Site icon SumutPos

Ramadhan Pohan Bantah Ditangkap Polisi: Isu Itu…!

Ramadhan Pohan, politikus demokrat yang juga mantan Calon Walikota Medan pada pilkada baru lalu.
Ramadhan Pohan, politikus demokrat yang juga mantan Calon Walikota Medan pada pilkada baru lalu.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Aparat dari Polda Sumatera Utara (Poldasu) membekuk politikus Partai Demokrat, Ramadhan Pohan di Jakarta Pusat, Selasa (19/7) malam. Bekas anggota Komisi I DPR itu diduga menipu untuk pencalonannya pada pemilihan wali kota Medan tahun lalu.

Namun, hal ini dibantah oleh mantan anggota DPR yang akrab disapa Rampo itu. “Tidak ada penangkapan, penahanan. Isu itu,” katanya menjawab JPNN, Rabu (20/7).

Untuk menjelaskan duduk perkara kasus dugaan penipuan lebih Rp 20 miliar itu, Rampo mengaku akan memberikan keterangan kepada pihak kepolisian di Polda Sumtara Utara.

“Pagi ini kami akan kasih keterangan di Poldasu. Semoga cepat selesai. Amin. Besok juga ada pemeriksaan lanjutan laporan balik saya,” tulisnya melalui pesan singkat.

SEMPAT MINTA TOLONG BANG RUHUT
Ternyata, saat Rampo -sapaan Ramadhan- dibekuk, wakil sekretaris jenderal PD itu mencoba menghubungi koleganya, Ruhut Sitompul. Rampo ingin meminta tolong ke juru bicara PD yang duduk di Komisi III DPR itu.

Menurut Ruhut, tadi malam dirinya beberapa kali ditelepon Rampo. Namun, Ruhut tak tahu dan baru membuka telepon genggamnya pada pagi hari tadi.

“Beberapa kali saya ditelpon sama dia, tapi saya tidak angkat karena saya tidak tahu. Tadi pagi saya baru baca SMS-nya,” kata Ruhut di gedung DPR Jakarta, Rabu (20/7).

Ruhut lantas membacakan SMS dari Rampo. “Bang saya di Cikini ini, ada reserse dari Polda Sumut. Tolonglah bang, telepon balik Kapolda karena saya mau dibawa ke Cengkareng mau dibawa ke Medan malam ini,” tutur Ruhut membacakan SMS dari Rampo.

Menurut Ruhut, dugaan penipuan yang dituduhkan pada koleganya itu terjadi setahun lalu. Seusai pilkada Kota Medan, Ruhut dihubungi Rampo yang mengaku terus-terusan dikejar penagih utang.

Padahal, kata Ruhut, koleganya mengaku tak punya utang. Ruhut pun meminta Rampo berani menghadapinya tanpa melibatkan partai pimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu.

“Saya bilang hadapi, karena ketua umum SBY kami tidak boleh intervensi,” ujar Ruhut.

Lebih lanjut Ruhut mengatakan, Rampo mengaku tak ada perjanjian tertulis soal utang-piutang itu. “Ini yang melaporkan adalah tim suksesnya. Sudah kalah jadilah utang. Dia bilang tidak ada hitam diatas putih,” tambahnya.(fat/jpnn)

Exit mobile version