, Nurhayati mengganti posisinya untuk mencari nafkah memenuhi, kebutuhan keluarganya sehingga Nurhayati memberanikan diri untuk bekerja ke Malaysia.
Menurut keterangan Topas, sebelum kejadian, pihak keluarga sama sekali tidak memiliki firasat atas peristiwa yang menimpa Rose. Namun minggu lalu, Rose sempat meminta dibelikan baju, celana dan sepatu baru untuk tahun baru kepada kakaknya Niki Olivia Pasaribu.

Permintaan Rose pun diaminkan kakaknya yang tinggal di Batam, Provinsi Kepulauan Riau. Niki pun sudah membelikan permintaan Rose itu dan berniat memberikan langsung saat dia pulang kampung ke Medan pada Tahun Baru mendatang.

Rose lahir di Belawan 18 Juni 2003 silam. Kini keluarga hanya bisa menatap Rose melalui foto ukuran 10 inci yang terbingkai kayu berwarna cokelat keemasan.

Persemayaman Rose diiringi nyanyian rohani disertai tetesan air mata di rumah duka ukuran 10×15 meter. Silih berganti keluarga, kerabat dekat, dan tetangga berdatangan untuk melayat. Pantauan Sumut Pos di rumah duka, terlihat juga para guru tempat Rose sekolah datang melihat jasad Rose terakhir kalinya.
“Saya kehilangan Rose yang periang, cantik dan pintar ini,” ungkap Topas.

Saat kejadian yang menimpa rumah adik iparnya, dia mendapat kabar dari seorang anggota keluarga bahwa Anna terbakar dan menewaskan adik iparnya Rudi Sinaga. Selain itu, Riska Sinaga dan Rose Pasaribu juga menjadi korban. “Saya tahu dari keluarganya bahwa rumah Anna terbakar akibat tabung gas meledak, saya langsung ke rumah Anna. Saya melihat ketiganya tewas dan Anna kritis saat ini dirawat secara intensif di RS Martha Friska Medan,” ujarnya.
Sementara jasad Rudi Sinaga dan Riska Sinaga dikebumikan di Pemakaman Umun Kristen di kampung halamannya di Sipoholon, Kabupaten Tapanuli Utara. Jasad dibawa Minggu (16/10) malam sekitar Pukul 22.00 WIB setelah dilakukan otopsi di ruang instalasi mayat RS dr Pirngadi Medan.

Sedangkan jasad Rose dikebumikan di pemakaman tidak jauh dari rumah duka yakni Pemakaman Umum Kristen di komplek Yuka Jalan Rawe Raya Kelurahan Besar Kecamatan Medan Labuhan. “Rose dikebumikan pukul 17.00 nanti (kemarin, Red),” sebutnya.

Saat Sumut Pos berada di rumah duka, pihak keluarga Rose masih menunggu kedatangan kakak kandung Rose, Niki Olivia Pasaribu, yang langsung terbang dari Batam ke Polonia Medan. “Kakak kandungnya ini membawa baju, celana dan sepatu baru yang dipesan Rose. Baju yang dibeli Niki ini akan digunakan baju terakhir Rose mengiringi kepergiannya,” pungkas Topas. (*)

Rose Maria Pasaribu, Korban yang Tewas Terbakar di Kamar

Tak ada kata terucap dari mulut Nurhayati Manurung. Namun, dari matanya yang merah mengalir air tanpa henti ketika tiba di Komplek BTN Tangkahan Blok AC No 12 Keluruhan Besar Kecamatan Medan Labuhan, Senin (17/10). Di tempat inilah anak bungsunya yang menjadi korban kebakaran disemayamkan.

Bagus Syahputra, Medan

Begitulah, setelah mendengar kematian Rose Maria Pasaribu (sebelumnya tertulis Tarihoran), kemarin pagi dengan menumpang pesawat dia bertolak ke Medan. Pukul sembilan pagi dia tiba dan langsung menuju rumah duka, rumah milik Topas Pasaribu (52), adik suaminya.

Tiba di rumah, Nurhayati langsung menangis di hadapan anaknya yang telah terbujur kaku. Rose tewas bersama pamannya Rudi Sinaga (39) dan Riska Sinaga (5) sepupunya di kamar rumah, Minggu (16/10) Siang sekitar pukul 13.30 WIB. Saat kejadian Rose sedang tidur siang, sementara pintu kamar terkunci dari luar.

Menurut keluarga, Rose adalah anak cantik, lucu dan pintar, saat ini Rose duduk bangku Sekolah Dasar (SD) kelas III SD Negeri di Jalan Pancing, Kelurahan Besar, Kecamatan Medan Labuhan. Rose merupakan bungsu dari enam bersaudara dari pasangan Nurhayati Manurung (48) dan Maibar Pasaribu (53).

Selama ini Rose diasuh keluarga adik Nurhayati, Julianna alias Anna Manurung. Pasalnya, Nurhayati bekerja di Malaysia di sebuah restoran sejak sekitar 2 tahun belakangan ini.

Sedangkan ayah Rose, Maibar Pasaribu, sudah meninggal sekitar 6 tahun yang lalu saat Rose berusia 2 tahun. Dikarenakan Maibar sebagai tulang penggung sudah meninggal akibat penyakit, Nurhayati mengganti posisinya untuk mencari nafkah memenuhi, kebutuhan keluarganya sehingga Nurhayati memberanikan diri untuk bekerja ke Malaysia.
Menurut keterangan Topas, sebelum kejadian, pihak keluarga sama sekali tidak memiliki firasat atas peristiwa yang menimpa Rose. Namun minggu lalu, Rose sempat meminta dibelikan baju, celana dan sepatu baru untuk tahun baru kepada kakaknya Niki Olivia Pasaribu.

Permintaan Rose pun diaminkan kakaknya yang tinggal di Batam, Provinsi Kepulauan Riau. Niki pun sudah membelikan permintaan Rose itu dan berniat memberikan langsung saat dia pulang kampung ke Medan pada Tahun Baru mendatang.

Rose lahir di Belawan 18 Juni 2003 silam. Kini keluarga hanya bisa menatap Rose melalui foto ukuran 10 inci yang terbingkai kayu berwarna cokelat keemasan.

Persemayaman Rose diiringi nyanyian rohani disertai tetesan air mata di rumah duka ukuran 10×15 meter. Silih berganti keluarga, kerabat dekat, dan tetangga berdatangan untuk melayat. Pantauan Sumut Pos di rumah duka, terlihat juga para guru tempat Rose sekolah datang melihat jasad Rose terakhir kalinya.
“Saya kehilangan Rose yang periang, cantik dan pintar ini,” ungkap Topas.

Saat kejadian yang menimpa rumah adik iparnya, dia mendapat kabar dari seorang anggota keluarga bahwa Anna terbakar dan menewaskan adik iparnya Rudi Sinaga. Selain itu, Riska Sinaga dan Rose Pasaribu juga menjadi korban. “Saya tahu dari keluarganya bahwa rumah Anna terbakar akibat tabung gas meledak, saya langsung ke rumah Anna. Saya melihat ketiganya tewas dan Anna kritis saat ini dirawat secara intensif di RS Martha Friska Medan,” ujarnya.
Sementara jasad Rudi Sinaga dan Riska Sinaga dikebumikan di Pemakaman Umun Kristen di kampung halamannya di Sipoholon, Kabupaten Tapanuli Utara. Jasad dibawa Minggu (16/10) malam sekitar Pukul 22.00 WIB setelah dilakukan otopsi di ruang instalasi mayat RS dr Pirngadi Medan.

Sedangkan jasad Rose dikebumikan di pemakaman tidak jauh dari rumah duka yakni Pemakaman Umum Kristen di komplek Yuka Jalan Rawe Raya Kelurahan Besar Kecamatan Medan Labuhan. “Rose dikebumikan pukul 17.00 nanti (kemarin, Red),” sebutnya.

Saat Sumut Pos berada di rumah duka, pihak keluarga Rose masih menunggu kedatangan kakak kandung Rose, Niki Olivia Pasaribu, yang langsung terbang dari Batam ke Polonia Medan. “Kakak kandungnya ini membawa baju, celana dan sepatu baru yang dipesan Rose. Baju yang dibeli Niki ini akan digunakan baju terakhir Rose mengiringi kepergiannya,” pungkas Topas. (*)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/