26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Warga Belawan Demo di Kantor Gubsu, Tuntut Penanganan Banjir Rob

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Ratusan warga Kecamatan Belawan, Kota Medan, menggeruduk Kantor Gubernur Sumatera Utara, Jalan Diponegoro, Medan, Senin (17/10). Massa dari Forum Anak Belawan Bersatu (FABB) itu berunjuk rasa di depan kantor gubernur menuntut agar Belawan diselamatkan dari banjir rob yang sudah lama terjadi.

UNJUKRASA: Massa dari Forum Anak Belawan Bersatu (FABB) berunjuk rasa di depan kantor gubernur menuntut agar Belawan diselamatkan dari banjir rob.istimewa/sumut pos.

Dalam aksinya, mereka membawa spanduk bertuliskan selamatkan Belawan dari banjir rob. Juga ada aksi teatrikal seorang warga yang mandi pakai air laut asin Belawan dan lewat pengeras suara, Ketua FABB, Rakhai Chairil Chanioago, berteriak memanggil Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi, dan Wakil Gubernur Sumut, Musa Rajekshah, keluar menemui warga.

Namun sampai Salat Zuhur, kedua pemimpin Sumut itu tak kunjung hadir. Dan mereka tidak mau diterima perwakilan gubernur, sebab menurut massa, masalah banjir rob Belawan mendesak diatasi. Bahkan salah seorang aktivis mahasiswa asal Belawan, mengingatkan Edy Rahmayadi dan Musa Rajekshah, jangan lupa bahwa mereka saat Pilgub Sumut 2018, juga dipilih orang Belawan.

Oleh Ketua FABB, Rakhai Chairil Chaniaho, banjir rob kerap terjadi dan sudah sejak belasan tahun lalu terjadi, namun tak ada solusi konkrit dari pemerintah.”Bapak Gubernur, kalian semua, kalian semua, pahami. kami ada di sini karena tanah kami terendam oleh banjir,” ungkap Chairil.

Akibat banjir rob, kata Chairil, warga kesusahan karena selain merusak rumah dan peralatan rumah tangga, juga karena melumpuhkan perekonomian warga setempat.

Chairil Chaniago menyebutkan penyebab banjir rob penimbunan paluh-paluh dan kerusakan hutan mangrove, pertambakan, perkebunan sawit, serta tidak terlepas dari pembuangan sampah sembarangan.

Akumulasi dari semua itu adalah Belawan identik dengan kemiskinan, kriminal, narkoba, praktik perjudian, prostitusi dan lainnya.”Tapi kampung kami Kota Belawan, Kecamatan Belawan dianggap semacam dapur belakang rumah. Kami tidak terima!,” tegas Chairil.

Padahal Belawan menurutnya adalah salah satu penyangga utama perekonomian Kota Medan dan Sumut, sebab di sana padat aktivitas ekonomi oleh banyak instansi dan lembaga pemerintah, BUMN maupun swasta.

Karena itu, FABB tegas Chairil, mendesak pemerintah menghentikan aktivitas pertambakan, kebun sawit, reklamasi pantai menjadi pelabuhan dan tempat depo container.

Diminta agar dipulihkan jalur hijau/hutan mangrove sebagai penyangga air, dilakukan pengerukan/pendalaman paluh-paluh, bangun tanggul cegah banjir, serta perbaikan sistem drainase, infrastruktur jalan dan jembatan di Belawan.

Sebelumnya, Tonny Silalahi, salah satu pengurus FABB, dalam orasinya antara lain mengancam akan menurunkan massa yang lebih besar untuk melumpuhkan aktivitas jalan tol jika aksi mereka tidak serius diitanggapi. (mbc/ila)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Ratusan warga Kecamatan Belawan, Kota Medan, menggeruduk Kantor Gubernur Sumatera Utara, Jalan Diponegoro, Medan, Senin (17/10). Massa dari Forum Anak Belawan Bersatu (FABB) itu berunjuk rasa di depan kantor gubernur menuntut agar Belawan diselamatkan dari banjir rob yang sudah lama terjadi.

UNJUKRASA: Massa dari Forum Anak Belawan Bersatu (FABB) berunjuk rasa di depan kantor gubernur menuntut agar Belawan diselamatkan dari banjir rob.istimewa/sumut pos.

Dalam aksinya, mereka membawa spanduk bertuliskan selamatkan Belawan dari banjir rob. Juga ada aksi teatrikal seorang warga yang mandi pakai air laut asin Belawan dan lewat pengeras suara, Ketua FABB, Rakhai Chairil Chanioago, berteriak memanggil Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi, dan Wakil Gubernur Sumut, Musa Rajekshah, keluar menemui warga.

Namun sampai Salat Zuhur, kedua pemimpin Sumut itu tak kunjung hadir. Dan mereka tidak mau diterima perwakilan gubernur, sebab menurut massa, masalah banjir rob Belawan mendesak diatasi. Bahkan salah seorang aktivis mahasiswa asal Belawan, mengingatkan Edy Rahmayadi dan Musa Rajekshah, jangan lupa bahwa mereka saat Pilgub Sumut 2018, juga dipilih orang Belawan.

Oleh Ketua FABB, Rakhai Chairil Chaniaho, banjir rob kerap terjadi dan sudah sejak belasan tahun lalu terjadi, namun tak ada solusi konkrit dari pemerintah.”Bapak Gubernur, kalian semua, kalian semua, pahami. kami ada di sini karena tanah kami terendam oleh banjir,” ungkap Chairil.

Akibat banjir rob, kata Chairil, warga kesusahan karena selain merusak rumah dan peralatan rumah tangga, juga karena melumpuhkan perekonomian warga setempat.

Chairil Chaniago menyebutkan penyebab banjir rob penimbunan paluh-paluh dan kerusakan hutan mangrove, pertambakan, perkebunan sawit, serta tidak terlepas dari pembuangan sampah sembarangan.

Akumulasi dari semua itu adalah Belawan identik dengan kemiskinan, kriminal, narkoba, praktik perjudian, prostitusi dan lainnya.”Tapi kampung kami Kota Belawan, Kecamatan Belawan dianggap semacam dapur belakang rumah. Kami tidak terima!,” tegas Chairil.

Padahal Belawan menurutnya adalah salah satu penyangga utama perekonomian Kota Medan dan Sumut, sebab di sana padat aktivitas ekonomi oleh banyak instansi dan lembaga pemerintah, BUMN maupun swasta.

Karena itu, FABB tegas Chairil, mendesak pemerintah menghentikan aktivitas pertambakan, kebun sawit, reklamasi pantai menjadi pelabuhan dan tempat depo container.

Diminta agar dipulihkan jalur hijau/hutan mangrove sebagai penyangga air, dilakukan pengerukan/pendalaman paluh-paluh, bangun tanggul cegah banjir, serta perbaikan sistem drainase, infrastruktur jalan dan jembatan di Belawan.

Sebelumnya, Tonny Silalahi, salah satu pengurus FABB, dalam orasinya antara lain mengancam akan menurunkan massa yang lebih besar untuk melumpuhkan aktivitas jalan tol jika aksi mereka tidak serius diitanggapi. (mbc/ila)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/