Site icon SumutPos

Sebelum Diresmikan Tol Binjai-Medan-Tebing Masih Gratis

Foto: ANDRI GINTING/SUMUT POS
Kendaraan melintas di bawah ruas tol Medan-Kualanamu yang sedang dibangun, . Diperkirakan tol sudah dapat dipergunakan untuk mudik lebaran.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Ruas jalan tol Medan-Binjai dan Medan-Tebingtinggi diperkirakan baru dapat digunakan seluruhnya pada 2018. Meski begitu, khusus untuk memperlancar mudik Lebaran tahun, kedua ruas jalan tol tersebut sudah dapat digunakan sebagai alternatif mengurangi kemacetan.

Saat ini proses pembangunan jalan tol Binjai-Medan dan Medan-Tebingtinggi terus dikebut. Ditargetkan, Desember tahun ini pengerjaannya sudah rampung agar awal 2018 dapat digunakan sepenuhnya. Namun, target tersebut kemungkinan bakal mengalami kemunduran. Hal ini disebabkan beberapa titik yang menjadi jalur tol, terkendala pembebasan lahan masyarakat pada April lalu.

“Dari rapat koordinasi yang saya ikuti, untuk Medan-Tebingtinggi diperkirakan awal 2018. Sekarang ini jalurnya juga sudah mulai ada yang melintasi, seperti sepeda motor,” kata Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Utara (Sekdaprovsu) Hasban Ritonga kepada wartawan, Kamis (18/5).

Menurut Hasban, sebelum diresmikan, penggunaan jalur tol tersebut pada mudik Lebaran nanti masih digratiskan. Hal ini mengantisipasi adanya kepadatan arus mudik jelang Lebaran yang jatuh pada akhir Juni mendatang. “Kalau untuk Binjai-Medan, sepertinya Juli sudah akan diresmikan. Rencananya Presiden langsung yang meresmikan pengunaannya,” sebutnya.

Sedangkan untuk jalur Medan-Tebingtinggi, kata Hasban, pemberlakuan tarif baru akan dilakukan pada awal 2018. Sementara untuk penggunaannya, sudah dapat dilalui mulai dari Kota Medan hingga Sei Rampah. Dengan begitu akan mengurangi kemacetan, setidaknya di beberapa titik seperti Perbaungan, Pasar Bengkel, Sei Buluh hingga Firdaus.

“Yang pasti membantulah, karena dari Medan ke Sei Rampah itukan kepadatan kendaraan cukup tinggi. Sehingga, ini juga sebagai uji coba sebelum nanti selesai dan dikenakan tarif tol. Sementara ini dikejar untuk penggunaannya secara gratis. Jadi sekarang masih on the track lah,” katanya.

Sedangkan Manajer Proyek Jalan Tol Medan-Binjai, Hestu Budi mengaku, pihaknya terus mengejar target agar jalan tol itu bisa dilalui para pemudik. Untuk seksi dua dan tiga, disebutkan tinggal finishing dan pembangunan gerbang tol di kilometer 12 Sunggal.

“Para pemudik yang ingin melalui tol, nantinya bisa masuk melalui gerbang tol Megawati Binjai dan keluar dari gerbang tol kilometer 12 Medan Sunggal,” ungkapnya.

Hestu menjelaskan, pengerjaan tol sepanjang 17 kilometer itu dibagi dalam tiga seksi. Seksi pertama sama sekali belum dikerjakan karena masih terkendala pembebasan lahan.

Hestu menegaskan, saat Lebaran jalan tol ini masih gratis. Sebab, jalan tol itu dibuka hanya untuk mengurai kemacatan di jalan Binjai-Medan yang aksesnya selama ini cuma satu. Jalan ini mulai dikutip bayaran mulai awal 2018.

Sebelumnya, Kasatlantas Polres Sergai AKP Syarifuddin Siagian juga mengatakan, bagi pemudik yang takut terkena macet di Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) Sergai, kini tidak perlu khawatir lagi. Sebab, sudah dibuka jalur tol sebagai alternatif. Jalur tol yang dibuka, mulai dari Simpang Susun Lubukpakam menuju pintu tol yang berada di Sei Rampah.

“Nantinya bagi pemudik yang ingin mudik dari arah Medan menuju Tebingtinggi, bisa langsung masuk jalur tol dari Lubukpakam. Tepatnya di Simpang Susun, terus keluar di pintu tol Sei Rampah tanpa dikenakan biaya tarif tol,” jelas AKP Syarifuddin Siagian saat ditemui Sumut Pos di ruang kerjanya, belum lama ini.

Sebaliknya, bagi pemudik yang datang dari Tebingtinggi menuju Medan, bisa menggunakan jalur tol dari Sei Bamban. Lalu, keluar menuju pintu tol Lubukpakam. Dengan dibukanya jalur tol tersebut, maka kendaraan akan terhindar dari beberapa titik kemacetan di sepanjang Jalinsum Sergai. Seperti Kota Perbaungan, Pasar Bengkel, Sei Rampah, Kampung Pon dan sekitarnya.

“Pada H-7 Hari Raya Idul Fitri nanti volume kendaraan akan meningkat,” terangnya.

Sejauh ini, proses pengerjaan tol sudah mencapai kurang lebih 75 persen. Sebab, belum lama ini ia dan Kapolres Sergai AKBP Eko Suprihanto sudah mengecek proses pengerjaannya.

Sementara, Kementerian PUPR saat ini menyusun masterplan dan development plan infrastruktur untuk mendukung pengembangan konektivitas antar kawasan di Sumatera Utara. Rencana tersebut meliputi sumber daya air, jalan untuk konektivitas, keciptakaryaan serta perumahan.

“Di mana teknis perencanaan detail dan pembangunan fisiknya, dilaksanakan unit organisasi teknis di Kementerian PUPR,” jelas Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Rido Matari Ichwan dalam Rapat Pembahasan Detail Program Integrasi Pengembangan Kawasan Provinsi Sumatera Utara di Kementerian Perhubungan, Jakarta, Rabu (18/5).

Rido mengungkapkan, pada 2017, demi mengembangkan konektivitas di Sumatera Utara, sedang dibangun beberapa jalan potensial. Di antaranya jalan nasional di Metropolitan Medan, jalan nasional wilayah I Sumatera Utara, jalan nasional wilayah II provinsi Sumatera Utara serta jalan bebas Hambatan Medan-Kualanamu.

“Pada 2018 akan ada pembangunan underpass Katamso, Toll Road Development Project of Medan Kualanamu Csu01, Pembangunan jalan akses Bandara Sibisa Aji Bata dan pembangunan jembatan Tano Ponggol,” terangnya.

Dalam rapat tersebut diputuskan proyek pembangunan tersebut akan melibatkan investor. Pasalnya, kemampuan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dinilai masih belum memadai.

Selain itu, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian ditetapkan sebagai koordinator pengembangan konektivitas di Sumatera Utara. Sebab, pelaksanaan percepatan pengembangan konektivitas dinilai perlu dilakukan dalam satu koordinasi.

Segala pembangunan infrastruktur ini dinilai penting untuk menunjang konektivitas di Sumatera Utara. Apalagi Sumatera Utara telah ada beberapa perencanaan sejumlah kawasan tematik, seperti Kawasan Industri (KI) Sei Mangkei di Kabupaten Simalungun dan Batubara.

Selain itu, ada juga Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Toba meliputi Kabupaten Dairi, Karo, Simalungun, Toba Samosir, Humbang Hasundutan, Tapanuli Utara, dan Samosir.

“Ada juga kawasan Metropolitan Mebidangro yakni Kota Medan, Binjai, Kabupaten Deli Sedang dan Karo,” imbuh dia.

Sampai saat ini PUPR telah menggarap proyek strategis konektivitas pada 2015-2017 di Sumater Utara, antara lain pembangunan Jalan Tol Medan–Kualanamu–Tebing Tinggi, Feasibility Study (studi kelayakan) dan Detail Engineering Design (DED) Jalan Tol Tebing Tinggi–Siantar-Parapat.

Begitu juga paket preservasi dan pelebaran Jalan Tebing Tinggi- P. Siantar-Parapat (Jalan Lingkar Luar Parapat), Preservasi dan Pelebaran Jalan Lingkar Pulau Samosir. Begitu juga rekonstruksi Jalan Bandara Silangit–Muara, Pembangunan Jembatan Tano Ponggol di Kabupaten Samosir serta jalan Akses Bandara Sibisa untuk ruas Aek Natolu–Sibisa sepanjang 2,5 km. (bal/sur/bbs/adz)

Exit mobile version