25 C
Medan
Tuesday, November 26, 2024
spot_img

Siapkan Traffic Management untuk Moda Transportasi Massal di Medan

Sepi Penumpang Bus Tetap Jalan

MACET:
Lalu lintas padat di Jalan Balai Kota Medan, Minggu (8/12) lalu. Kian bertambahnya kendaraan pribadi menyebabkan kemacetan. Karenanya, Pemko Medan akan menyiapkan Traffic Management untuk transportasi massal.
MACET: Lalu lintas padat di Jalan Balai Kota Medan, Minggu (8/12) lalu. Kian bertambahnya kendaraan pribadi menyebabkan kemacetan. Karenanya, Pemko Medan akan menyiapkan Traffic Management untuk transportasi massal.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pemerintah Kota (Pemko) Medan telah menandatangani kerja sama dengan Dirjen Perhuhungan Darat Kementerian Perhubungan untuk dapat menerapkan sistem beli jasa layanan transportasi (buy the service) di Kota Medan. Karenanya, Dirjen Perhubungan Darat meminta Pemko Medan dapat merancang Traffic Management sebagai sebuah aturan agar sistem buy the service dapat berjalan dengan baik.

“Tahun 2020 kita akan terapkan transportasi dengan sistem buy the service atau beli jasa layanan transportasi. Untuk mendukung itu kita akan siapkan traffic management, supaya ini bisa segera diterapkan dengan baik. Tapi itu nanti sembari, layanan berjalan aturan pun kita terapkan,” ucap Plt Wali Kota Medan, Akhyar Nasution, Rabu (18/12).

Buy the service, lanjutnya, diharapkan dapat menjadi salah satu solusi bagi masyarakat untuk mendapatkan transportasi massal yang aman, nyaman dan tepat waktu. Selain itu, sistem ini juga diharapkan dapat menjadi solusi dari tingginya tingkat populasi kendaraan di Kota Medan yang menyebabkan kemacetan.

“Jadi nanti kita akan beli layanan ini, bus akan berangkat sesuai jadwal dari koridor yang ditentukan ke tujuan. Ada tidak ada penumpang atau sepi penumpang, bus tetap jalan dengan tepat waktu sesuai rute,” ujarnya.

Akhyar juga menuturkan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Organda Medan untuk dapat merekrut para supir angkot di Kota Medan yang telah teruji menjadi supir bus buy the service. Sedangkan bagi sisanya, angkot-angkot yang ada akan menjadi fitter (instalatur) untuk mengangkut penumpang dari kawasan pinggiran ke jalan utama yang dilalui bus layanan buy the service.

“Awalnya ini tentu sulit, karena terkait kebiasaan masyarakat. Tugas kita adalah bagaimana mengurangi volume rasio penggunaan kendaraan, khususnya mobil pribadi di Kota Medan,” jelasnya.

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Medan, Iswar S.SiT MT mengatakan, terkait traffic management, Dinas Perhubungan sedang membahasnya. Ada beberapa hal yang akan dilakukan sebagai traffic management agar sistem buy the service dapat berjalan dengan baik.

“Belum ditentukan, tapi sedang dibahas. Kalau cara ada banyak, misalnya penerapan sistem ‘3 in 1’ ataupun nomor plat kendaraan ganjil genap,” kata Iswar kepada Sumut Pos, Rabu (18/12).

Sebab, kata Iswar, tidak harus ada management traffic terlebih dahulu agar sistem buy the service dapat berjalan. Tetapi dengan sistem buy the service berjalan, pihaknya akan mengetahui sistem traffic management apa yang akan lebih tepat untuk diterapkan.

“Intinya tujuan utama kita adalah ingin membuat masyarakat pengguna kendaraan pribadi, khususnya mobil pribadi untuk beralih ke transportasi massal. Untuk awal nantinya kita akan gratiskan biaya ongkos penumpang. Namun kalau pun nantinya harus berbayar, maka kita pastikan bahwa ongkosnya akan murah dan sangat terjangkau,” pungkasnya. (map/ila)

Sepi Penumpang Bus Tetap Jalan

MACET:
Lalu lintas padat di Jalan Balai Kota Medan, Minggu (8/12) lalu. Kian bertambahnya kendaraan pribadi menyebabkan kemacetan. Karenanya, Pemko Medan akan menyiapkan Traffic Management untuk transportasi massal.
MACET: Lalu lintas padat di Jalan Balai Kota Medan, Minggu (8/12) lalu. Kian bertambahnya kendaraan pribadi menyebabkan kemacetan. Karenanya, Pemko Medan akan menyiapkan Traffic Management untuk transportasi massal.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pemerintah Kota (Pemko) Medan telah menandatangani kerja sama dengan Dirjen Perhuhungan Darat Kementerian Perhubungan untuk dapat menerapkan sistem beli jasa layanan transportasi (buy the service) di Kota Medan. Karenanya, Dirjen Perhubungan Darat meminta Pemko Medan dapat merancang Traffic Management sebagai sebuah aturan agar sistem buy the service dapat berjalan dengan baik.

“Tahun 2020 kita akan terapkan transportasi dengan sistem buy the service atau beli jasa layanan transportasi. Untuk mendukung itu kita akan siapkan traffic management, supaya ini bisa segera diterapkan dengan baik. Tapi itu nanti sembari, layanan berjalan aturan pun kita terapkan,” ucap Plt Wali Kota Medan, Akhyar Nasution, Rabu (18/12).

Buy the service, lanjutnya, diharapkan dapat menjadi salah satu solusi bagi masyarakat untuk mendapatkan transportasi massal yang aman, nyaman dan tepat waktu. Selain itu, sistem ini juga diharapkan dapat menjadi solusi dari tingginya tingkat populasi kendaraan di Kota Medan yang menyebabkan kemacetan.

“Jadi nanti kita akan beli layanan ini, bus akan berangkat sesuai jadwal dari koridor yang ditentukan ke tujuan. Ada tidak ada penumpang atau sepi penumpang, bus tetap jalan dengan tepat waktu sesuai rute,” ujarnya.

Akhyar juga menuturkan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Organda Medan untuk dapat merekrut para supir angkot di Kota Medan yang telah teruji menjadi supir bus buy the service. Sedangkan bagi sisanya, angkot-angkot yang ada akan menjadi fitter (instalatur) untuk mengangkut penumpang dari kawasan pinggiran ke jalan utama yang dilalui bus layanan buy the service.

“Awalnya ini tentu sulit, karena terkait kebiasaan masyarakat. Tugas kita adalah bagaimana mengurangi volume rasio penggunaan kendaraan, khususnya mobil pribadi di Kota Medan,” jelasnya.

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Medan, Iswar S.SiT MT mengatakan, terkait traffic management, Dinas Perhubungan sedang membahasnya. Ada beberapa hal yang akan dilakukan sebagai traffic management agar sistem buy the service dapat berjalan dengan baik.

“Belum ditentukan, tapi sedang dibahas. Kalau cara ada banyak, misalnya penerapan sistem ‘3 in 1’ ataupun nomor plat kendaraan ganjil genap,” kata Iswar kepada Sumut Pos, Rabu (18/12).

Sebab, kata Iswar, tidak harus ada management traffic terlebih dahulu agar sistem buy the service dapat berjalan. Tetapi dengan sistem buy the service berjalan, pihaknya akan mengetahui sistem traffic management apa yang akan lebih tepat untuk diterapkan.

“Intinya tujuan utama kita adalah ingin membuat masyarakat pengguna kendaraan pribadi, khususnya mobil pribadi untuk beralih ke transportasi massal. Untuk awal nantinya kita akan gratiskan biaya ongkos penumpang. Namun kalau pun nantinya harus berbayar, maka kita pastikan bahwa ongkosnya akan murah dan sangat terjangkau,” pungkasnya. (map/ila)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/