30.5 C
Medan
Saturday, September 28, 2024

Ramadan, Buah dan Mamin Impor Ilegal Diawasi

BELAWAN- Untuk mengantisipasi masuknya produk makanan dan minuman (mamin) asal luar negeri masuk ke Sumut secera ilegal, yang diperkirakan lewat jalur pelabuhan resmi ataupun non resmi menjelang bulan ramadan, Rumah Asiprasi Rakyat (Aspira) Sumut, mendesak Kanwil Bea Cukai, Disperindag dan BPOM untuk memperketat pengawasan di wilayah pelabuhan.

Produk mamin import ilegal ini diperkirakan akan membanjiri Belawan jelang ramadan ini, masuk melalui pintu-pintu pelabuhan yang ada di sumut. Meski untuk produk dari China dan negara-negara ASEAN sudah bebas bea masuk, penyelundupan mamin ilegal diprediksi tetap mengalir untuk menghindari standardisasi produk dan uji klinis, termasuk dalam hal pelabelan.

“Selain di pelabuhan besar, pemerintah juga harus memperketat pengawasan di pelabuhan kecil di sepanjang garis pantai atau muara-muara sungai. Selama ini, tempat-tempat itu merupakan pintu masuk barang-barang ilegal ke Sumatera Utara,” ujar R Aritonang Ketua Rumah Aspirasi Rakyat (Aspira) kepada Sumut Pos, Kamis (19/7) di Belawan.

Selama ini, sambung Rion Aritonang, pemerintah hanya fokus pada pengawasan di pelabuhan-pelabuhan resmi di Sumut seperti diantaranya Pelabuhan Belawan dan Dumai. Sementara, sejumlah pelabuhan kecil seperti Pelabuhan Tanjung Balai Asahan dan Pelabuhan di Kabupaten Batu Bara luput dari pantauan.

“Masih ada produk mamin ilegal yang masuk lewat pintu-pintu non resmi untuk menghindari standardisasi produk. Untuk itu kita mintakan supaya pengawasan diperketat. Karena bukan tidak mungkin jarak Malaysia dan Sumut yang sangat berdekatan memungkinkan masuknya produk mamin ilegal dari negara tersebut,” tegasnya.

Kasubsi Penindakan dan Penyidik Kantor (P2) Pelayanan Pengawasan Bea Cukai Belawan, Suadi P kepada Sumut Pos mengatakan, pihaknya tetap memperketat pengawasan terhadap masuknya makanan, minuman serta buah impor melalui Pelabuhan Internasional Belaawan dan BICT (Belawan Internasional Container Terminal) pihak tetap melakukan pengawasan.

“Untuk pengawasan saat tetap kita perketat, pemeriksaan setiap makanan, minuman serta buah impor kita lakukan sesuai prosedur dan belum ada ditemukan yang menyalahi ketantuan,” kata, Suadi.

Dikatakanya, pada bulan ramadhan atau menjelang lebaran nantinya pengawasan disekitar pelabuhan akan semakin diperketat, dengan melibatkan instansi terkait lainnya. “Pembentukan tim nanti ada, sejumlah instansi juga dilibatkan di dalamnya untuk mengawasi setiap masuknya produk mamin dan buah impor,” terangnya.

Terkait pengawasan disejumlah pelabuhan (tangkahan) kecil yang banyak ditemui di pinggiran pantai Belawan dan disinyalir sering dijadikan jalur masuknya barang impor ilegal, Suadi mengakui kalau pengawasan dikawasan tersebut sulit terjangkau pihaknya. “Di pinggiran pantai Belawan terlalu banyak tangkahan liar seperti itu, jadi dalam pengawasannya kita akui sulit dan tidak terjangkau kita,” ungkap dia.(mag-17)

BELAWAN- Untuk mengantisipasi masuknya produk makanan dan minuman (mamin) asal luar negeri masuk ke Sumut secera ilegal, yang diperkirakan lewat jalur pelabuhan resmi ataupun non resmi menjelang bulan ramadan, Rumah Asiprasi Rakyat (Aspira) Sumut, mendesak Kanwil Bea Cukai, Disperindag dan BPOM untuk memperketat pengawasan di wilayah pelabuhan.

Produk mamin import ilegal ini diperkirakan akan membanjiri Belawan jelang ramadan ini, masuk melalui pintu-pintu pelabuhan yang ada di sumut. Meski untuk produk dari China dan negara-negara ASEAN sudah bebas bea masuk, penyelundupan mamin ilegal diprediksi tetap mengalir untuk menghindari standardisasi produk dan uji klinis, termasuk dalam hal pelabelan.

“Selain di pelabuhan besar, pemerintah juga harus memperketat pengawasan di pelabuhan kecil di sepanjang garis pantai atau muara-muara sungai. Selama ini, tempat-tempat itu merupakan pintu masuk barang-barang ilegal ke Sumatera Utara,” ujar R Aritonang Ketua Rumah Aspirasi Rakyat (Aspira) kepada Sumut Pos, Kamis (19/7) di Belawan.

Selama ini, sambung Rion Aritonang, pemerintah hanya fokus pada pengawasan di pelabuhan-pelabuhan resmi di Sumut seperti diantaranya Pelabuhan Belawan dan Dumai. Sementara, sejumlah pelabuhan kecil seperti Pelabuhan Tanjung Balai Asahan dan Pelabuhan di Kabupaten Batu Bara luput dari pantauan.

“Masih ada produk mamin ilegal yang masuk lewat pintu-pintu non resmi untuk menghindari standardisasi produk. Untuk itu kita mintakan supaya pengawasan diperketat. Karena bukan tidak mungkin jarak Malaysia dan Sumut yang sangat berdekatan memungkinkan masuknya produk mamin ilegal dari negara tersebut,” tegasnya.

Kasubsi Penindakan dan Penyidik Kantor (P2) Pelayanan Pengawasan Bea Cukai Belawan, Suadi P kepada Sumut Pos mengatakan, pihaknya tetap memperketat pengawasan terhadap masuknya makanan, minuman serta buah impor melalui Pelabuhan Internasional Belaawan dan BICT (Belawan Internasional Container Terminal) pihak tetap melakukan pengawasan.

“Untuk pengawasan saat tetap kita perketat, pemeriksaan setiap makanan, minuman serta buah impor kita lakukan sesuai prosedur dan belum ada ditemukan yang menyalahi ketantuan,” kata, Suadi.

Dikatakanya, pada bulan ramadhan atau menjelang lebaran nantinya pengawasan disekitar pelabuhan akan semakin diperketat, dengan melibatkan instansi terkait lainnya. “Pembentukan tim nanti ada, sejumlah instansi juga dilibatkan di dalamnya untuk mengawasi setiap masuknya produk mamin dan buah impor,” terangnya.

Terkait pengawasan disejumlah pelabuhan (tangkahan) kecil yang banyak ditemui di pinggiran pantai Belawan dan disinyalir sering dijadikan jalur masuknya barang impor ilegal, Suadi mengakui kalau pengawasan dikawasan tersebut sulit terjangkau pihaknya. “Di pinggiran pantai Belawan terlalu banyak tangkahan liar seperti itu, jadi dalam pengawasannya kita akui sulit dan tidak terjangkau kita,” ungkap dia.(mag-17)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/