32 C
Medan
Saturday, June 1, 2024

Matahari Tepat di Atas Khatulistiwa, Medan Disengat Cuaca Panas hingga 36 Derajat Celsius

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Cuaca panas di Kota Medan pada siang hari beberapa hari terakhir, begitu terik dan menyengat. Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) Wilayah I Medan memprakirakan, suhu udara panas maksimum di Medan dan sejumlah wilayah Sumut mencapai 36 derajat celsius. Salah satu penyebabnya, karena gerak semu matahari tepat berada di atas khatulistiwa, yang menyebabkan suhu udara wilayah sekitar ekuator meningkat.

Ilustrasi.

Menurut Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Wilayah I Medan Eridawati, kondisi cuaca panas yang terik dapat diakibatkan oleh beberapa faktor. Antara lain, adanya angin yang dominan masih berasal Monsun Australia bersifat kering. Sehingga, asupan massa udara basah kurang. Kemudian, adanya gangguan cuaca berupa TS kompasu yang menarik massa udara sehingga Sumut menjadi kering.

Begitu juga dengan pola angin yang divergen (menyebar), sehingga tidak mendukung pertumbuhan awan-awan hujan dan kondisi atmosfer lapisan atas di wilayah Sumut sekitarnya cukup stabil yang berdampak terhadap pertumbuhan awan berkurang. “Penyebab lain juga karena gerak semu matahari tepat berada di atas khatulistiwa, yang menyebabkan suhu udara wilayah sekitar ekuator meningkat,” jelas Eridawati kepada wartawan melalui seluler, akhir pekan lalu.

Dia menuturkan, suhu cuaca panas yang menyengat belakangan ini diperkirakan akan menurun dalam dua atau tiga hari ke depan. Hal ini dikarenakan terbentuknya gangguan cuaca di Pantai Barat Sumatera Utara, sehingga mendukung untuk pertumbuhan awan-awan hujan di wilayah Sumut, terutama di wilayah Kepulauan Nias, Pantai Barat, Pegunungan dan Lereng Timur Sumut. “Pada hari Minggu (17/10), kondisi cuaca panas di siang hari telah turun suhu udaranya. Apalagi, terjadi hujan ringan hingga sedang. Hujan juga diprediksi terjadi pada malam hari dan juga di sejumlah daerah lainnya di Sumut,” jelasnya.

Sementara, berdasarkan data BMKG wilayah I Medan terkait prakiraan cuaca Sumut dalam beberapa hari ke depan, diprediksi cuaca panas di siang hari kembali melanda Kota Medan. Namun, suhu udaranya hingga 33 atau 34 derajat celsius. Kondisi cuaca tersebut diperkirakan juga akan terjadi di sebagian daerah Sumut, namun akan diselingi hujan ringan hingga sedang.

Sementara itu, Prakirawan BBMKG Wilayah 1 Medan, Nora Sinaga mengatakan,

laporan titik panas (hotspot) di wilayah Sumut juga mengalami penurunan dalam dua hari terakhir. Pada Jumat (15/10), terpantau ada 15 titik panas, kemudian pada Sabtu (16/10), titik panas menurun menjadi 3 titik panas.

Kondisi ini dapat diakibatkan oleh beberapa faktor, antara lain angin dominan masih berasal Monsun Australia bersifat kering, sehingga asupan massa udara basah kurang.

Dia mengimbau kepada masyarakat untuk lebih tanggap terhadap cuaca ekstrem. Selain itu tetap jaga kesehatan dengan sering minum air putih dan menerapkan protokol kesehatan (Prokes) yang ketat.

“Jika tidak ada kepentingan yang mendesak, sebaiknya masyarakat Sumut, khususnya yang tinggal di Kota Medan agar menghindari banyak beraktivitas di luar rumah, agar kondisi tubuh tetap terjaga imunitasnya,” imbaunya.

Terpisah, Sekretaris Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Medan dr Ery Suhaimi mengimbau agar masyarakat harus ekstra menjaga kesehatan dan kebersihan tubuh dalam menghadapi perubahan cuaca tidak menentu di tengah pandemi Covid-19 ini. Sebab, dikhawatirkan akan menimbulkan berbagai penyakit jika daya tahan tubuh dalam keadaan kurang fit, seperti Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) dan bahkan demam berdarah dengue (DBD).

“Konsumsi nutrisi yang cukup, minum air putih dan menjaga imunitas tubuh. Untuk menghindari penyakit demam berdarah, masyarakat harus ekstra membersihkan sanitasi dan lingkungan agar nyamuk aedes aegypti tidak berkembang biak,” ujarnya.

Terkait cuaca panas, Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Medan mengaku mengintensifkan penyiraman tanaman setiap harinya. Baik itu tanaman yang ada di taman-taman kota, maupun yang berada di badan-badan jalan yang ada di Kota Medan.

“Cuaca panas beberapa lama ini memang membuat kondisi tanah menjadi lebih cepat kering, maka kita intensifkan penyiraman tanaman setiap harinya. Semua disiram oleh petugas kita di lapangan, baik yang di taman-taman kota maupun yang di badan-badan jalan,” ucap Syarif Irsan Dongoran kepada Sumut Pos, Minggu (17/10).

Dikatakan Dongoran, seyogiyanya penyiraman tanaman dilakukan sebanyak 2 kali dalam sehari, khususnya dalam kondisi cuaca yang panas terik seperti saat ini. “Tapi kalau musim penghujan kan gak mungkin disiram sampai dua kali sehari, paling hanya satu kali dalam sehari. Bahkan kalau intensitas hujannya tinggi, ya tidak perlu disiram lagi, kecuali untuk tanaman di taman yang tidak terkena hujan, ada petugas yang rutin menyiramnya. Tapi kalau cuaca panas seperti saat ini, ya dua kali sehari disiram,” ujarnya.

Selain mengintensifkan penyiraman tanaman, Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Medan juga terus melakukan pemangkasan pohon pada badan-badan jalan yang ada di Kota Medan.

Pantauan Sumut Pos, ada beberapa titik yang telah dilakukan pemangkasan pohon oleh DKP Kota Medan. Diantaranya di Jalan Ngumban Surbakti, Jalan Gatot Subroto, hingga Jalan T.B Simatupang.

Pemangkasan terus dilakukan, sebagai antisipasi apabila Kota Medan telah memasuki musim penghujan. Pasalnya musim hujan disertai angin kencang, sangat berpotensi dalam menimbulkan pohon tumbang yang dapat menciderai warga yang tertimpa dahan pohon. “Pemangkasan terus kita lakukan, kita gak tahu kapan musim hujan datang, maka kita antisipasi dari sekarang,” kata Dongoran.

Mantan Kabag Aset dan Perlengkapan Setdako Medan itu mengatakan, saat ini DKP Kota Medan fokus melakukan pemangkasan pada dahan yang dinilai sudah tua ataupun rapuh dan berada di badan jalan, sebab potensi mencelakai warga yang ada dibawahnya cukup besar.

Sementara itu, Anggota Komisi IV DPRD Medan M Rizki Nugraha mengaku terus mendorong DKP Kota Medan dalam melakukan pemangkasan pohon-pohon yang ada pada badan-badan jalan di Kota Medan. Pasalnya, pohon tumbang di Kota Medan bukan terjadi satu atau dua kali, namun telah terjadi berkali-kali.

“Kita berharap Dinas Kebersihan dan Pertamanan dengan Kadis nya yang baru saat ini dapat lebih serius dalam mengurus dan menata pohon-pohon yang ada di Kota Medan, khususnya yang berada di badan jalan. Kita gak mau Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Medan kecolongan karena adanya pohon yang tumbang dan mencelakai warga,” kata Rizki. (ris/dwi/map/ila)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Cuaca panas di Kota Medan pada siang hari beberapa hari terakhir, begitu terik dan menyengat. Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) Wilayah I Medan memprakirakan, suhu udara panas maksimum di Medan dan sejumlah wilayah Sumut mencapai 36 derajat celsius. Salah satu penyebabnya, karena gerak semu matahari tepat berada di atas khatulistiwa, yang menyebabkan suhu udara wilayah sekitar ekuator meningkat.

Ilustrasi.

Menurut Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Wilayah I Medan Eridawati, kondisi cuaca panas yang terik dapat diakibatkan oleh beberapa faktor. Antara lain, adanya angin yang dominan masih berasal Monsun Australia bersifat kering. Sehingga, asupan massa udara basah kurang. Kemudian, adanya gangguan cuaca berupa TS kompasu yang menarik massa udara sehingga Sumut menjadi kering.

Begitu juga dengan pola angin yang divergen (menyebar), sehingga tidak mendukung pertumbuhan awan-awan hujan dan kondisi atmosfer lapisan atas di wilayah Sumut sekitarnya cukup stabil yang berdampak terhadap pertumbuhan awan berkurang. “Penyebab lain juga karena gerak semu matahari tepat berada di atas khatulistiwa, yang menyebabkan suhu udara wilayah sekitar ekuator meningkat,” jelas Eridawati kepada wartawan melalui seluler, akhir pekan lalu.

Dia menuturkan, suhu cuaca panas yang menyengat belakangan ini diperkirakan akan menurun dalam dua atau tiga hari ke depan. Hal ini dikarenakan terbentuknya gangguan cuaca di Pantai Barat Sumatera Utara, sehingga mendukung untuk pertumbuhan awan-awan hujan di wilayah Sumut, terutama di wilayah Kepulauan Nias, Pantai Barat, Pegunungan dan Lereng Timur Sumut. “Pada hari Minggu (17/10), kondisi cuaca panas di siang hari telah turun suhu udaranya. Apalagi, terjadi hujan ringan hingga sedang. Hujan juga diprediksi terjadi pada malam hari dan juga di sejumlah daerah lainnya di Sumut,” jelasnya.

Sementara, berdasarkan data BMKG wilayah I Medan terkait prakiraan cuaca Sumut dalam beberapa hari ke depan, diprediksi cuaca panas di siang hari kembali melanda Kota Medan. Namun, suhu udaranya hingga 33 atau 34 derajat celsius. Kondisi cuaca tersebut diperkirakan juga akan terjadi di sebagian daerah Sumut, namun akan diselingi hujan ringan hingga sedang.

Sementara itu, Prakirawan BBMKG Wilayah 1 Medan, Nora Sinaga mengatakan,

laporan titik panas (hotspot) di wilayah Sumut juga mengalami penurunan dalam dua hari terakhir. Pada Jumat (15/10), terpantau ada 15 titik panas, kemudian pada Sabtu (16/10), titik panas menurun menjadi 3 titik panas.

Kondisi ini dapat diakibatkan oleh beberapa faktor, antara lain angin dominan masih berasal Monsun Australia bersifat kering, sehingga asupan massa udara basah kurang.

Dia mengimbau kepada masyarakat untuk lebih tanggap terhadap cuaca ekstrem. Selain itu tetap jaga kesehatan dengan sering minum air putih dan menerapkan protokol kesehatan (Prokes) yang ketat.

“Jika tidak ada kepentingan yang mendesak, sebaiknya masyarakat Sumut, khususnya yang tinggal di Kota Medan agar menghindari banyak beraktivitas di luar rumah, agar kondisi tubuh tetap terjaga imunitasnya,” imbaunya.

Terpisah, Sekretaris Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Medan dr Ery Suhaimi mengimbau agar masyarakat harus ekstra menjaga kesehatan dan kebersihan tubuh dalam menghadapi perubahan cuaca tidak menentu di tengah pandemi Covid-19 ini. Sebab, dikhawatirkan akan menimbulkan berbagai penyakit jika daya tahan tubuh dalam keadaan kurang fit, seperti Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) dan bahkan demam berdarah dengue (DBD).

“Konsumsi nutrisi yang cukup, minum air putih dan menjaga imunitas tubuh. Untuk menghindari penyakit demam berdarah, masyarakat harus ekstra membersihkan sanitasi dan lingkungan agar nyamuk aedes aegypti tidak berkembang biak,” ujarnya.

Terkait cuaca panas, Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Medan mengaku mengintensifkan penyiraman tanaman setiap harinya. Baik itu tanaman yang ada di taman-taman kota, maupun yang berada di badan-badan jalan yang ada di Kota Medan.

“Cuaca panas beberapa lama ini memang membuat kondisi tanah menjadi lebih cepat kering, maka kita intensifkan penyiraman tanaman setiap harinya. Semua disiram oleh petugas kita di lapangan, baik yang di taman-taman kota maupun yang di badan-badan jalan,” ucap Syarif Irsan Dongoran kepada Sumut Pos, Minggu (17/10).

Dikatakan Dongoran, seyogiyanya penyiraman tanaman dilakukan sebanyak 2 kali dalam sehari, khususnya dalam kondisi cuaca yang panas terik seperti saat ini. “Tapi kalau musim penghujan kan gak mungkin disiram sampai dua kali sehari, paling hanya satu kali dalam sehari. Bahkan kalau intensitas hujannya tinggi, ya tidak perlu disiram lagi, kecuali untuk tanaman di taman yang tidak terkena hujan, ada petugas yang rutin menyiramnya. Tapi kalau cuaca panas seperti saat ini, ya dua kali sehari disiram,” ujarnya.

Selain mengintensifkan penyiraman tanaman, Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Medan juga terus melakukan pemangkasan pohon pada badan-badan jalan yang ada di Kota Medan.

Pantauan Sumut Pos, ada beberapa titik yang telah dilakukan pemangkasan pohon oleh DKP Kota Medan. Diantaranya di Jalan Ngumban Surbakti, Jalan Gatot Subroto, hingga Jalan T.B Simatupang.

Pemangkasan terus dilakukan, sebagai antisipasi apabila Kota Medan telah memasuki musim penghujan. Pasalnya musim hujan disertai angin kencang, sangat berpotensi dalam menimbulkan pohon tumbang yang dapat menciderai warga yang tertimpa dahan pohon. “Pemangkasan terus kita lakukan, kita gak tahu kapan musim hujan datang, maka kita antisipasi dari sekarang,” kata Dongoran.

Mantan Kabag Aset dan Perlengkapan Setdako Medan itu mengatakan, saat ini DKP Kota Medan fokus melakukan pemangkasan pada dahan yang dinilai sudah tua ataupun rapuh dan berada di badan jalan, sebab potensi mencelakai warga yang ada dibawahnya cukup besar.

Sementara itu, Anggota Komisi IV DPRD Medan M Rizki Nugraha mengaku terus mendorong DKP Kota Medan dalam melakukan pemangkasan pohon-pohon yang ada pada badan-badan jalan di Kota Medan. Pasalnya, pohon tumbang di Kota Medan bukan terjadi satu atau dua kali, namun telah terjadi berkali-kali.

“Kita berharap Dinas Kebersihan dan Pertamanan dengan Kadis nya yang baru saat ini dapat lebih serius dalam mengurus dan menata pohon-pohon yang ada di Kota Medan, khususnya yang berada di badan jalan. Kita gak mau Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Medan kecolongan karena adanya pohon yang tumbang dan mencelakai warga,” kata Rizki. (ris/dwi/map/ila)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/