32 C
Medan
Sunday, October 20, 2024
spot_img

Uskup Agung Medan Positif Covid-19, Vikjen, Pastor, dan Suster Ikut Terpapar

Uskup Agung Medan Mgr  Kornelius  Sipayung OFM Cap.
Uskup Agung Medan Mgr  Kornelius  Sipayung OFM Cap.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Uskup Agung Medan Mgr  Kornelius  Sipayung OFM Cap dinyatakan positif Covid-19, dan saat ini sedang dirawat di RS Martha Friska. Selain Uskup Agung, Vikaris Jendral (Vikjen) Pastor Mikhael Manurung, serta sejumlah pastor, suster juga ikut diserang Virus Corona Para pastor itu antara lain, Pastor Borta Rumapea, Pastor Jodi Turnip, dan Romo Aldus.

“Di sana-sini sudah beredar kabar tentang Uskup Agung Medan Mgr Kornelius Sipayung OFM Cap. Kami informasikan, Uskup Agung Medan Mgr Kornelius Sipayung OFM Cap positif Covid dengan test PCR,” kata Juru Bicara Keuskupan Agung Medan (KAM), RP Benyamin Purba OFM Cap, Minggu (19/7/2020).

Pastor Benyamin menjelaskan, sebelumnya Uskup Agung Medan sempat menjalani perawatan awal di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan pada 13 Juli lalu. Keesokannya, Uskup dirujuk ke RS Martha Friska untuk menjalani perawatan terkait kondisi terjangkit Virus Corona. “Hasil ini diinformasikan oleh dokter Rumah Sakit Martha Friska dr Fransiscus Ginting, Uskup dinyatakan positif,” terangnya.

Lebih lanjut Pastor Benyamin menambahkan, meski saat ini Uskup Agung Medan Mgr Kornelius Sipayung OFM Cap resmi dikabarkan positif mengidap Covid-19, namun kondisinya stabil. Selain itu, ungkapnya, Uskup Agung Kornelius juga tetap bisa mendapat asupan makanan.

Benyamin pun mengajak semua pihak agar tetap menjalankan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 lewat cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, dan pakai masker. “Laporan kemarin kondisi stabil, mandi sendiri, dan makan tetap baik,” ungkapnya.

Sedangkan untuk Pastor Borta Rumapea, Pastor Jodi Turnip, dan Romo Aldus, ketiganya juga dinyatakan positif Covid -19 berdasarkan hasil PCR. Ketiganya masuk Rumah Sakit Elisabeth Medan pada tanggal yang nyaris bersamaan. Borta masuk pada 13 Juli, Jodi 16 Juli dan Romo Aldus 15 Juli.

Selain itu, ada dua pastor lain yang menunjukkan gejala Covid-19, saat ini diisolasi di tempat masing-masing, yakni Pastor Petrus Simarmata dan Fernandus Saragih. Tidak hanya pastor, seorang suster juga sedang diisolasi di tempatnya karena menunjukkan gejala Covid -19, yakni Suster Mangela. Juga dua orang awam di KAM masing-masing Melina Marbun dan Nona Kristina. Ada kurang lebih 16 orang yang biasa ada di KAM, termasuk satpam petugas dapur dan petugas taman. “Kami minta yang ada kontak langsung sejak tanggal 1 Juli dengan nama-nama yang disebutkan untuk mengambil sikap ,” kata Pastor Benyamin.

Dengan kondisi itu, Mgr Kornelius Sipayung telah menunjuk RP Benyamin AC Purba OFM Cap sebagai pengganti sementara. Keputusan penunjukan ini tercantum dalam sebuah surat tertanggal 18 Juli 2020 yang ditandatangani Uskup Agung Keuskupan Agung Medan Mgr Kornelius Sipayung OFM Cap.

Pastor Benyamin yang juga Vikaris Yudisialis dan anggota Kolegium Konsultor KAM ini juga bertugas sebagai juru bicara (jubir) dan Moderator Kuria Keuskupan Agung Medan, dalam lingkup gerejawi dan sipil.

“Keadaan kesehatan saya, Uskup Agung Medan dan Vikjen KAM, belum memadai (terhalang) untuk melaksanakan tugas rutin dengan semestinya. Karena itu, dengan semangat Kitab Hukum Kanonik, yakni: Kan. 502:, Kan. 473:. Saya menunjuk RP Benyamin AC Purba OFM Cap sebagai Juru Bicara dan Moderator Kuria Keuskupan Agung Medan, dalam lingkup gerejawi dan sipil,” demikian tertulis dalam surat tersebut, Minggu (19/7/2020).

Dalam surat tersebut dikatakan, Pastor Benyamin akan bertugas sampai kesehatan Uskup Agung Medan dan Vikjen KAM benar-benar kembali pulih dan memungkinkan untuk bertugas kembali. Di bawah otoritas Uskup, ia bertugas mengoordinasi hal-hal yang menyangkut pengurusan perkara administratif dan juga mengusahakan agar semua anggota kuria lainnya menjalankan tugas yang dipercayakan kepada mereka masing-masing.

“Semoga Tuhan memberkati dan menyertai kita sekalian dalam menghadapi penyakit virus corona Covid-19,” tulis Uskup Agung Keuskupan Agung Medan Mgr Kornelius Sipayung OFM Cap dalam akhir suratnya.

///Kasus Positif di Sumut Capai 1.937

Angka kasus positif Covid-19 di Sumut hingga kini terus bertambah. Kemarin (19/7), pasien baru positif Covid-19 bertambah 14 orang. Juru Bicara (Jubir) Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Sumut Mayor Kes dr Whiko Irwan SpB menyebutkan, total angka kasus positif Covid-19 sudah mencapai 2.937 orang dari sebelumnya 2.923 orang. Sedangkan yang sembuh, sebanyak 719 orang dari sebelumnya 694 orang.

“Untuk yang meninggal dunia akibat Covid-19 jumlahnya menjadi 147 orang dari 146 orang sebelumnya. Kemudian, jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) berkurang menjadi 318 orang dan orang dalam pemantauan (ODP) sebanyak 2.416 penderita,” ujar Whiko kepada wartawan, Minggu (19/7).

Whiko menjelaskan, penyebaran Covid-19 dengan kasus tertinggi ada di wilayah Kota Medan sebanyak 1.818 orang. Disusul Deliserdang sebanyak 399 orang, Pematangsiantar 147 orang, Simalungun 106 orang, Binjai 46 orang, Karo 40 orang, Batubara dan Langkat 32 orang, Serdang Bedagai 31 orang dan luar Sumut 103 orang lalu serta info domisili belum jelas sebanyak 55 orang.

Diungkapkannya, peningkatan penderita baru Covid-19 ini masih akan terus terjadi di Sumut. Apalagi, bila perilaku masyarakat seperti saat ini di mana masih banyak yang berkumpul, beraktivitas pada keramaian, tidak menggunakan masker. Hal ini masih dapat dilihat di beberapa wilayah di Sumut. Karena itu, pihaknya sangat prihatin sekali dengan adanya lonjakan penderita Covid-19 di Sumut. “Untuk itu, marilah kita lakukan, upaya-upaya pencegahan terhadap penularan virus corona ini,” sebutnya.

Dia menuturkan, kasus virus corona yang terjadi saat ini telah berdampak dan merugikan segala sisi kehidupan, mulai dari dampak sosial, pariwisata, ekonomi, pendidikan, perdagangan, transportasi dan kesehatan. Saat ini masyarakat tidak bisa merayakan pesta-pesta pernikahan dan tidak bisa menggelar konser musik. “Tempat-tempat hiburan tidak bisa kita kunjungi karena ditutup sementara. Sekolah-sekolah diliburkan, pertokoan, pusat perbelanjaan dibatasi operasionalnya dan berkurang pengunjungnya. Angkutan massal darat, laut dan udara juga dibatasi operasionalnya,” terangnya.

Ia menambahkan, GTPP Covid-19 Sumut kembali meminta kepada seluruh masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penularan Covid-19. Sebab, angka penyebarannya masih terus meningkat. “Satu-satunya cara adalah memutus rantai penularan. Tanpa adanya penularan, virus akan dimusnahkan oleh imunitas tubuh kita. Tanpa adanya penularan, maka virus corona yang ada di lingkungan kita akan musnah dengan sendirinya.

Karena itu, masyarakat dapat memahami bahwa tanpa penggunaan masker, risiko penularan bisa mencapai 70 persen. Sebaliknya, risiko penularan akan semakin menurun hingga di bawah 1 persen bila semua menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak dan menghindari keramaian atau kerumunan,” tandasnya.

//Sehari, 50 Kasus Baru di Medan

Penyebaran Covid-19 di Kota Medan semakin mengkhawatirkan. Berdasarkan data yang dirilis Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kota Medan, sejak Kamis (16/7) hingga Sabtu (18/7), jumlah peningkatan penularan Covid-19 selalu di atas 50 kasus baru setiap harinya.

Seperti diketahui, pada Kamis (16/7) lalu, terkonfirmasi 1.690 kasus baru Covid-19 di Kota Medan dengan jumlah PDP sebanyak 205 orang. Pada Jumat (17/7), terkonfirmasi 1.744 kasus dengan jumlah PDP sebanyak 221. Dengan demikian, dalam satu hari kasus positif Covid-19 bertambah sebanyak 54 kasus.

Selanjutnya, pada Sabtu (18/7) pukul 19.30 WIB, terkonfirmasi 1.809 kasus. Artinya, bila dibandingkan dari data yang ada pada Jumat (17/7), dalam satu hari peningkatan kasus positif Covid-19 di Kota Medan bertambah sebanyak 65 orang. Dari total jumlah tersebut, sebanyak 522 orang dinyatakan sembuh dan 91 orang dinyatakan meninggal dunia.

Sekretaris GTPP Covid-19 Kota Medan, Arjuna Sembiring mengatakan, pihaknya tetap berupaya untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di Kota Medan, khususnya dengan memastikan diterapkannya protokol kesehatan di seluruh kawasan di Kota Medan, khususnya di tempat-tempat umum. “Peningkatan masih terjadi, tapi usaha kita juga masih terus berlanjut. Kita sedang terus berusaha untuk terus menyosialisasikan kepada masyarakat akan pentingnya mengikuti protokol kesehatan,” ucap Arjuna.

Sebab katanya, kunci utama dari keberhasilan pencegahan penyebaran Covid-19 adalah kedisplinan masyarakat dan seluruh elemen yang ada dalam menerapkan protokol kesehatan secara ketat, yakni memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak. “Itu sebabnya pemerintah membuat Perwal Nomor 27/2020 agar masyarakat tetap bisa beraktivitas di tengah pandemi, tetapi tetap terjaga dan terlindungi dirinya serta orang lain dari kedisplinannya dalam menjaga protokol kesehatan. Kita sampai saat ini juga masih terus menyosialisasikan Perwal No.27/2020 itu,” katanya.

Menanggpai hal ini, Ketua Pansus Covid-19 Kota Medan, Robi Barus mengatakan, sampai saat ini dirinya masih kecewa dengan kinerja GTPP Covid-19 Medan yang tidak maksimal dalam mencegah dan menanggulangi penyebaran Covid-19 di Kota Medan. “Say pribadi hampir tidak melihat adanya langkah nyata yang dilakukan mereka, di mana-mana saya seringkali melihat masyarakat tak pakai masker. Saya bingung, dimana pengawasan mereka,” ujar Robi kepada Sumut Pos, Minggu (19/7).

Dikatakan Robi, dibuatnya Perwal Nomor 27/2020 tidaklah berarti apa-apa bila Pemko Medan sendiri tidak melakukan sosialisasi dan pengawasan yang serius terhadap jalannya Perwal tersebut. “Jangan hanya tahu buat Perwal, tapi juga harus tahu cara menerapkannya dengan benar. Tugas gugus tugas kan untuk memastikan bahwa jalannya Perwal itu dalam pengawasan yang baik, hingga membuat masyarakat mematuhi Perwal itu,” katanya. (bbs/ris/map)

Uskup Agung Medan Mgr  Kornelius  Sipayung OFM Cap.
Uskup Agung Medan Mgr  Kornelius  Sipayung OFM Cap.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Uskup Agung Medan Mgr  Kornelius  Sipayung OFM Cap dinyatakan positif Covid-19, dan saat ini sedang dirawat di RS Martha Friska. Selain Uskup Agung, Vikaris Jendral (Vikjen) Pastor Mikhael Manurung, serta sejumlah pastor, suster juga ikut diserang Virus Corona Para pastor itu antara lain, Pastor Borta Rumapea, Pastor Jodi Turnip, dan Romo Aldus.

“Di sana-sini sudah beredar kabar tentang Uskup Agung Medan Mgr Kornelius Sipayung OFM Cap. Kami informasikan, Uskup Agung Medan Mgr Kornelius Sipayung OFM Cap positif Covid dengan test PCR,” kata Juru Bicara Keuskupan Agung Medan (KAM), RP Benyamin Purba OFM Cap, Minggu (19/7/2020).

Pastor Benyamin menjelaskan, sebelumnya Uskup Agung Medan sempat menjalani perawatan awal di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan pada 13 Juli lalu. Keesokannya, Uskup dirujuk ke RS Martha Friska untuk menjalani perawatan terkait kondisi terjangkit Virus Corona. “Hasil ini diinformasikan oleh dokter Rumah Sakit Martha Friska dr Fransiscus Ginting, Uskup dinyatakan positif,” terangnya.

Lebih lanjut Pastor Benyamin menambahkan, meski saat ini Uskup Agung Medan Mgr Kornelius Sipayung OFM Cap resmi dikabarkan positif mengidap Covid-19, namun kondisinya stabil. Selain itu, ungkapnya, Uskup Agung Kornelius juga tetap bisa mendapat asupan makanan.

Benyamin pun mengajak semua pihak agar tetap menjalankan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 lewat cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, dan pakai masker. “Laporan kemarin kondisi stabil, mandi sendiri, dan makan tetap baik,” ungkapnya.

Sedangkan untuk Pastor Borta Rumapea, Pastor Jodi Turnip, dan Romo Aldus, ketiganya juga dinyatakan positif Covid -19 berdasarkan hasil PCR. Ketiganya masuk Rumah Sakit Elisabeth Medan pada tanggal yang nyaris bersamaan. Borta masuk pada 13 Juli, Jodi 16 Juli dan Romo Aldus 15 Juli.

Selain itu, ada dua pastor lain yang menunjukkan gejala Covid-19, saat ini diisolasi di tempat masing-masing, yakni Pastor Petrus Simarmata dan Fernandus Saragih. Tidak hanya pastor, seorang suster juga sedang diisolasi di tempatnya karena menunjukkan gejala Covid -19, yakni Suster Mangela. Juga dua orang awam di KAM masing-masing Melina Marbun dan Nona Kristina. Ada kurang lebih 16 orang yang biasa ada di KAM, termasuk satpam petugas dapur dan petugas taman. “Kami minta yang ada kontak langsung sejak tanggal 1 Juli dengan nama-nama yang disebutkan untuk mengambil sikap ,” kata Pastor Benyamin.

Dengan kondisi itu, Mgr Kornelius Sipayung telah menunjuk RP Benyamin AC Purba OFM Cap sebagai pengganti sementara. Keputusan penunjukan ini tercantum dalam sebuah surat tertanggal 18 Juli 2020 yang ditandatangani Uskup Agung Keuskupan Agung Medan Mgr Kornelius Sipayung OFM Cap.

Pastor Benyamin yang juga Vikaris Yudisialis dan anggota Kolegium Konsultor KAM ini juga bertugas sebagai juru bicara (jubir) dan Moderator Kuria Keuskupan Agung Medan, dalam lingkup gerejawi dan sipil.

“Keadaan kesehatan saya, Uskup Agung Medan dan Vikjen KAM, belum memadai (terhalang) untuk melaksanakan tugas rutin dengan semestinya. Karena itu, dengan semangat Kitab Hukum Kanonik, yakni: Kan. 502:, Kan. 473:. Saya menunjuk RP Benyamin AC Purba OFM Cap sebagai Juru Bicara dan Moderator Kuria Keuskupan Agung Medan, dalam lingkup gerejawi dan sipil,” demikian tertulis dalam surat tersebut, Minggu (19/7/2020).

Dalam surat tersebut dikatakan, Pastor Benyamin akan bertugas sampai kesehatan Uskup Agung Medan dan Vikjen KAM benar-benar kembali pulih dan memungkinkan untuk bertugas kembali. Di bawah otoritas Uskup, ia bertugas mengoordinasi hal-hal yang menyangkut pengurusan perkara administratif dan juga mengusahakan agar semua anggota kuria lainnya menjalankan tugas yang dipercayakan kepada mereka masing-masing.

“Semoga Tuhan memberkati dan menyertai kita sekalian dalam menghadapi penyakit virus corona Covid-19,” tulis Uskup Agung Keuskupan Agung Medan Mgr Kornelius Sipayung OFM Cap dalam akhir suratnya.

///Kasus Positif di Sumut Capai 1.937

Angka kasus positif Covid-19 di Sumut hingga kini terus bertambah. Kemarin (19/7), pasien baru positif Covid-19 bertambah 14 orang. Juru Bicara (Jubir) Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Sumut Mayor Kes dr Whiko Irwan SpB menyebutkan, total angka kasus positif Covid-19 sudah mencapai 2.937 orang dari sebelumnya 2.923 orang. Sedangkan yang sembuh, sebanyak 719 orang dari sebelumnya 694 orang.

“Untuk yang meninggal dunia akibat Covid-19 jumlahnya menjadi 147 orang dari 146 orang sebelumnya. Kemudian, jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) berkurang menjadi 318 orang dan orang dalam pemantauan (ODP) sebanyak 2.416 penderita,” ujar Whiko kepada wartawan, Minggu (19/7).

Whiko menjelaskan, penyebaran Covid-19 dengan kasus tertinggi ada di wilayah Kota Medan sebanyak 1.818 orang. Disusul Deliserdang sebanyak 399 orang, Pematangsiantar 147 orang, Simalungun 106 orang, Binjai 46 orang, Karo 40 orang, Batubara dan Langkat 32 orang, Serdang Bedagai 31 orang dan luar Sumut 103 orang lalu serta info domisili belum jelas sebanyak 55 orang.

Diungkapkannya, peningkatan penderita baru Covid-19 ini masih akan terus terjadi di Sumut. Apalagi, bila perilaku masyarakat seperti saat ini di mana masih banyak yang berkumpul, beraktivitas pada keramaian, tidak menggunakan masker. Hal ini masih dapat dilihat di beberapa wilayah di Sumut. Karena itu, pihaknya sangat prihatin sekali dengan adanya lonjakan penderita Covid-19 di Sumut. “Untuk itu, marilah kita lakukan, upaya-upaya pencegahan terhadap penularan virus corona ini,” sebutnya.

Dia menuturkan, kasus virus corona yang terjadi saat ini telah berdampak dan merugikan segala sisi kehidupan, mulai dari dampak sosial, pariwisata, ekonomi, pendidikan, perdagangan, transportasi dan kesehatan. Saat ini masyarakat tidak bisa merayakan pesta-pesta pernikahan dan tidak bisa menggelar konser musik. “Tempat-tempat hiburan tidak bisa kita kunjungi karena ditutup sementara. Sekolah-sekolah diliburkan, pertokoan, pusat perbelanjaan dibatasi operasionalnya dan berkurang pengunjungnya. Angkutan massal darat, laut dan udara juga dibatasi operasionalnya,” terangnya.

Ia menambahkan, GTPP Covid-19 Sumut kembali meminta kepada seluruh masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penularan Covid-19. Sebab, angka penyebarannya masih terus meningkat. “Satu-satunya cara adalah memutus rantai penularan. Tanpa adanya penularan, virus akan dimusnahkan oleh imunitas tubuh kita. Tanpa adanya penularan, maka virus corona yang ada di lingkungan kita akan musnah dengan sendirinya.

Karena itu, masyarakat dapat memahami bahwa tanpa penggunaan masker, risiko penularan bisa mencapai 70 persen. Sebaliknya, risiko penularan akan semakin menurun hingga di bawah 1 persen bila semua menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak dan menghindari keramaian atau kerumunan,” tandasnya.

//Sehari, 50 Kasus Baru di Medan

Penyebaran Covid-19 di Kota Medan semakin mengkhawatirkan. Berdasarkan data yang dirilis Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kota Medan, sejak Kamis (16/7) hingga Sabtu (18/7), jumlah peningkatan penularan Covid-19 selalu di atas 50 kasus baru setiap harinya.

Seperti diketahui, pada Kamis (16/7) lalu, terkonfirmasi 1.690 kasus baru Covid-19 di Kota Medan dengan jumlah PDP sebanyak 205 orang. Pada Jumat (17/7), terkonfirmasi 1.744 kasus dengan jumlah PDP sebanyak 221. Dengan demikian, dalam satu hari kasus positif Covid-19 bertambah sebanyak 54 kasus.

Selanjutnya, pada Sabtu (18/7) pukul 19.30 WIB, terkonfirmasi 1.809 kasus. Artinya, bila dibandingkan dari data yang ada pada Jumat (17/7), dalam satu hari peningkatan kasus positif Covid-19 di Kota Medan bertambah sebanyak 65 orang. Dari total jumlah tersebut, sebanyak 522 orang dinyatakan sembuh dan 91 orang dinyatakan meninggal dunia.

Sekretaris GTPP Covid-19 Kota Medan, Arjuna Sembiring mengatakan, pihaknya tetap berupaya untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di Kota Medan, khususnya dengan memastikan diterapkannya protokol kesehatan di seluruh kawasan di Kota Medan, khususnya di tempat-tempat umum. “Peningkatan masih terjadi, tapi usaha kita juga masih terus berlanjut. Kita sedang terus berusaha untuk terus menyosialisasikan kepada masyarakat akan pentingnya mengikuti protokol kesehatan,” ucap Arjuna.

Sebab katanya, kunci utama dari keberhasilan pencegahan penyebaran Covid-19 adalah kedisplinan masyarakat dan seluruh elemen yang ada dalam menerapkan protokol kesehatan secara ketat, yakni memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak. “Itu sebabnya pemerintah membuat Perwal Nomor 27/2020 agar masyarakat tetap bisa beraktivitas di tengah pandemi, tetapi tetap terjaga dan terlindungi dirinya serta orang lain dari kedisplinannya dalam menjaga protokol kesehatan. Kita sampai saat ini juga masih terus menyosialisasikan Perwal No.27/2020 itu,” katanya.

Menanggpai hal ini, Ketua Pansus Covid-19 Kota Medan, Robi Barus mengatakan, sampai saat ini dirinya masih kecewa dengan kinerja GTPP Covid-19 Medan yang tidak maksimal dalam mencegah dan menanggulangi penyebaran Covid-19 di Kota Medan. “Say pribadi hampir tidak melihat adanya langkah nyata yang dilakukan mereka, di mana-mana saya seringkali melihat masyarakat tak pakai masker. Saya bingung, dimana pengawasan mereka,” ujar Robi kepada Sumut Pos, Minggu (19/7).

Dikatakan Robi, dibuatnya Perwal Nomor 27/2020 tidaklah berarti apa-apa bila Pemko Medan sendiri tidak melakukan sosialisasi dan pengawasan yang serius terhadap jalannya Perwal tersebut. “Jangan hanya tahu buat Perwal, tapi juga harus tahu cara menerapkannya dengan benar. Tugas gugus tugas kan untuk memastikan bahwa jalannya Perwal itu dalam pengawasan yang baik, hingga membuat masyarakat mematuhi Perwal itu,” katanya. (bbs/ris/map)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru