30.5 C
Medan
Saturday, September 28, 2024

Harga Sembako Terus Melambung

Pengawasan Disperindag tak Jalan

MEDAN-Pedagang di Pasar Tradisional Sei Sikambing mengeluh. Pasalnya, harga sembako seperti gula pasir dan minyak goreng terus melambung meskipun harga bahan bakar minyak (BBM) gagal naik. Akibatnya, omset pedagang menurun drastis.

Sofyan Nasution, pedagang grosir sembako yang telah berjualan selama 25 tahun di Pasar Sei Sikambing mengatakan, sejak akhir Maret lalu, harga sembako khususnya gula pasir dan minyak goreng terus melambung. Sementara omsetnya menurun 30 persen dari sebelumnyan

“Jualan sekarang makin susah. Harga naik sampai 50 persen, sementara omset menurun drastis karena banyak pedagang eceran pelanggan kami yang mulai gulung tikar,” kata Sofyan Nasution kepada Anggota DPRD Kota Medan dari Fraksi PKS Surianda Lubis, saat menggelar reses di Pasar Sei Sikambing, Rabu (18/4).

Bahkan menurut Sofyan, kondisi ini diperperah dengan semakin menjamurnya Indomaret di Kota Medan.
“Ada pelanggan saya harus gulung tikar gara-gara Indomaret. Pelanggannya banyak yang beralih ke Indomaret karena berani jual barang di bawah harga pasar. Ini jelas mengganggu harga pasar kami,” ungkap Sofyan lagi.

Dia berharap kepada Surianda untuk memperjuangkan nasib mereka dengan meminta kepada Pemko Medan untuk menstabilkan kembali harga sembako.

Hal senada diungkapkan Ibu Tasya, pedagang cabai di pasar yang sama. Dia menyebutkan, akibat belum stabilnya harga-harga sembako, dirinya merasa resah karena omsetnya terus menurun. Apalagi harga cabai saat ini belum stabil akibat cuaca yang tak menentu.

Menyikapi keluhan para pedagang di Sei Sikambing ini, Surianda Lubis meminta kepada Pemko Medan dalam hal ini Disperindag untuk melakukan proteksi dan perlindungan terhadap para pedagang, khususnya pedagang-pedagang kecil yang bersinggungan langsung dengan keberadaan Indomaret.

“Belum stabilnya harga karena tak berjalannya pengawasan dari Disperindag Kota Medan. Padahal, perlindungan terhadap pedagang kecil juga harus menjadi perhatian Pemko Medan. Untuk itu, kita akan mengusulkan kepada Pemko Medan untuk membuat perda agar para pedagang kecil dapat terlindungi dan tak gulung tikar,” kata Surianda Lubis.

Sementara itu, Surianda Lubis juga menyempatkan diri meninjau jalan di komplek pasar Sei Sikambing yang baru dua minggu lalu dicor oleh Pemko Medan. Saat ini kondisi coran beton tersebut mulai berlubang karena tak tahan terkena air yang berasal dari pedagang ikan. Kondisi ini dikeluhkan Yanto, pedagang ayam potong di pasar itu.

Dia menyayangkan kualitas coran jalan tersebut. “Dengan dicor seperti ini jalannya, memang sudah terlihat agak bersih. Namun sayangnya, kualitasnya tidak maksimal. Apalagi coran beton ini dilakukan pada malam hari saat turun hujan, makanya cepat rusak,” kata Yanto.

Menyikapi kondisi ini, Suryanda juga menyesalkan kualitas pengerjaan yang dilakukan Pemko Medan. Menurut Suryanda, penataan pasar tradisional yang dilakukan Pemko Medan belum terkonsep dengan baik.(ade)

Pengawasan Disperindag tak Jalan

MEDAN-Pedagang di Pasar Tradisional Sei Sikambing mengeluh. Pasalnya, harga sembako seperti gula pasir dan minyak goreng terus melambung meskipun harga bahan bakar minyak (BBM) gagal naik. Akibatnya, omset pedagang menurun drastis.

Sofyan Nasution, pedagang grosir sembako yang telah berjualan selama 25 tahun di Pasar Sei Sikambing mengatakan, sejak akhir Maret lalu, harga sembako khususnya gula pasir dan minyak goreng terus melambung. Sementara omsetnya menurun 30 persen dari sebelumnyan

“Jualan sekarang makin susah. Harga naik sampai 50 persen, sementara omset menurun drastis karena banyak pedagang eceran pelanggan kami yang mulai gulung tikar,” kata Sofyan Nasution kepada Anggota DPRD Kota Medan dari Fraksi PKS Surianda Lubis, saat menggelar reses di Pasar Sei Sikambing, Rabu (18/4).

Bahkan menurut Sofyan, kondisi ini diperperah dengan semakin menjamurnya Indomaret di Kota Medan.
“Ada pelanggan saya harus gulung tikar gara-gara Indomaret. Pelanggannya banyak yang beralih ke Indomaret karena berani jual barang di bawah harga pasar. Ini jelas mengganggu harga pasar kami,” ungkap Sofyan lagi.

Dia berharap kepada Surianda untuk memperjuangkan nasib mereka dengan meminta kepada Pemko Medan untuk menstabilkan kembali harga sembako.

Hal senada diungkapkan Ibu Tasya, pedagang cabai di pasar yang sama. Dia menyebutkan, akibat belum stabilnya harga-harga sembako, dirinya merasa resah karena omsetnya terus menurun. Apalagi harga cabai saat ini belum stabil akibat cuaca yang tak menentu.

Menyikapi keluhan para pedagang di Sei Sikambing ini, Surianda Lubis meminta kepada Pemko Medan dalam hal ini Disperindag untuk melakukan proteksi dan perlindungan terhadap para pedagang, khususnya pedagang-pedagang kecil yang bersinggungan langsung dengan keberadaan Indomaret.

“Belum stabilnya harga karena tak berjalannya pengawasan dari Disperindag Kota Medan. Padahal, perlindungan terhadap pedagang kecil juga harus menjadi perhatian Pemko Medan. Untuk itu, kita akan mengusulkan kepada Pemko Medan untuk membuat perda agar para pedagang kecil dapat terlindungi dan tak gulung tikar,” kata Surianda Lubis.

Sementara itu, Surianda Lubis juga menyempatkan diri meninjau jalan di komplek pasar Sei Sikambing yang baru dua minggu lalu dicor oleh Pemko Medan. Saat ini kondisi coran beton tersebut mulai berlubang karena tak tahan terkena air yang berasal dari pedagang ikan. Kondisi ini dikeluhkan Yanto, pedagang ayam potong di pasar itu.

Dia menyayangkan kualitas coran jalan tersebut. “Dengan dicor seperti ini jalannya, memang sudah terlihat agak bersih. Namun sayangnya, kualitasnya tidak maksimal. Apalagi coran beton ini dilakukan pada malam hari saat turun hujan, makanya cepat rusak,” kata Yanto.

Menyikapi kondisi ini, Suryanda juga menyesalkan kualitas pengerjaan yang dilakukan Pemko Medan. Menurut Suryanda, penataan pasar tradisional yang dilakukan Pemko Medan belum terkonsep dengan baik.(ade)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/