29.3 C
Medan
Monday, July 1, 2024

Warga Marelan Protes Pabrik di Sungai Berdera

MEDAN- Puluhan warga Kelurahan Terjun Kecamatan Marelan yang tergabung dalam Pondok Keadilan Rakyat (Poker) berunjukrasa di depan Kantor wali kota Medan, Kamis (18/4). Mereka menuntut agar Pemko Medan menindak pabrik yang ada dipinggir Sungai Berdera “Kami meminta kepada Wali Kota untuk menindak pabrik-pabrik yang ada di pinggir Sungai Berdera, karena limbah mereka sudah mencemari sungai,” ujar Koordinator aksi, Rahman Gafiqi

LIMBAH: Sungai Berdera kotor akibat limbah dari pabrik  ada  lokasi itu.//DEKING/SUMUT
LIMBAH: Sungai Berdera kotor akibat limbah dari pabrik yang ada di lokasi itu.//DEKING/SUMUT

Ditegaskan, masyarakat disekitar sungai sudah sangat resah, tapi pihak perusahaan tidak pernah memikirkan nasib warga. “Kami resah karena warga menggantungkan hidup dari sungai itu, tapi sungai itu sudah tercemar, kemana lagi kami cari makan,” tegasnya.
Dikatakannya, rata-rata warga disekitar itu bermatapencarian sebagai nelayan. Semenjak pencemaan sungai tersebut, hidupn mereka pun terancam.

Masa yang datang juga turut diikuti kaum ibu-ibu dengan membawa anak kecil. Tapi, meski ditunggu, tidak ada perwakilan dari Pemko Medan yang menemui. Mereka pun pulang dengan rasa kecewa.
Sementara itu, sejumlah pabrik yang ada di pinggir Sungai Berderah yakni, PT Sari Pangan, Pengelolaan Sotong, CV. Apek, Usaha Pencucian Plastik dan lainnya. (mag-7)

MEDAN- Puluhan warga Kelurahan Terjun Kecamatan Marelan yang tergabung dalam Pondok Keadilan Rakyat (Poker) berunjukrasa di depan Kantor wali kota Medan, Kamis (18/4). Mereka menuntut agar Pemko Medan menindak pabrik yang ada dipinggir Sungai Berdera “Kami meminta kepada Wali Kota untuk menindak pabrik-pabrik yang ada di pinggir Sungai Berdera, karena limbah mereka sudah mencemari sungai,” ujar Koordinator aksi, Rahman Gafiqi

LIMBAH: Sungai Berdera kotor akibat limbah dari pabrik  ada  lokasi itu.//DEKING/SUMUT
LIMBAH: Sungai Berdera kotor akibat limbah dari pabrik yang ada di lokasi itu.//DEKING/SUMUT

Ditegaskan, masyarakat disekitar sungai sudah sangat resah, tapi pihak perusahaan tidak pernah memikirkan nasib warga. “Kami resah karena warga menggantungkan hidup dari sungai itu, tapi sungai itu sudah tercemar, kemana lagi kami cari makan,” tegasnya.
Dikatakannya, rata-rata warga disekitar itu bermatapencarian sebagai nelayan. Semenjak pencemaan sungai tersebut, hidupn mereka pun terancam.

Masa yang datang juga turut diikuti kaum ibu-ibu dengan membawa anak kecil. Tapi, meski ditunggu, tidak ada perwakilan dari Pemko Medan yang menemui. Mereka pun pulang dengan rasa kecewa.
Sementara itu, sejumlah pabrik yang ada di pinggir Sungai Berderah yakni, PT Sari Pangan, Pengelolaan Sotong, CV. Apek, Usaha Pencucian Plastik dan lainnya. (mag-7)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/