25 C
Medan
Sunday, September 29, 2024

Lebih 6 Bulan Belum Vaksin Dosis Kedua, 2 Juta Warga Sumut Harus Vaksin Ulang

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Ada sekitar 2 juta warga di Sumatera Utara (Sumut) akan divaksin ulang. Pasalnya, sudah lebih dari enam bulan, mereka belum mendapatkan suntikan vaksin dosis kedua. Untuk itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut sedang melakukan pendataan agar dilakukan vaksinasi ulang.

Kepala Dinas Kesehatan Sumut, Ismail Lubis mengatakan, hal ini berdasarkan surat edaran dari Kementerian Kesehatan Nomor SR.02.06/11/921/2022 tentang pemberian vaksinasi bagi sasaran drop out. “Kita ada petunjuk teknis dari Kementerian Kesehatan. Itu bagi masyarakat, ada yang drop out vaksin dua. Hampir dua juta lebih drop out,” kata Ismail kepada wartawan di Kota Medan, Jumat (18/2).

Dalam pelaksanaan vaksinasi ulang itu, Ismail mengatakan, Pemprov Sumut akan menggunakan dosis yang masuk diambang batas kadaluarsa pada 28 Februari 2022. Total vaksin itu, berjumlah 351.718 dosis terdiri dari 86.040 dosis vaksin Moderna dan 270.630 dosis Astra Zenica. Sebelumnya, vaksin ini rencananya untuk vaksinasi tambahan atau booster.

Menurut Ismail, kebutuhan vaksin dosis kedua saat ini sekitar 800 ribu dosis. “Jadi, kita kalau dari 351.718 dosis tadi, kita masih kekurangan, setelah lihat drop out dua juta sekian, ditambah 800 ribu dosis kedua tepat waktu. Di samping itu, ada booster yang kita sampaikan satu juta lebih vaksinnya. Maka yang stok vaksin 351 ribu itu Insya Allah terhabiskan,” sebutnya.

Lebih lanjut, Ismail menyebutkan, stok vaksin di Dinas Kesehatan Sumut terus bertambah. Bahkan beberapa hari lalu baru tiba ratusan ribu dosis. “Kemarin ada kiriman Pfizer 400 ribu dosis, jadi sekarang jumlahnya 650 ribu lebih. Itu kedaluwarsanya masih jauh, ada yang 28 Maret, ada April, ada Juni,” jelasnya.

Ismail pun mengimbau masyarakat untuk mau mengikuti program vaksinasi, baik dosis pertama, kedua dan ketiga. Sementara itu berdasarkan data 7 Februari 2022 jumlah capaian vaksin dosis pertama yakni 10.248.408 (89,74 persen). Untuk capaian vaksinasi dosi kedua 6.754.327 (57 ,57 persen). Sedangkan capaian vaksinasi dosis ketiga 228.130 (2,23 persen). Sementara itu sasaran vaksinasi di Provinsi Sumut mencapai 11.419.559 jiwa.

Tambah 2.202 Kasus Baru

Perkembangan kasus baru terkonfirmasi positif Covid-19 di Sumatera Utara (Sumut) masih terus konsisten meningkat. Data Dinas Kesehatan Sumut pada Jumat (18/2), terdapat penambahan sebanyak 2.202 kasus baru terkonfirmasi. Dengan penambahan tersebut, akumulasi angka terkonfirmasi meningkat menjadi 120.077 kasus.

Sekretaris Dinas Kesehatan Sumut dr Aris Yudhariansyah menyebutkan, penambahan kasus baru tersebut didapatkan dari 29 kabupaten/kota. Jumlah terbanyak masih diperoleh dari Medan 1.218 kasus. Selanjutnya, Deliserdang 367 kasus dan Pematangsiantar 102 kasus. Sedangkan daerah lainnya bertambah kurang dari 100 kasus. “Akumulasi angka terkonfirmasi di Kota Medan berjumlah 56.050 kasus. Sementara Deliserdang 18.518 kasus, dan Pematangsiantar 4.938 kasus. Ketiga kabupaten/kota tersebut merupakan wilayah dengan akumulasi kasus terkonfirmasi tertinggi di Sumut,” sebutnya.

Aris melanjutkan, penambahan juga didapatkan dari angka kematian sebanyak empat kasus yang diperoleh dari Deliserdang (tiga kasus) dan Pematangsiantar (satu kasus). Kini, akumulasi angka kematian menjadi 2.917 kasus. “Kota Medan urutan tertinggi akumulasi angka kematian dengan jumlah 910 kasus. Kemudian, disusul Deliserdang 431 kasus, dan Simalungun 198 kasus,” sambungnya.

Namun demikian, Aris mengaku, angka kesembuhan juga turut bertambah yaitu 380 kasus, sehingga akumulasinya menjadi 105.108 kasus. “Penambahan angka kesembuhan diperoleh dari 16 kabupaten/kota, jumlah terbanyak didapatkan dari Medan 293 kasus. Sedangkan sisanya tidak lebih dari 20 kasus,” ujar Aris.

Ia menambahkan, diingatkan kepada masyarakat agar tetap waspada terhadap penyebaran Covid-19 dengan disiplin menjalankan protokol kesehatan. Apalagi, perkembangan kasus baru positif corona belakangan ini terus meningkat. Bahkan, tidak menutup kemungkinan terjadi lonjakan yang lebih signifikan. “Protokol kesehatan tetap harus dipatuhi dan jangan sampai kendor, meski sudah divaksin. Bagi yang belum, segera ikuti vaksinasi sampai dosis ketiga (booster),” imbaunya.

69% Meninggal Lansia dan Belum Vaksin

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta vaksinasi Covid-19 di seluruh wilayah Indonesia bisa dipercepat. Hal ini untuk mencegah penularan Covid-19 varian Omicron. Beberapa daerah untuk vaksinasi dosis kedua dan ketiga yang masih di bawah 60 persen, untuk bisa digencarkan lagi.

“Dosis kedua dan ketiga ini saya lihat banyak yang masih di bawah 60 persen, masih rendah,” ujar Jokowi saat memantau pelaksanaan vaksinasi sebagaimana disiarkan dalam YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (18/2).

Jokowi menuturkan, vaksinasi Covid-19 terhadap kelompok lanjut usia alias lansia harus diprioritaskan. Karena mereka lebih rentan terpapar virus Corona.

Merujuk pada data yang ia dapatkan, lanjut Jokowi, sebanyak 69 persen orang yang meninggal dunia akibat tertular Covid-19 varian Omicron adalah dari kelompok lansia. Kemudian meninggal dunia akibat belum menerima vaksin Covid-19. “Agar didahulukan yang lansia. Penting sekali, karena dari data terakhir yang saya terima, 69 persen yang meninggal karena Omicron adalah lansia yang pertama, yang kedua yang belum divaksin,” kata Jokowi.

Presiden Jokowi juga memberikan apreasiasinya kepada semua komponen bangsa yang telah mendukung akselerasi vaksinasi Covid-19 di tanah air. Diharapkan vaksinansi ini bisa memutus penularan virus Korona di dalam negeri. “Saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi yang tinggi atas pelaksanaan percepatan vaksinasi pada hari ini,” pungkasnya.

Seperti diketahui, berdasarkan data Satgas Covid-19 per 17 Februari 2022, pemerintah telah menyuntikkan vaksin dosis pertama sejumlah 189.067.416 dosis. Sementara dosis kedua yang sudah disuntikkan adalah sebanyak 138.280.959 dosis. Kemudian vaksinasi ketiga atau booster mencapai 7.730.486 dosis. (gus/ris/jpc)

 

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Ada sekitar 2 juta warga di Sumatera Utara (Sumut) akan divaksin ulang. Pasalnya, sudah lebih dari enam bulan, mereka belum mendapatkan suntikan vaksin dosis kedua. Untuk itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut sedang melakukan pendataan agar dilakukan vaksinasi ulang.

Kepala Dinas Kesehatan Sumut, Ismail Lubis mengatakan, hal ini berdasarkan surat edaran dari Kementerian Kesehatan Nomor SR.02.06/11/921/2022 tentang pemberian vaksinasi bagi sasaran drop out. “Kita ada petunjuk teknis dari Kementerian Kesehatan. Itu bagi masyarakat, ada yang drop out vaksin dua. Hampir dua juta lebih drop out,” kata Ismail kepada wartawan di Kota Medan, Jumat (18/2).

Dalam pelaksanaan vaksinasi ulang itu, Ismail mengatakan, Pemprov Sumut akan menggunakan dosis yang masuk diambang batas kadaluarsa pada 28 Februari 2022. Total vaksin itu, berjumlah 351.718 dosis terdiri dari 86.040 dosis vaksin Moderna dan 270.630 dosis Astra Zenica. Sebelumnya, vaksin ini rencananya untuk vaksinasi tambahan atau booster.

Menurut Ismail, kebutuhan vaksin dosis kedua saat ini sekitar 800 ribu dosis. “Jadi, kita kalau dari 351.718 dosis tadi, kita masih kekurangan, setelah lihat drop out dua juta sekian, ditambah 800 ribu dosis kedua tepat waktu. Di samping itu, ada booster yang kita sampaikan satu juta lebih vaksinnya. Maka yang stok vaksin 351 ribu itu Insya Allah terhabiskan,” sebutnya.

Lebih lanjut, Ismail menyebutkan, stok vaksin di Dinas Kesehatan Sumut terus bertambah. Bahkan beberapa hari lalu baru tiba ratusan ribu dosis. “Kemarin ada kiriman Pfizer 400 ribu dosis, jadi sekarang jumlahnya 650 ribu lebih. Itu kedaluwarsanya masih jauh, ada yang 28 Maret, ada April, ada Juni,” jelasnya.

Ismail pun mengimbau masyarakat untuk mau mengikuti program vaksinasi, baik dosis pertama, kedua dan ketiga. Sementara itu berdasarkan data 7 Februari 2022 jumlah capaian vaksin dosis pertama yakni 10.248.408 (89,74 persen). Untuk capaian vaksinasi dosi kedua 6.754.327 (57 ,57 persen). Sedangkan capaian vaksinasi dosis ketiga 228.130 (2,23 persen). Sementara itu sasaran vaksinasi di Provinsi Sumut mencapai 11.419.559 jiwa.

Tambah 2.202 Kasus Baru

Perkembangan kasus baru terkonfirmasi positif Covid-19 di Sumatera Utara (Sumut) masih terus konsisten meningkat. Data Dinas Kesehatan Sumut pada Jumat (18/2), terdapat penambahan sebanyak 2.202 kasus baru terkonfirmasi. Dengan penambahan tersebut, akumulasi angka terkonfirmasi meningkat menjadi 120.077 kasus.

Sekretaris Dinas Kesehatan Sumut dr Aris Yudhariansyah menyebutkan, penambahan kasus baru tersebut didapatkan dari 29 kabupaten/kota. Jumlah terbanyak masih diperoleh dari Medan 1.218 kasus. Selanjutnya, Deliserdang 367 kasus dan Pematangsiantar 102 kasus. Sedangkan daerah lainnya bertambah kurang dari 100 kasus. “Akumulasi angka terkonfirmasi di Kota Medan berjumlah 56.050 kasus. Sementara Deliserdang 18.518 kasus, dan Pematangsiantar 4.938 kasus. Ketiga kabupaten/kota tersebut merupakan wilayah dengan akumulasi kasus terkonfirmasi tertinggi di Sumut,” sebutnya.

Aris melanjutkan, penambahan juga didapatkan dari angka kematian sebanyak empat kasus yang diperoleh dari Deliserdang (tiga kasus) dan Pematangsiantar (satu kasus). Kini, akumulasi angka kematian menjadi 2.917 kasus. “Kota Medan urutan tertinggi akumulasi angka kematian dengan jumlah 910 kasus. Kemudian, disusul Deliserdang 431 kasus, dan Simalungun 198 kasus,” sambungnya.

Namun demikian, Aris mengaku, angka kesembuhan juga turut bertambah yaitu 380 kasus, sehingga akumulasinya menjadi 105.108 kasus. “Penambahan angka kesembuhan diperoleh dari 16 kabupaten/kota, jumlah terbanyak didapatkan dari Medan 293 kasus. Sedangkan sisanya tidak lebih dari 20 kasus,” ujar Aris.

Ia menambahkan, diingatkan kepada masyarakat agar tetap waspada terhadap penyebaran Covid-19 dengan disiplin menjalankan protokol kesehatan. Apalagi, perkembangan kasus baru positif corona belakangan ini terus meningkat. Bahkan, tidak menutup kemungkinan terjadi lonjakan yang lebih signifikan. “Protokol kesehatan tetap harus dipatuhi dan jangan sampai kendor, meski sudah divaksin. Bagi yang belum, segera ikuti vaksinasi sampai dosis ketiga (booster),” imbaunya.

69% Meninggal Lansia dan Belum Vaksin

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta vaksinasi Covid-19 di seluruh wilayah Indonesia bisa dipercepat. Hal ini untuk mencegah penularan Covid-19 varian Omicron. Beberapa daerah untuk vaksinasi dosis kedua dan ketiga yang masih di bawah 60 persen, untuk bisa digencarkan lagi.

“Dosis kedua dan ketiga ini saya lihat banyak yang masih di bawah 60 persen, masih rendah,” ujar Jokowi saat memantau pelaksanaan vaksinasi sebagaimana disiarkan dalam YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (18/2).

Jokowi menuturkan, vaksinasi Covid-19 terhadap kelompok lanjut usia alias lansia harus diprioritaskan. Karena mereka lebih rentan terpapar virus Corona.

Merujuk pada data yang ia dapatkan, lanjut Jokowi, sebanyak 69 persen orang yang meninggal dunia akibat tertular Covid-19 varian Omicron adalah dari kelompok lansia. Kemudian meninggal dunia akibat belum menerima vaksin Covid-19. “Agar didahulukan yang lansia. Penting sekali, karena dari data terakhir yang saya terima, 69 persen yang meninggal karena Omicron adalah lansia yang pertama, yang kedua yang belum divaksin,” kata Jokowi.

Presiden Jokowi juga memberikan apreasiasinya kepada semua komponen bangsa yang telah mendukung akselerasi vaksinasi Covid-19 di tanah air. Diharapkan vaksinansi ini bisa memutus penularan virus Korona di dalam negeri. “Saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi yang tinggi atas pelaksanaan percepatan vaksinasi pada hari ini,” pungkasnya.

Seperti diketahui, berdasarkan data Satgas Covid-19 per 17 Februari 2022, pemerintah telah menyuntikkan vaksin dosis pertama sejumlah 189.067.416 dosis. Sementara dosis kedua yang sudah disuntikkan adalah sebanyak 138.280.959 dosis. Kemudian vaksinasi ketiga atau booster mencapai 7.730.486 dosis. (gus/ris/jpc)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/