25.2 C
Medan
Saturday, June 22, 2024

Ditambal Sulam dan Bergelombang

fakhrul rozi/sumut pos Ditambal: Beberapa pekerja pembangunan jalan nasional di utara Kota Medan saat melakukan tambal sulam lubang jalan.  yang sempat dibongkar didua akibat berkualitas buruk, Minggu(19/10) kemarin.
fakhrul rozi/sumut pos
Ditambal: Beberapa pekerja pembangunan jalan nasional di utara Kota Medan saat melakukan tambal sulam lubang jalan.
yang sempat dibongkar didua akibat berkualitas buruk, Minggu(19/10) kemarin.

BELAWAN, SUMUTPOS.CO- Pembangunan jalan nasional di Medan Utara yang dibongkar, Minggu (19/10) kemarin, mulai ditutup pihak pelaksana proyek. Hanya saja, penutupan lubang-lubang di sepanjang Jalan KL Yos Sudarso, terkesan berantakan dan tidak sempurna. Sejumlah pengendara khususnya roda dua pun mengeluhkan kondisi tersebut, sebab bekas tambalan bergelombang dan dianggap bisa menyebabkan kecelakaan.

Sekretaris Lembaga Pemantau dan Peduli Pembangunan Kota Medan (LP3M), Herianto menanggapi dugaan buruknya kualitas pembangunan infrastruktur jalan nasional di utara Kota Medan mengatakan, seharusnya tim Satuan Kerja (Satker) yang mempunyai kewenangan untuk itu, mesti bertanggungjawab dalam hal mengawasi proyek yang tidak sedikit menggunakan anggaran negara.”Kalau memang kualitasnya buruk, apalagi dikeluhkan banyak pihak. Patut diduga, tim Satker Pelaksana Jalan Nasional (PJN) Metropolitan Medan, sangat lemah dalam melakukan pengawasan terhadap proyek tersebut,” ungkap, Herianto.

Begitu pun, lanjutnya, pembangunan itu baru dikatakan berhasil, jika masyarakat turut berpartisipasi di dalam mengawasinya. Tujuannya, supaya penggunaan anggaran yang telah digelontorkan oleh pemerintah tidak terbuang sia-sia.”Kalau masyarakat sudah berperan aktif dalam mengawasi, maka apa yang menjadi keluhan atau pengaduan masyarakat mesti disikapi. Apalagi yang berkaitan dengan kondisi riil pembangunan yang terjadi di lapangan,” pungkasnya.

Hermawan (30) pengguna jalan mengatakan, bila penambalan dari lubang jalan yang sebelumnya dibongkar tersebut tidak hanya membahayakan keselamatan jiwa pengendara, tapi penambalan terkesan asal jadi dan tidak akan bertahan lama.

“Apalagi, ini proyek jalan nasional harus ada perhatian serius dari pemerintah. Dan, jangan hanya dijadikan sebagai proyek abadi untuk sekedar menghabiskan anggaran saja,” ucapnya.(rul/ila)

fakhrul rozi/sumut pos Ditambal: Beberapa pekerja pembangunan jalan nasional di utara Kota Medan saat melakukan tambal sulam lubang jalan.  yang sempat dibongkar didua akibat berkualitas buruk, Minggu(19/10) kemarin.
fakhrul rozi/sumut pos
Ditambal: Beberapa pekerja pembangunan jalan nasional di utara Kota Medan saat melakukan tambal sulam lubang jalan.
yang sempat dibongkar didua akibat berkualitas buruk, Minggu(19/10) kemarin.

BELAWAN, SUMUTPOS.CO- Pembangunan jalan nasional di Medan Utara yang dibongkar, Minggu (19/10) kemarin, mulai ditutup pihak pelaksana proyek. Hanya saja, penutupan lubang-lubang di sepanjang Jalan KL Yos Sudarso, terkesan berantakan dan tidak sempurna. Sejumlah pengendara khususnya roda dua pun mengeluhkan kondisi tersebut, sebab bekas tambalan bergelombang dan dianggap bisa menyebabkan kecelakaan.

Sekretaris Lembaga Pemantau dan Peduli Pembangunan Kota Medan (LP3M), Herianto menanggapi dugaan buruknya kualitas pembangunan infrastruktur jalan nasional di utara Kota Medan mengatakan, seharusnya tim Satuan Kerja (Satker) yang mempunyai kewenangan untuk itu, mesti bertanggungjawab dalam hal mengawasi proyek yang tidak sedikit menggunakan anggaran negara.”Kalau memang kualitasnya buruk, apalagi dikeluhkan banyak pihak. Patut diduga, tim Satker Pelaksana Jalan Nasional (PJN) Metropolitan Medan, sangat lemah dalam melakukan pengawasan terhadap proyek tersebut,” ungkap, Herianto.

Begitu pun, lanjutnya, pembangunan itu baru dikatakan berhasil, jika masyarakat turut berpartisipasi di dalam mengawasinya. Tujuannya, supaya penggunaan anggaran yang telah digelontorkan oleh pemerintah tidak terbuang sia-sia.”Kalau masyarakat sudah berperan aktif dalam mengawasi, maka apa yang menjadi keluhan atau pengaduan masyarakat mesti disikapi. Apalagi yang berkaitan dengan kondisi riil pembangunan yang terjadi di lapangan,” pungkasnya.

Hermawan (30) pengguna jalan mengatakan, bila penambalan dari lubang jalan yang sebelumnya dibongkar tersebut tidak hanya membahayakan keselamatan jiwa pengendara, tapi penambalan terkesan asal jadi dan tidak akan bertahan lama.

“Apalagi, ini proyek jalan nasional harus ada perhatian serius dari pemerintah. Dan, jangan hanya dijadikan sebagai proyek abadi untuk sekedar menghabiskan anggaran saja,” ucapnya.(rul/ila)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/