30.5 C
Medan
Saturday, September 28, 2024

BPBD Siapkan Relokasi Warga Ulu Pungkut

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pasca banjir bandang yang melanda wilayah Mandailing Natal (Madina) Sabtu (13/10) malam lalu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumatera Utara masih intens melakukan proses evakuasi desa-desa yang terisolasi. TNI, Polri, Tim SAR, BPBD dan para relawan masih berada di Kecamatan Ulu Pungkut, guna membersihkan material dan puing-puing pascabandang.

“Untuk pengoptimalan tanggap darurat di Madina, status bencana diperpanjang satu minggu ke depan,” kata Kepala BPBD Sumut, Riadil Akhir Lubis, menjawab Sumut Pos, Jumat (19/10).

Ia menjelaskan, para pengungsi masih berada di tenda-tenda pengungsian. Karena itu, BPBD menyiapkan relokasi bagi mereka. “Kegiatan evakuasi masih berlangsung di Ulu Pungkut. membersihkan kayu dan batu mulai dari atas hingga kebawah,” katanya.

Tentang Desa Tagilang Julu, Kecamatan Muara Batang Gadis, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), yang terisolasi akibat terjangan banjir bandang, Riadil mengatakan, belum mendapat informasi rinci. “Saya cek dulu informasi akuratnya ya,” katanya.

Namun sepengamatan dirinya saat meninjau langsung ke lokasi bersama Gubsu pekan lalu, diakuinya, memang ada beberapa desa yang masih terisolasi dan dalam kondisi memprihatinkan. “Kalau saya tidak salah, desa tersebut terimbas air itu keluarnya dari bukit-bukit. Akses menuju lokasi tersebut memang sulit dituju,” katanya.

Apalagi malamnya ada banjir bandang susulan. Air yang turun datangnya dari gunung menuju ke jalan. “Kami tengok waktu itu sekitar pukul 20.00 WIB. Macam air pancoran dari bukit paling tinggi. Begitupun saya akan cek lagi kalau ternyata sampai ada lima unit rumah warga yang hanyut akibat bandang,” katanya.

Selain melakukan evakuasi dan mempersiapkan relokasi, pemerintah juga bakal menyiapkan sekolah untuk masyarakat di daerah itu, dan menggerakkan ekonomi rakyat di bidang perkebunan. Apalagi pembangunan sekolah perkebunan di sana merupakan permintaan masyarakat dan Pemkab Madina.

“Saya sudah koordinasikan dengan Kadisdik Arsyad Lubis untuk menyiapkan sekolah pengganti di sana. “Kan sekarang SMA/SMK berada di bawah naungan Pemprovsu,” ujar mantan kepala Bappeda Sumut ini.

Mengenai infrastruktur jalan, sambung Riadil, terutama di Kecamatan Natal saat ini sedang ditangani langsung oleh pihak Balai Besar Jalan Nasional.

Sejak dilanda banjir bandang, Sabtu (13/10) malam lalu, Desa Tagilang Julu hingga saat ini masih terisolir. Kondisi warga di kampung itu masih memprihatinkan. Bantuan pemerintah belum bisa disalurkan akibat sulitnya akses menuju kampung tersebut.

Informasi diperoleh, sedikitnya lima unit rumah milik warga hanyut diseret banjir beberapa hari lalu. Selain itu, belasan rumah warga rusak parah. Warga terpaksa menumpang di rumah warga lainnya. Sedangkan untuk kebutuhan makanan, warga menyediakan sendiri karena belum ada bantuan dari pemerintah.

Camat Muara Batang Gadis, Sahrul Matondang mengatakan, sulitnya akses ke Desa Tagilang Julu, lantaran sisa dari longsor dan banjir belum bisa dibersihkan. Sejumlah akses yang rusak seperti jalan yang sulit dilalui, jaringan telpon terputus. “Desa Tagilang Julu dan Dusun Baronjong terparah. Naik roda dua saja harus ditarik. Makanya bantuan sulit dikirim, jaringan pun baru bisa, mau ke Natal jalan terputus,” ujarnya.

Sahrul mengatakan, bencana banjir Desa Tagilang Julu mengakibatkan 5 rumah hanyut, 11 rusak berat, dan 33 rusak ringan akibat luapan sungai Tagilang. Di Dusun Baronjong telah menghanyutkan 1 unit rumah, di Desa SP 1 dan 2 Singkuang. Sementara di Manuncang masih terendam banjir sampai sekarang. Banjir yang terjadi di Hutarimbaru, Lubuk Kapundung mulai surut.

Menurut Sahrul, sebanyak 49 rumah wajib direlokasi akibat terkena banjir dan longsor. “Kondisi ke-49 rumah warga sudah tidak layak huni. Selain itu rawan bencana dari Sungai Tagilang,” ujarnya.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pasca banjir bandang yang melanda wilayah Mandailing Natal (Madina) Sabtu (13/10) malam lalu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumatera Utara masih intens melakukan proses evakuasi desa-desa yang terisolasi. TNI, Polri, Tim SAR, BPBD dan para relawan masih berada di Kecamatan Ulu Pungkut, guna membersihkan material dan puing-puing pascabandang.

“Untuk pengoptimalan tanggap darurat di Madina, status bencana diperpanjang satu minggu ke depan,” kata Kepala BPBD Sumut, Riadil Akhir Lubis, menjawab Sumut Pos, Jumat (19/10).

Ia menjelaskan, para pengungsi masih berada di tenda-tenda pengungsian. Karena itu, BPBD menyiapkan relokasi bagi mereka. “Kegiatan evakuasi masih berlangsung di Ulu Pungkut. membersihkan kayu dan batu mulai dari atas hingga kebawah,” katanya.

Tentang Desa Tagilang Julu, Kecamatan Muara Batang Gadis, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), yang terisolasi akibat terjangan banjir bandang, Riadil mengatakan, belum mendapat informasi rinci. “Saya cek dulu informasi akuratnya ya,” katanya.

Namun sepengamatan dirinya saat meninjau langsung ke lokasi bersama Gubsu pekan lalu, diakuinya, memang ada beberapa desa yang masih terisolasi dan dalam kondisi memprihatinkan. “Kalau saya tidak salah, desa tersebut terimbas air itu keluarnya dari bukit-bukit. Akses menuju lokasi tersebut memang sulit dituju,” katanya.

Apalagi malamnya ada banjir bandang susulan. Air yang turun datangnya dari gunung menuju ke jalan. “Kami tengok waktu itu sekitar pukul 20.00 WIB. Macam air pancoran dari bukit paling tinggi. Begitupun saya akan cek lagi kalau ternyata sampai ada lima unit rumah warga yang hanyut akibat bandang,” katanya.

Selain melakukan evakuasi dan mempersiapkan relokasi, pemerintah juga bakal menyiapkan sekolah untuk masyarakat di daerah itu, dan menggerakkan ekonomi rakyat di bidang perkebunan. Apalagi pembangunan sekolah perkebunan di sana merupakan permintaan masyarakat dan Pemkab Madina.

“Saya sudah koordinasikan dengan Kadisdik Arsyad Lubis untuk menyiapkan sekolah pengganti di sana. “Kan sekarang SMA/SMK berada di bawah naungan Pemprovsu,” ujar mantan kepala Bappeda Sumut ini.

Mengenai infrastruktur jalan, sambung Riadil, terutama di Kecamatan Natal saat ini sedang ditangani langsung oleh pihak Balai Besar Jalan Nasional.

Sejak dilanda banjir bandang, Sabtu (13/10) malam lalu, Desa Tagilang Julu hingga saat ini masih terisolir. Kondisi warga di kampung itu masih memprihatinkan. Bantuan pemerintah belum bisa disalurkan akibat sulitnya akses menuju kampung tersebut.

Informasi diperoleh, sedikitnya lima unit rumah milik warga hanyut diseret banjir beberapa hari lalu. Selain itu, belasan rumah warga rusak parah. Warga terpaksa menumpang di rumah warga lainnya. Sedangkan untuk kebutuhan makanan, warga menyediakan sendiri karena belum ada bantuan dari pemerintah.

Camat Muara Batang Gadis, Sahrul Matondang mengatakan, sulitnya akses ke Desa Tagilang Julu, lantaran sisa dari longsor dan banjir belum bisa dibersihkan. Sejumlah akses yang rusak seperti jalan yang sulit dilalui, jaringan telpon terputus. “Desa Tagilang Julu dan Dusun Baronjong terparah. Naik roda dua saja harus ditarik. Makanya bantuan sulit dikirim, jaringan pun baru bisa, mau ke Natal jalan terputus,” ujarnya.

Sahrul mengatakan, bencana banjir Desa Tagilang Julu mengakibatkan 5 rumah hanyut, 11 rusak berat, dan 33 rusak ringan akibat luapan sungai Tagilang. Di Dusun Baronjong telah menghanyutkan 1 unit rumah, di Desa SP 1 dan 2 Singkuang. Sementara di Manuncang masih terendam banjir sampai sekarang. Banjir yang terjadi di Hutarimbaru, Lubuk Kapundung mulai surut.

Menurut Sahrul, sebanyak 49 rumah wajib direlokasi akibat terkena banjir dan longsor. “Kondisi ke-49 rumah warga sudah tidak layak huni. Selain itu rawan bencana dari Sungai Tagilang,” ujarnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/