25 C
Medan
Friday, June 28, 2024

Toga Marbun Resmikan Bagas Parsadaan

MEDAN- Toga Marbun akan meresmikan ‘Bagas Parsadaan’ di Desa Bakkara, Kecamatan Bakti Raja, Humbang Hasundutan pada 28-29 Desember 2012. Istilah ‘Bagas Pasardaan’ diambil dalam Bahasa Toba yang bermakna ‘rumah keharmonisan’. Gagasan mendirikan ‘Bagas Parsadaan’ ini tercetus dari Dewan Penasehat Toga Marbun se-dunia  Tuan Syech Ali Akbar Marbun dalam Pesta Bona Taon Toga Marbun se-Jabotabek di Senayan, Jakarta pada 25 Maret 2007 silam. Hanya saja gagasan itu baru bisa terwujud pada tahun ini.

Tuan Syech Ali Akbar Marbun mengatakan ‘Bagas Parsadaan’ ini berlokasi di Desa Parmonangan, Bakkara, Kecamatan Bakti Raja, Humbahas, di pingir Danau Toba. Lokasinya persis berseberangan dengan Tugu Toga Marbun.

Menurut Syech, Bakkara adalah asal-muasal atau ‘bona ni pinasa’ seluruh keturunan marga Marbun yang ada sekarang ini. ‘’Orang selalu mengindentikkan Bakkara itu sebagai asal marga tertentu, tapi sesungguhnya setengah dari Bakkara itu dihuni oleh marga Marbun,’’ ungkap Syech kepada wartawan, Senin (17/12). Dia didampingi Wakil Ketua Panita Pembangunan Walter Marbun Lumban Gaol, Ketua Panitia Peresmian Jabonar Marbun Banjar Nahor, Ketua Toga Marbun se-Kota Medan, John Eriman Marbun Lumban Gaol, Ketua Penggalangan Dana Wilayah Medan Harry Marbun, dan Gregorius Marbun Lumban Batu selaku Humas.

Tokoh agama yang sudah mengorbit secara nasional ini mengaku prihatin dengan kondisi Bakkara yang belum terlalu maju dibandingkan dengan kawasan lain bekas keresidenan Tapanuli, seperti Tarutung atau Balige. Padahal, secara historis, Bakkara adalah ibukota negeri Toba dimana dari tempat ini Raja Sisingamangaraja XII mengumumkan maklumat perang melawan Belanda. ‘Perang Batak’ adalah perang 30 tahun Raja Sisingamangaraja XII melawan kolonialisme Belanda yang tercatat sebagai perang terlama di Indonesia. Perang ini dikendalikan dari Bakkara sebagai pusat pemerintahan Raja Sisingamangaraja XII.

‘’Kami punya impian ‘Bagas Parsadaan ini menjadi momentum kebangkitan wilayah Bakkara. Kalau separuh Bakkara itu marga Marbun yang punya, itu artinya tanggung jawab yang lebih besar untuk membangkitkan Bakkara itu ada di pundak keturunan Toga Marbun,’’ tukasnya. Selain dihuni mayoritas marga Marbun, khususnya di Desa Paramonangan, secara geografis, setengah populasi yang tinggal di Bakkara berasal dari lima keturunan marga yang lain. Paling dominan dari lima marga itu adalah Sinambela.   Syech berharap ‘Bagas Parsadaan.(val)

MEDAN- Toga Marbun akan meresmikan ‘Bagas Parsadaan’ di Desa Bakkara, Kecamatan Bakti Raja, Humbang Hasundutan pada 28-29 Desember 2012. Istilah ‘Bagas Pasardaan’ diambil dalam Bahasa Toba yang bermakna ‘rumah keharmonisan’. Gagasan mendirikan ‘Bagas Parsadaan’ ini tercetus dari Dewan Penasehat Toga Marbun se-dunia  Tuan Syech Ali Akbar Marbun dalam Pesta Bona Taon Toga Marbun se-Jabotabek di Senayan, Jakarta pada 25 Maret 2007 silam. Hanya saja gagasan itu baru bisa terwujud pada tahun ini.

Tuan Syech Ali Akbar Marbun mengatakan ‘Bagas Parsadaan’ ini berlokasi di Desa Parmonangan, Bakkara, Kecamatan Bakti Raja, Humbahas, di pingir Danau Toba. Lokasinya persis berseberangan dengan Tugu Toga Marbun.

Menurut Syech, Bakkara adalah asal-muasal atau ‘bona ni pinasa’ seluruh keturunan marga Marbun yang ada sekarang ini. ‘’Orang selalu mengindentikkan Bakkara itu sebagai asal marga tertentu, tapi sesungguhnya setengah dari Bakkara itu dihuni oleh marga Marbun,’’ ungkap Syech kepada wartawan, Senin (17/12). Dia didampingi Wakil Ketua Panita Pembangunan Walter Marbun Lumban Gaol, Ketua Panitia Peresmian Jabonar Marbun Banjar Nahor, Ketua Toga Marbun se-Kota Medan, John Eriman Marbun Lumban Gaol, Ketua Penggalangan Dana Wilayah Medan Harry Marbun, dan Gregorius Marbun Lumban Batu selaku Humas.

Tokoh agama yang sudah mengorbit secara nasional ini mengaku prihatin dengan kondisi Bakkara yang belum terlalu maju dibandingkan dengan kawasan lain bekas keresidenan Tapanuli, seperti Tarutung atau Balige. Padahal, secara historis, Bakkara adalah ibukota negeri Toba dimana dari tempat ini Raja Sisingamangaraja XII mengumumkan maklumat perang melawan Belanda. ‘Perang Batak’ adalah perang 30 tahun Raja Sisingamangaraja XII melawan kolonialisme Belanda yang tercatat sebagai perang terlama di Indonesia. Perang ini dikendalikan dari Bakkara sebagai pusat pemerintahan Raja Sisingamangaraja XII.

‘’Kami punya impian ‘Bagas Parsadaan ini menjadi momentum kebangkitan wilayah Bakkara. Kalau separuh Bakkara itu marga Marbun yang punya, itu artinya tanggung jawab yang lebih besar untuk membangkitkan Bakkara itu ada di pundak keturunan Toga Marbun,’’ tukasnya. Selain dihuni mayoritas marga Marbun, khususnya di Desa Paramonangan, secara geografis, setengah populasi yang tinggal di Bakkara berasal dari lima keturunan marga yang lain. Paling dominan dari lima marga itu adalah Sinambela.   Syech berharap ‘Bagas Parsadaan.(val)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/