MEDAN, SUMUTPOS.CO – KABAR duka datang dari tenaga medis yang menjadi garda tedepan dalam memerangi wabah virus corona (Covid-19). Seorang dokter di Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara (RS USU) bernama dr Irsan Lubis SpS meninggal dunia karena Covid-19, Senin (18/5).
Juru Bicara (Jubir) Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Provinsi Sumut sekalgus Sekretaris Dinas Kesehatan Sumut, dr Aris Yudhariansyah yang dikonfirmasi, membenarkan bahwa doktern
yang juga dosen tersebut telah meninggal karena terpapar virus Corona. “Benar, konfirmasinya positif,” ucapnya saat dikonfrimasi.
Aris menyebutkan, dokter tersebut dirawat sejak Jumat (8/5) di Rumah Sakit Columbia Asia. Saat ini kata dia, almarhum sudah dikebumikan sesuai protokol Covid-19. “Untuk riwayatnya, kita masih melakukan tracing,” tuturnya.
Sementara itu, terhadap istri almarhum dr Evo Elidar Harahap, SpRad, Aris mengaku jika dirinya belum mendapatkan informasi, apakah juga tertular Covid-19. Akan tetapi menurut kabar yang beredar, dr Evo masih menunggu hasil laboratorium, apakah benar tertular Covid-19 atau tidak seperti suaminya.
“Kalau isterinya kayaknya nggak, hanya dia (dr Irsan) sendiri,” tandasnya.
Sementara, jumlah kasus positif Covid-19 di Sumut terus meningkat. Berdasarkan data Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Sumut hingga Senin (18/5) sore, jumlah pasien positif sebanyak 225 orang. Angka ini mengalami peningkatan 7 orang dibanding hari sebelumnya yaitu 218 orang. Peningkatan juga diikuti dengan pasien yang meninggal dunia, sebelumnya berjumlah 26 orang kini menjadi 27 orang.
Lain halnya dengan angka Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang masih dirawat, saat ini jumlahnya sebanyak 192 orang. Jumlah ini menurun dibanding hari sebelumnya yakni 202 orang. Dengan kata lain, mengalami penurunan 10 orang. Sedangkan pasien sembuh dari Covid-19 masih tetap, yaitu 58 orang.
Juru Bicara (Jubir) GTPP Covid-19 Sumut dr Whiko Irwan D mengatakan, data-data tentang Covid-19 tersebut merupakan gambaran secara tegas yang bisa dilihat, bahwa penambahan kasus baru masih terus terjadi. “Pembawa virus masih berada di tengah-tengah masyarakat, dan kemungkinan tanpa gejala tetapi bisa menularkan. Untuk itu, rajin mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir menjadi cara pencegahan efektif serta menggunakan masker,” ujar Whiko dalam keterangan persnya melalui video streaming YouTube.
Dikatakannya, Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO telah menyampaikan, virus Corona tidak akan mudah dan dengan cepat hilang dari muka bumi ini. Oleh sebab itu, mau tidak mau harus memiliki sikap, cara berpikir yang mengacu kepada protokol kesehatan di dalam kehidupan sehari-hari. “Inilah kehidupan normal yang baru, harus hidup berdampingan (virus corona). Akan tetapi, harus tetap produktif,” ujarnya.
Menurut Whiko, hidup berdampingan dengan virus corona tidak dimaknai bahwasannya menyerah. Melainkan, harus mengubah perilaku dan cara pandang. “Beberapa hal yang sudah ditutut pemerintah (protokol kesehatan) telah kita lakukan bahkan dengan baik, seperti kebiasaan untuk mencuci tangan dengan menggunakan sabun, memakai masker manakala ke luar rumah kalau memang tidak memungkinkan untuk dikerjakan dari rumah. Artinya, kita memilih untuk tidak keluar rumah dan bisa produktif di rumah, menghindari kerumunan orang dan lain sebagainya,” papar dia.
Apa yang sudah diterapkan selama ini, sambung Whiko, tentunya menjadi budaya yang bagus. Bukan hanya terkait persoalan Covid-19, tetapi juga penyakit-penyakit lainnya. “Inilah yang harus terus dilakukan sebagai upaya melawan Covid-19, sudah tidak bisa lagi mengatakan tidak mungkin terserang Covid-19. Sebab, virus ini bisa menyerang siapa saja, kelompok usia berapapun, latar belakang apapun,” jabarnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, sehubungan dengan waktu lebaran yang tinggal menghitung hari sudah barang tentu sesuai tradisi pada umumnya masyarakat pasti berkeinginan kuat melakukan mudik ke kampung halaman untuk bertemu keluarga tercinta. Untuk itu, perlu kembali diingatkan bahwa pada saat ini masih tetap berlaku imbauan larangan mudik karena tidak bisa memberikan jaminan yang pasti bahwa sepanjang perjalanan berpergian mudik aman untuk tidak tertular Covid-19.
“Besar kemungkinan kita tertular dengan orang yang tanpa gangguan atau tanpa gejala, mungkin juga dengan orang yang gejala. Oleh sebab itu, protokol kesehatan menjadi sesuatu yang tidak bisa ditawar-tawar dan harus dipatuhi secara bersama-sama. Karenanya, hanya inilah yang bisa dijadikan untuk mencegah penularan Covid-19,” tukasnya.