MEDAN, SUMUTPOS.CO – Bagi masyarakat yang ingin berenang di Kolam Renang Deli, Jalan Sutomo Medan No.4, Kelurahan Gaharu, Kecamatan Medan Timur, tampaknya harus bersabar dulu. Sebab, kolam renang tersebut saat ini hanya dibuka untuk anak-anak saja.
Sedangkan kolam renang dewasa masih ditutup. Hal ini untuk membatasi pengunjung sekaligus sebagai upaya mencegah klaster Covid-19 Perusahaan Daerah (PD) Pembangunan Kota Medan yang mengelola Kolam renang Deli tersebut, awalnya ditutup selama 6 bulan karena pandemi Covid-19, kemudian dibuka kembali 5 September 2020.
“Sampai saat ini belum kita buka secara penuh, masih kita buka sebagian. Yang sudah kita buka masih kolam renang untuk anak-anak dan remaja saja, kolam renang untuk dewasa belum,” ucap Dirut PD Pembangunan Kota Medan, Putrama Alkhairi kepada Sumut Pos, Senin (19/10).
Sebab, kata Putrama, PD Pembangunan merasa kesulitan untuk menjaga dan menerapkan protokol kesehatan bila kolam renang dewasa juga ikut dioperasikan. Jika dibuka kolam renang untuk pengunjung dewasa, akan membuat membeludak jumlah pengunjungnya.
Akibatnya, hal itu akan berpotensi dalam melanggar protokol kesehatan, salah satunya Social Distancing (Jaga Jarak) yang diatur dalam Perwal No.27/2020 tentang penerapan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) ditengah pandemi Covid-19 di Kota Medan.
“Kalau dibuka terutama di hari Minggu atau hari-hari libur lainnya, sulit bagi kita untuk menjaga protokol kesehatannya. Jadi kita juga belum berani untuk membuka secara penuh. Itu bisa kita lihat di hari Minggu atau hari libur, banyak pengunjung dewasa yang datang tapi banyak yang pulang karena kolam utama belum kita buka,” jelasnya.
Sebab dengan dibukanya kolam renang untuk anak-anak dan remaja saja, saat hari Sabtu/Minggu (Weekend) atau hari libur tiba, jumlah pengunjung dapat mencapai 300 sampai 400 orang per harinya.
“Jumlah itu sudah cukup banyak, mengingat kita harus menetapkan protokol kesehatan dengan menjaga jarak pengunjung satu sama lain,” tuturnya.
Ditanya terkait apakah kolam renang anak-anak dan remaja mampu menampung kapasitas pengunjung hingga 400 orang, Putrama menyebutkan jika tidak semua pengunjung yang datang adalah pengunjung yang menggunakan fasilitas kolam renang tersebut.
“Karena yang berenang itu banyak anak-anak, maka mereka datang bersama orangtuanya. Orangtuanya datang kan tidak ikut berenang, karena kolam utama belum sibuk. Semua tetap harus membayar tiket masuk agar bisa menemani atau memantau anaknya yang sedang berenang. Lalu yang datang kan juga bertahap, ada yang pagi, siang maupun sore,” terangnya.
Hanya saja, Putrama mengakui, jika pagi hari-hari biasa, jumlah pengunjung relatif sepi. Dalam per harinya jumlah pengunjung hanya berkisar 60 sampai 100 orang.
Anggota Komisi III DPRD Medan, Hj Netty Juniaty Siregar meminta Pemko Medan dalam hal ini PD Pembangunan Kota Medan untuk tidak kaku dan mengatur strategi yang cerdas agar kolam utama di Kolam Renang Deli dapat dibuka kembali. Secara teknis, seharusnya PD Pembangunan dapat berkoordinasi dengan gugus tugas Covid-19 Kota Medan.
Sebab faktanya, Perwal No.27 tahun 2020 tentang penerapan adaptasi kebiasaan baru (AKB) di tengah pandemi Covid-19 di Kota Medan itu dibuat agar roda perekonomian di tengah pandemi bisa kembali berjalan tetapi dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
“Bagaimana caranya agar Kolam Renang Deli bisa menghasilkan PAD (Pendapatan Asli Daerah) ditengah pandemi? Ya seharusnya PD Pembangunan bisa berkoordinasi dengan Gugus Tugas. Harusnya koordinasi itu tidak sulit, mengingat Kolam Renang Deli juga merupakan milik Pemko Medan yang dikelola oleh PD Pembangunan,” tegas Netty.
Dijelaskan Netty, PD Pembangunan tidak perlu kaku ataupun ragu bila telah berkoordinasi secara teknis dengan pihak gugus tugas dan telah menjalankan hasil koordinasi tersebut.
Sebab logikanya, bila areal kolam renang bisa menampung pengunjung sebanyak 400 orang saat kolam renang anak dibuka waktu Weekend, tetapi justru sepi pengunjung di hari biasa, maka seharusnya kolam renang utama dapat dibuka di hari biasa agar jumlah pengunjung tetap sama atau mendekati jumlah pengunjung seperti saat weekend.
“Dengan demikian, jumlah pengunjung bisa terdongkrak dan membuat kolam tidak terlalu sepi di hari biasa. Disisi lain jumlah pengunjung juga tetap tidak membludak, tetap maksimal 400 pengunjung per hari, tetapi jumlahnya stabil dari hari ke hari. Ini kan soal strategi dan koordinasi,” katanya.
Untuk itu, lanjut Netty, Komisi III DPRD Medan mengimbau kepada PD Pembangunan agar segera berkoordinasi dengan gugus tugas soal teknis dibukanya kembali kolam utama. “Sebab hanya beroperasinya kolam anak dan hanya ramai pengunjung di saat Weekend tidak akan menghasilkan PAD yang maksimal bagi Kota Medan,” pungkasnya. (map/ila)