31 C
Medan
Tuesday, July 2, 2024

Dr RE Nainggolan Orasi Ilmiah di Universitas Dharma Agung

MEDAN- Pendidikan merupakan dasar dari berbagai dimensi kehidupan manusia. “Tanpa pendidikan, manusia tidak akan dapat menyelesaikan berbagai persoalan kehidupan, termasuk pengentasan kemiskinan dan peningkatan kesehatan masyarakat,” ujar Dr RE Nainggolan dalam orasi ilmiah di Hermina Hall, Medan, Kamis (18/10) dalam Dies Natalis ke-53 Universitas Dharma Agung (UDA).

Menurut mantan Sekdaprovsu yang akrab disapa RE ini, kemajuan suatu negara 90 persen ditentukan kualitas SDM, hanya 10 persen ditentukan sumber daya alam. Jadi, kualitas SDM yang menetukan maju tidaknya suatu negara.

Dia mencontohkan, di era tahun 70-an negara Malaysia banyak belajar dari Indonesia soal pendidikan. Namun, belakangan ini malah terbalik, dan Malaysia yang menjadi tempat belajar bagi mahasiswa Indonesia.

“Seperti Jepang dan Jerman misalnya, walau telah hancur lebur pada perang dunia kedua, Negaranya dalam waktu yang tidak terlalu lama telah pulih dan bangkit menjadi negara super power. Begitu pula Tiongkok, Korsel, bahkan India, menjadi negara-negara yang sangat berkembang saat ini,” katanya.
Sebagaimana diketahui kata RE Nainggolan, kondisi pendidikan di Indonesia sampai saat ini belum memberikan hasil  yang memuaskan terlebih jika  dihubungkan dengan tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam UU No 20 tahun 2003 bab II pasal 3 yang menyatakan, pendidikan nasional berfungsi mengembangkan  dan membentuk watak  serta peradaban bangsa yang bermanfaat  dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Ceramah ilmiah yang disampaikan balon Gubsu ini mendapat sambutan dari seribuan mahasiswa UDA. Dalam pertemuan yang dihadiri kaum intelektual muda itu diwarnai dengan sesi tanya-jawab.

Selain RE tampil pula Rektor UDA Prof Dr Binsar Panjaitan dan sejumlah narasumber menyampaikan orasi ilmiah. Hadir dalam acara itu keluarga Besar Yayasan UDA, Ketua dan para anggota Senat Akademik UDA, para Guru Besar, staf eselon II mewakili gubsu,  wali  kota Medan, serta pihak Kopertis Wilayah I.

RE mengutarakan praktik pendidikan di Indonesia diarahkan kepada upaya mengembangkan manusia utuh, manusia yang bukan hanya cerdas dari aspek kecakapan intelektual saja, melainkan juga kepribadian dan keterampilannya, atau dalam istilah penulis insan yang cerdas otaknya, lembut hatinya dan terampil tangannya.

”Tanpa pendidikan yang bermutu tak mungkin tujuan pembangunan dapat terwujud. Pendidikan bermutu dan pembangunan berkualitas bagai dua sisi mata uang yang mustahil dipisahkan satu sama lain,’’ katanya. (rel/tms)

MEDAN- Pendidikan merupakan dasar dari berbagai dimensi kehidupan manusia. “Tanpa pendidikan, manusia tidak akan dapat menyelesaikan berbagai persoalan kehidupan, termasuk pengentasan kemiskinan dan peningkatan kesehatan masyarakat,” ujar Dr RE Nainggolan dalam orasi ilmiah di Hermina Hall, Medan, Kamis (18/10) dalam Dies Natalis ke-53 Universitas Dharma Agung (UDA).

Menurut mantan Sekdaprovsu yang akrab disapa RE ini, kemajuan suatu negara 90 persen ditentukan kualitas SDM, hanya 10 persen ditentukan sumber daya alam. Jadi, kualitas SDM yang menetukan maju tidaknya suatu negara.

Dia mencontohkan, di era tahun 70-an negara Malaysia banyak belajar dari Indonesia soal pendidikan. Namun, belakangan ini malah terbalik, dan Malaysia yang menjadi tempat belajar bagi mahasiswa Indonesia.

“Seperti Jepang dan Jerman misalnya, walau telah hancur lebur pada perang dunia kedua, Negaranya dalam waktu yang tidak terlalu lama telah pulih dan bangkit menjadi negara super power. Begitu pula Tiongkok, Korsel, bahkan India, menjadi negara-negara yang sangat berkembang saat ini,” katanya.
Sebagaimana diketahui kata RE Nainggolan, kondisi pendidikan di Indonesia sampai saat ini belum memberikan hasil  yang memuaskan terlebih jika  dihubungkan dengan tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam UU No 20 tahun 2003 bab II pasal 3 yang menyatakan, pendidikan nasional berfungsi mengembangkan  dan membentuk watak  serta peradaban bangsa yang bermanfaat  dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Ceramah ilmiah yang disampaikan balon Gubsu ini mendapat sambutan dari seribuan mahasiswa UDA. Dalam pertemuan yang dihadiri kaum intelektual muda itu diwarnai dengan sesi tanya-jawab.

Selain RE tampil pula Rektor UDA Prof Dr Binsar Panjaitan dan sejumlah narasumber menyampaikan orasi ilmiah. Hadir dalam acara itu keluarga Besar Yayasan UDA, Ketua dan para anggota Senat Akademik UDA, para Guru Besar, staf eselon II mewakili gubsu,  wali  kota Medan, serta pihak Kopertis Wilayah I.

RE mengutarakan praktik pendidikan di Indonesia diarahkan kepada upaya mengembangkan manusia utuh, manusia yang bukan hanya cerdas dari aspek kecakapan intelektual saja, melainkan juga kepribadian dan keterampilannya, atau dalam istilah penulis insan yang cerdas otaknya, lembut hatinya dan terampil tangannya.

”Tanpa pendidikan yang bermutu tak mungkin tujuan pembangunan dapat terwujud. Pendidikan bermutu dan pembangunan berkualitas bagai dua sisi mata uang yang mustahil dipisahkan satu sama lain,’’ katanya. (rel/tms)

Previous article
Next article

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/