26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Debat Pilpres Babak Pertama, Prabowo Tenang, Jokowi Dipuji

HENDRA EKA/JAWA POS/jpg
SELFIE: Pasangan Capres-Cawapres, Jokowi dan Ma’Ruf selfie bersama moderator usai mengikuti debat pertama di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (17/1).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Debat Calon Presiden (Capres) dan Calon Wakil Presiden (Cawapres) yang berlangsung Kamis (17/1), memberikan penilaian di kubu masing-masing, baik kubu Probowo maupun Jokowi.

Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Sumut Jokowi-Ma’ruf, Ivan Iskandar Batubara menilai, pernyataan penutup Capres dan Cawapres 01, Joko Widodo dan Ma’ruf Amin dalam debat pertama tersebut, dengan menyebut bahwa mereka berdua tidak terjebak masa lalu, memberikan poin penting bagi TKD Sumut.

“Closing statement Pak Jokowi itu bagus sekali. Beliau menyebut kami tidak punya beban masa lalu, jadi lebih mudah bekerja. Dan itu poin penting, biasanya kan di eksekutif itu selalu kompromi. Jadi kalau presiden punya beban masa lalu, agak susah untuk menggolkan Undang-undang,” kata Ivan Iskandar Batubara menjawab Sumut Pos soal pandangan pihaknya terhadap performa Jokowi-Ma’ruf pada debat pertama Pilpres 2019.

Menurut dia, secara keseluruhan, penampilan Jokowi-Ma’ruf dalam debat pertama sudah bagus. Pihaknya optimis jawaban-jawaban Jokowi-Ma’ruf dapat memberi pandangan bagi pemilih rasional yang hingga kini belum menentukan pilihan.

“Contohnya, kita bisa melihat bagaimana pemahaman dan komitmen masing-masing paslon tentang korupsi. Yang satu bilang kalau cuma sedikit gak apa-apa. Tapi kalau Pak Jokowi-Ma’ruf bilang korupsi ya tetap korupsi. Bagaimana penegakan hukum tetap berjalan tanpa ada intervensi,” katanya.

Kemudian, sambung Ivan, soal penegakkan hukum Capres dan Cawapres 02, sangat jelas perbedaan pendekatan yang dilakukan. Disebutnya bahwa Prabowo-Sandi sibuk fokus pada pembuatan badan legislasi hukum, padahal itu merupakan otoritas yudikatif.

“Kan jelas beda-beda fungsinya. Antara legislatif, eksekutif dan yudikatif meski harus tetap sama-sama bergerak. Hanya saja badan legislasi tadi perlu dibuat tapi kan harus ada persetujuan DPR. Jadi kelihatan jam terbang Pak Jokowi pada segmen ini yang begitu menguasai masalah,” katanya.

Termasuk, soal terorisme atas jawaban yang disampaikan Ma’ruf Amin, menurut Ivan cukup memuaskan walau diawal mendapat penilaian rendah dari penonton. “Beliau bilang kalau masalahnya salah pemahaman agama, ya luruskan. Kalau masalahnya ekonomi, ya disejahterakan. Jadi keduanya memperlihatkan bukan sekadar harus pandai berorasi, tapi lebih kepada solusi dari setiap permasalahan,” pungkasnya

Prabowo Tenang

Sedangkan Perwakilan TKD Sumut Capres dan Cawapres Prabowo-Sandi, Yahdi Khoir Harahap memuji Capres Prabowo yang lebih tenang menjawab pertanyaan maupun memberikan komentar pada debat tersebut.

“Penampilan Pak Prabowo sangat bagus dan memuaskan. Dia tenang menyampaikan pokok-pokok pikirannya dengan jelas dan lugas, gak ngawur ke sana-kemari,” ujar Yahdi.

Yahdi mengatakan, pihaknya ada mencatat beberapa kali Jokowi justru menyerang Prabowo. Salah satunya saat bertanya soal meloloskan caleg koruptor, di mana sebagai Ketua Umum Gerindra, di mana Jokowi menyebut Prabowo yang menandatangani persetujuan caleg tersebut untuk berkontestasi.

“Untungnya, Pak Prabowo tidak terpancing dan tetap tenang,” ujar Ketua PAN Sumut ini.

Ia tak sependapat dengan penilaian Ivan Batubara, yang menilai jawaban Prabowo-Sandi cenderung tidak solutif atas tema debat. Khoir menyebut, justru yang sering tidak relevan jawaban dari Jokowi. Pihaknya juga mengamini, sebagai penantang, wajar bila Prabowo-Sandi memberi pernyataan berandai-andai atas program kerja mereka.

“Kalau penantang di mana-mana masih cerita baru, mau dan akan melaksanakan. Namanya penantang, pastilah korektif, memberi solusi dan baru mau melakukan kebaikan karena dia belum pernah berkuasa. Kemudian, Pak Jokowi juga tidak ada bicara solusi. Kalau boleh jujur kita menilai, banyak pertanyaan dan jawaban yang disampaikan Jokowi tapi tidak relevan,” katanya.

Diakui pihaknya bahwa dalam debat pertama tidak ada disinggung Prabowo dan Sandi soal kelanjutan kasus hukum Novel Baswedan. Padahal sebagai penantang, Prabowo-Sandi penting untuk menyampaikan hal itu sehingga masyarakat tahu kepastian kasusnya.

“Kami akan sampaikan masukan ini kepada TKN dan BPN Prabowo-Sandi. Betul memang kasus Novel ini terlupa untuk disampaikan. Dan mungkin ada pertimbangan-pertimbangan lain oleh tim kenapa hal tersebut tidak disampaikan. Kita akan kasih masukan soal ini,” pungkasnya.

Positif Bagi PDIP dan Gerindra

Pengamat Politik dari Universitas Sumatera Utara (USU) H Dadang Darmawan Pasaribu mengatakan, debat Capres dan Cawapres tersebut diprediksikan akan berdampak positif dengan peroleh suara yang baik bagi Partai Gerindra dan PDI-P.

Dadang mengatakan, pertarungan antara Prabowo Subianto dan Sandi Solahuddin Uno dengan calon dari petahanan Joko Widodo dan Maruf Amin memberikan kontribusi mendongkrak suara khususnya untuk Gerindra dan PDI-P sendiri.

Yang pertama itu tentunya partai penguasa PDI Perjuangan. Kedua Gerindra sebagai partai pengusung Presiden di 2019 ini, yang akan mendapat limpahan suara dari para pendukung Prabowo,” kata Dadang kepada wartawan di Medan, Jumat (18/1) siang

Bahkan Dadang menilai, sangat memungkinkan Gerindra bisa memenangkan Pemilu 2019, khususnya di Sumut. Apalagi jika pergerakan itu didukung oleh mesin partai yang optimal.

“Syaratnya optimal. Tapi kalau hanya sekadar mengunggulkan dan bersandar kepada figuritas Prabowo saja tanpa diupayakan dengan sungguh-sungguh secara optimal dari para promotor, saya kira itu akan sia-sia,” jelas Dosen FISIP USU itu.

Dadang menilai, ada perbedaan elektabilitas partai dengan elektabilas mesin partai. Untuk itu, perlu ada kesolidan yang dilakukan para kader politik kedua partai tersebut, agar partainya menjadi juara dalam Pemilu 2019 ini. “Kuncinya, mesin partai harus bekerja secara optimal tanpa tergantung oleh elektabilitas partainya agar dapat memenangkan pemilu di 2019 ini,” pungkas Dadang. (prn/gus)

HENDRA EKA/JAWA POS/jpg
SELFIE: Pasangan Capres-Cawapres, Jokowi dan Ma’Ruf selfie bersama moderator usai mengikuti debat pertama di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (17/1).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Debat Calon Presiden (Capres) dan Calon Wakil Presiden (Cawapres) yang berlangsung Kamis (17/1), memberikan penilaian di kubu masing-masing, baik kubu Probowo maupun Jokowi.

Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Sumut Jokowi-Ma’ruf, Ivan Iskandar Batubara menilai, pernyataan penutup Capres dan Cawapres 01, Joko Widodo dan Ma’ruf Amin dalam debat pertama tersebut, dengan menyebut bahwa mereka berdua tidak terjebak masa lalu, memberikan poin penting bagi TKD Sumut.

“Closing statement Pak Jokowi itu bagus sekali. Beliau menyebut kami tidak punya beban masa lalu, jadi lebih mudah bekerja. Dan itu poin penting, biasanya kan di eksekutif itu selalu kompromi. Jadi kalau presiden punya beban masa lalu, agak susah untuk menggolkan Undang-undang,” kata Ivan Iskandar Batubara menjawab Sumut Pos soal pandangan pihaknya terhadap performa Jokowi-Ma’ruf pada debat pertama Pilpres 2019.

Menurut dia, secara keseluruhan, penampilan Jokowi-Ma’ruf dalam debat pertama sudah bagus. Pihaknya optimis jawaban-jawaban Jokowi-Ma’ruf dapat memberi pandangan bagi pemilih rasional yang hingga kini belum menentukan pilihan.

“Contohnya, kita bisa melihat bagaimana pemahaman dan komitmen masing-masing paslon tentang korupsi. Yang satu bilang kalau cuma sedikit gak apa-apa. Tapi kalau Pak Jokowi-Ma’ruf bilang korupsi ya tetap korupsi. Bagaimana penegakan hukum tetap berjalan tanpa ada intervensi,” katanya.

Kemudian, sambung Ivan, soal penegakkan hukum Capres dan Cawapres 02, sangat jelas perbedaan pendekatan yang dilakukan. Disebutnya bahwa Prabowo-Sandi sibuk fokus pada pembuatan badan legislasi hukum, padahal itu merupakan otoritas yudikatif.

“Kan jelas beda-beda fungsinya. Antara legislatif, eksekutif dan yudikatif meski harus tetap sama-sama bergerak. Hanya saja badan legislasi tadi perlu dibuat tapi kan harus ada persetujuan DPR. Jadi kelihatan jam terbang Pak Jokowi pada segmen ini yang begitu menguasai masalah,” katanya.

Termasuk, soal terorisme atas jawaban yang disampaikan Ma’ruf Amin, menurut Ivan cukup memuaskan walau diawal mendapat penilaian rendah dari penonton. “Beliau bilang kalau masalahnya salah pemahaman agama, ya luruskan. Kalau masalahnya ekonomi, ya disejahterakan. Jadi keduanya memperlihatkan bukan sekadar harus pandai berorasi, tapi lebih kepada solusi dari setiap permasalahan,” pungkasnya

Prabowo Tenang

Sedangkan Perwakilan TKD Sumut Capres dan Cawapres Prabowo-Sandi, Yahdi Khoir Harahap memuji Capres Prabowo yang lebih tenang menjawab pertanyaan maupun memberikan komentar pada debat tersebut.

“Penampilan Pak Prabowo sangat bagus dan memuaskan. Dia tenang menyampaikan pokok-pokok pikirannya dengan jelas dan lugas, gak ngawur ke sana-kemari,” ujar Yahdi.

Yahdi mengatakan, pihaknya ada mencatat beberapa kali Jokowi justru menyerang Prabowo. Salah satunya saat bertanya soal meloloskan caleg koruptor, di mana sebagai Ketua Umum Gerindra, di mana Jokowi menyebut Prabowo yang menandatangani persetujuan caleg tersebut untuk berkontestasi.

“Untungnya, Pak Prabowo tidak terpancing dan tetap tenang,” ujar Ketua PAN Sumut ini.

Ia tak sependapat dengan penilaian Ivan Batubara, yang menilai jawaban Prabowo-Sandi cenderung tidak solutif atas tema debat. Khoir menyebut, justru yang sering tidak relevan jawaban dari Jokowi. Pihaknya juga mengamini, sebagai penantang, wajar bila Prabowo-Sandi memberi pernyataan berandai-andai atas program kerja mereka.

“Kalau penantang di mana-mana masih cerita baru, mau dan akan melaksanakan. Namanya penantang, pastilah korektif, memberi solusi dan baru mau melakukan kebaikan karena dia belum pernah berkuasa. Kemudian, Pak Jokowi juga tidak ada bicara solusi. Kalau boleh jujur kita menilai, banyak pertanyaan dan jawaban yang disampaikan Jokowi tapi tidak relevan,” katanya.

Diakui pihaknya bahwa dalam debat pertama tidak ada disinggung Prabowo dan Sandi soal kelanjutan kasus hukum Novel Baswedan. Padahal sebagai penantang, Prabowo-Sandi penting untuk menyampaikan hal itu sehingga masyarakat tahu kepastian kasusnya.

“Kami akan sampaikan masukan ini kepada TKN dan BPN Prabowo-Sandi. Betul memang kasus Novel ini terlupa untuk disampaikan. Dan mungkin ada pertimbangan-pertimbangan lain oleh tim kenapa hal tersebut tidak disampaikan. Kita akan kasih masukan soal ini,” pungkasnya.

Positif Bagi PDIP dan Gerindra

Pengamat Politik dari Universitas Sumatera Utara (USU) H Dadang Darmawan Pasaribu mengatakan, debat Capres dan Cawapres tersebut diprediksikan akan berdampak positif dengan peroleh suara yang baik bagi Partai Gerindra dan PDI-P.

Dadang mengatakan, pertarungan antara Prabowo Subianto dan Sandi Solahuddin Uno dengan calon dari petahanan Joko Widodo dan Maruf Amin memberikan kontribusi mendongkrak suara khususnya untuk Gerindra dan PDI-P sendiri.

Yang pertama itu tentunya partai penguasa PDI Perjuangan. Kedua Gerindra sebagai partai pengusung Presiden di 2019 ini, yang akan mendapat limpahan suara dari para pendukung Prabowo,” kata Dadang kepada wartawan di Medan, Jumat (18/1) siang

Bahkan Dadang menilai, sangat memungkinkan Gerindra bisa memenangkan Pemilu 2019, khususnya di Sumut. Apalagi jika pergerakan itu didukung oleh mesin partai yang optimal.

“Syaratnya optimal. Tapi kalau hanya sekadar mengunggulkan dan bersandar kepada figuritas Prabowo saja tanpa diupayakan dengan sungguh-sungguh secara optimal dari para promotor, saya kira itu akan sia-sia,” jelas Dosen FISIP USU itu.

Dadang menilai, ada perbedaan elektabilitas partai dengan elektabilas mesin partai. Untuk itu, perlu ada kesolidan yang dilakukan para kader politik kedua partai tersebut, agar partainya menjadi juara dalam Pemilu 2019 ini. “Kuncinya, mesin partai harus bekerja secara optimal tanpa tergantung oleh elektabilitas partainya agar dapat memenangkan pemilu di 2019 ini,” pungkas Dadang. (prn/gus)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/