SANTIAGO, SUMUTPOS.CO – Pemerintah Chili mengumumkan situasi darurat di wilayah tengah negara tersebut tadi malam, menyusul gempa bumi berkekuatan 8,3 pada skala Richter.
Bencana alam yang menyebabkan terjadinya gelombang tsunami setinggi 4,5 meter sedikitnya menewaskan 12 orang.
Ombak tsunami yang menghantam daerah pantai negara ini menyebabkan perahu nelayan terseret air laut sampai ke darat dan teronggok di pinggir jalan. Diantara perahu-perahu kayu itu ada yang pecah sehingga mengakibatkan serpihan kayu tersebar di pesisir pantai.
Beberapa potongan gambar yang direkam turut menampilkan bagaimana penduduk di kota Los Vilos menemukan barang pribadi milik mereka yang terdampar di pesisir pantai. Ombak besar turut menghancurkan puluhan rumah warga yang tinggal di dekat pantai.
“Semuanya musnah. Ini bencana. Barang di restoran kami tersapu ombak. Pipa, kamar mandi, dan dapur rusak semuanya,” kata pemilik restoran di kota Illapel, Melisa Pinones.
Presiden, Michelle Bachelet mengumumkan situasi darurat diberlakukan di wilayah yang dekat dengan kota pelabuhan Coquimbo, lokasi yang menjadi pusat gempa, kemarin.
Ratusan tentara juga dikerahkan ke wilayah yang terkena dampak parah akibat gempa bumi untuk menyalurkan bantuan kepada warga.
Direktur Manajemen Bencana Chili, Ricardo Toro mengatakan, sebanyak 180 buah bangunan hancur akibat gempa bumi itu.
Beberapa wilayah di negara ini sudah kembali normal hari ini.
Sekitar satu juta penduduk diperintahkan untuk meninggalkan rumah mereka kemarin, setelah peringatan tsunami dikeluarkan di daerah-daerah di sepanjang Pantai Pasifik.
Dalam perkembangan lain, Badan Meteorologi Jepang mengatakan, tsunami kecil membadai kawasan pantai timur Jepang pagi ini, dengan ketinggian ombak diperkirakan mencapai antara 10 sampai 40 sentimeter. (Bernama/AFP/REUTERS/ray/jpnn)