25 C
Medan
Friday, June 28, 2024

Jenazah TKI Asal Karo Tertukar di Malaysia

Ciri-cirinya tak Mirip dengan Anakku…

Jenazah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Kabupaten Karo tertukar di Malaysia. Karenanya, orangtua TKI tersebut mendatangai Konsulat Jeneral (Konjen) Malaysia di Jalan Diponegoro Medan agar jenazah anak mereka dipulangkan ke tanah air,  Selasa (18/10).

Isak tangis dan emosi terlihat dari raut wajah kedua orang tua almarhum Simon Petrus Sitepu (22), warga Desa Lau Mulgap Kecamatan Mardinding, Kabupaten Karo, yang meninggal di Malaysia Jumat (14/10) lalu. Pasalnya, jenazah anak pertama pasangan Bener Sitepu (43), dan Nurlela Br Tarigan (42), tertukar dengan mayat orang lainnyan
Itu diketahui, setelah kedua pasangan ini dan beberapa sanak keluarga lainnya, melihat secara langsung jenazah yang dikirimkan ke Medan melalui Bandara Polonia, dengan pesawat Sriwijaya Air. Baik Nurlela maupun Benar Sitepu mengatakan, tidak sedikitpun ciri-ciri anak mereka terlihat pada jenazah yang dikirim tersebut.

Kabarnya, Simon meninggal dunia karena tertimpa alat berat saat bekerja di perkebunan sawit tempatnya bekerja. Menurut informasi yang diperoleh, Simon bekerja di perkebunan sawit, dari agency CV Mataram Jaya di Batam yang dipimpin Agus Hasibuan. Namun perusahaan sawit tempat Simon bekerja di Malaysia, tidak diketahui namanya.
“Jam 11.00 WIB tadi mayatnya sampai di bandara. Kami lihat, kok nggak mirip dengan anak kami. Anak kami itu, mukanya bulat. Tapi jenazah yang dikirim, mukanya lonjong. Terus, di tangan kiri anak kami di dekat jempol tangannya ada seperti tahi lalat. Tapi di jenazah ini, tidak ada. Tangan jenazah tadi, kami pegang-pegang masih bisa digoyang-goyang, berarti itu mayatnya masih baru. Anak kami meninggal lima hari lalu,” ungkap Nurlela dan Benar Sitepu saat ditanya Sumut Pos di depan Konjen Malaysia.

Tak terima dengan kenyataan itu, Benar Sitepu dan Nurlela br Tarigan serta beberapa keluarganya mendatangi Konjen Malaysia, untuk mempertanyakan hal itu.

Beberapa saat, keluarga almarhum Simon Sitepu menunggu jawaban dari pihak Konjen Malaysia. Akhirnya, ayah almarhum Benar Sitepu dipersilahkan masuk. Tak berapa lama, Benar Sitepu kembali keluar dari dalam gedung konjen negara tetangga tersebut, dengan melambaikan tangan kepada wartawan dan mengatakan, ada kesalahpahaman.
“Ada kesalahpahaman. Saya disuruh menyampaikan kepada wartawan. Katanya akan segera diurus,” ungkapnya sembari berjalan kembali memasuki gedung Konjen tersebut.

Nurlela menuturkan, mereka mengetahui putranya tercinta telah meninggal, berdasarkan keterangan rekan kerja Simon yang mengaku bermarga Manulang saat menelponnya, Jumat (14/10) sore lalu.

“Kamis (13/10) malam sekira pukul 20.00 WIB, anakku masih menelepon. Dia nanya, uang Rp1 juta yang dikirimnya apakah sudah aku terima atau belum. Ku bilang belum. Dia juga bilang, kalau aku mau pulang naik pesawat saja. Karena waktu itu aku di Batam. Terus, Jumat paginya, ku cek di kantor pos rupanya sudah sampai kirimannya. Jumat sorenya, ada yang menelepon aku, katanya namanya Manulang dan satu kerjaan dengan anakku, dan Manulang mengatakan, anakku sudah meninggal karena tertimpa alat berat. Aku kaget mendengarnya,” ungkap Nurlela sedih.(ari)

Ciri-cirinya tak Mirip dengan Anakku…

Jenazah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Kabupaten Karo tertukar di Malaysia. Karenanya, orangtua TKI tersebut mendatangai Konsulat Jeneral (Konjen) Malaysia di Jalan Diponegoro Medan agar jenazah anak mereka dipulangkan ke tanah air,  Selasa (18/10).

Isak tangis dan emosi terlihat dari raut wajah kedua orang tua almarhum Simon Petrus Sitepu (22), warga Desa Lau Mulgap Kecamatan Mardinding, Kabupaten Karo, yang meninggal di Malaysia Jumat (14/10) lalu. Pasalnya, jenazah anak pertama pasangan Bener Sitepu (43), dan Nurlela Br Tarigan (42), tertukar dengan mayat orang lainnyan
Itu diketahui, setelah kedua pasangan ini dan beberapa sanak keluarga lainnya, melihat secara langsung jenazah yang dikirimkan ke Medan melalui Bandara Polonia, dengan pesawat Sriwijaya Air. Baik Nurlela maupun Benar Sitepu mengatakan, tidak sedikitpun ciri-ciri anak mereka terlihat pada jenazah yang dikirim tersebut.

Kabarnya, Simon meninggal dunia karena tertimpa alat berat saat bekerja di perkebunan sawit tempatnya bekerja. Menurut informasi yang diperoleh, Simon bekerja di perkebunan sawit, dari agency CV Mataram Jaya di Batam yang dipimpin Agus Hasibuan. Namun perusahaan sawit tempat Simon bekerja di Malaysia, tidak diketahui namanya.
“Jam 11.00 WIB tadi mayatnya sampai di bandara. Kami lihat, kok nggak mirip dengan anak kami. Anak kami itu, mukanya bulat. Tapi jenazah yang dikirim, mukanya lonjong. Terus, di tangan kiri anak kami di dekat jempol tangannya ada seperti tahi lalat. Tapi di jenazah ini, tidak ada. Tangan jenazah tadi, kami pegang-pegang masih bisa digoyang-goyang, berarti itu mayatnya masih baru. Anak kami meninggal lima hari lalu,” ungkap Nurlela dan Benar Sitepu saat ditanya Sumut Pos di depan Konjen Malaysia.

Tak terima dengan kenyataan itu, Benar Sitepu dan Nurlela br Tarigan serta beberapa keluarganya mendatangi Konjen Malaysia, untuk mempertanyakan hal itu.

Beberapa saat, keluarga almarhum Simon Sitepu menunggu jawaban dari pihak Konjen Malaysia. Akhirnya, ayah almarhum Benar Sitepu dipersilahkan masuk. Tak berapa lama, Benar Sitepu kembali keluar dari dalam gedung konjen negara tetangga tersebut, dengan melambaikan tangan kepada wartawan dan mengatakan, ada kesalahpahaman.
“Ada kesalahpahaman. Saya disuruh menyampaikan kepada wartawan. Katanya akan segera diurus,” ungkapnya sembari berjalan kembali memasuki gedung Konjen tersebut.

Nurlela menuturkan, mereka mengetahui putranya tercinta telah meninggal, berdasarkan keterangan rekan kerja Simon yang mengaku bermarga Manulang saat menelponnya, Jumat (14/10) sore lalu.

“Kamis (13/10) malam sekira pukul 20.00 WIB, anakku masih menelepon. Dia nanya, uang Rp1 juta yang dikirimnya apakah sudah aku terima atau belum. Ku bilang belum. Dia juga bilang, kalau aku mau pulang naik pesawat saja. Karena waktu itu aku di Batam. Terus, Jumat paginya, ku cek di kantor pos rupanya sudah sampai kirimannya. Jumat sorenya, ada yang menelepon aku, katanya namanya Manulang dan satu kerjaan dengan anakku, dan Manulang mengatakan, anakku sudah meninggal karena tertimpa alat berat. Aku kaget mendengarnya,” ungkap Nurlela sedih.(ari)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/